Setiap orang pasti pernah merasa ingin diakui, dihargai, dan diterima oleh lingkungannya. Kita tumbuh dalam masyarakat yang sering kali mengajarkan bahwa nilai diri diukur dari pencapaian, penampilan, atau pendapat orang lain. Sejak kecil, kita belajar bahwa pujian membuat kita merasa lebih baik, sementara kritik bisa membuat kita merasa tidak cukup baik. Lambat laun, banyak dari kita menjadi terbiasa mencari validasi dari luar diri, berharap orang lain memberi pengakuan atas siapa kita dan apa yang kita lakukan. Ironisnya, ada satu pertanyaan yang jarang kita tanyakan pada diri sendiri, yaitu, “Apakah aku benar-benar perlu semua itu? Apabila tidak ada orang yang menyaksikan keberhasilanku, apakah aku masih bisa merasa bangga? Jika tidak ada yang sependapat dengan pilihanku, apakah aku tetap bisa melangkah dengan yakin?” Validasi diri adalah kemampuan untuk menerima, memahami, dan menghargai diri sendiri tanpa bergantung pada pengakuan dari luar. Memiliki validasi diri berarti kita tidak terus-menerus mengesampingkan kebutuhan sesuai kepribadian dan nilai diri kita demi penerimaan sosial maupun ekspektasi orang di sekeliling dunia. Sayangnya, tidak semua orang diajarkan bagaimana membangun kemampuan validasi diri. Apakah kamu salah satunya? Buku ini ditulis untuk mengajak kita melihat kembali bagaimana kita memandang diri sendiri. Ini bukan sekadar teori tentang kepercayaan diri, melainkan perjalanan reflektif yang akan menolong kita tidak terus-menerus mencari validasi eksternal agar merasa berarti. Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2025