Luwi Iswara
Jurnalisme Dasar
Format Buku
Deskripsi
Nasihat filsuf Inggris Bertrand Russell kepada mahasiswanya:
"Lakukanlah pengamatan sendiri. Aristoteles dapat menghindari kekeliruan tentang perkiraannya bahwa wanita mempunyai jumlah gigi lebih sedikit dari pria andai saja ia meminta istrinya membuka mulut dan menghitung sendiri. Menganggap kita tahu, padahal tidak, adalah kesalahan fatal yang cenderung kita lakukan."
Bertindak, action, adalah corak kerja wartawan. Karenanya, wartawan yang baik adalah yang terjun langsung ke tempat kejadian sebagai pengamat pertama. Peristiwa tidak terjadi di ruang redaksi.
Ernest Hemingway memulai karier sebagai penulis dengan menjadi wartawan The Toronto Star. Suatu ketika ia diundang menghadiri konferensi pers oleh Benito Mussolini. Bersama dengan wartawanwartawan lain, ia diantar ke ruang kerjanya. Mereka mendapati diktator Italia itu sedang asyik memperhatikan sebuah buku. Sementara para wartawan lain menunggu, Hemingway berjinjit mendekati Mussolini untuk melihat buku apa yang sedang ia baca. "Kamus Perancis-Inggris yang dipegang terbalik," demikian tulis Hemingway kemudian dalam berita korannya.
Bagi seorang wartawan, keingintahuan adalah senjata yang harus selalu diasah. Keingintahuan menghasilkan kreativitas, ketekunan, semangat, dan penilaian yang baik. Tanpa rasa ingin tahu, karier seorang wartawan akan punah...
Profil Penulis:
Luwi Ishwara lahir di Pamanukan, Jawa Barat, 5 Juni 1938. la dibesarkan berpindahpindah antara di Jakarta dan di Bandung. Pendidikan dasarnya dijalani di Lagere School di Jakarta yang pada tahun terakhir pendidikan diubah menjadi Sekolah Rakyat (SR). Kemudian ia masuk ke Canisius College (CC) di Jakarta mulai dari tahun 1953 sampai tahun 1959. Di situ ia menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tiga tahun terakhir pendidikan menengahnya itu, ia harus tinggal di asrama CC karena keluarganya pindah kembali ke Bandung. Luwi kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan lulus pada saat Orde Lama tumbang tahun 1965.
Luwi kemudian bergabung dengan Kompas pada tahun 1967. Mulamula ia bertugas sebagai wartawan di pengadilan dan kemudian merangkap meliput masalah-masalah pertahanan dan keamanan (hankam) karena rekannya, wartawan hankam, Theodore Purba, mendadak meninggal dunia. Dari liputan pengadilan dan hankam, Luwi kemudian ditugaskan untuk meliput masalah-masalah Departemen Pekerjaan Umum (DPU) yang waktu itu dipimpin oleh Ir. Sutami (1928-1980).
Pada tahun 1973, dalam rangka Colombo Plan, sebuah organisasi ekonomi internasional bagi pengembangan ekonomi dan sosial di negaranegara Asia Tenggara dan Pasifik, Luwi dikirim ke Wellington, Selandia Baru, untuk secara khusus mempelajari jurnalisme. Pulang dari Selandia Baru, ia kemudian berturut-turut menjadi editor Desk Kota, koordinator liputan ekonomi, editor Desk Artikel, dan terakhir penanggung jawab Desk Malam. Pada tahun 1987, Luwi mulai memimpin pendidikan jurnalistik Kompas hingga tahun 1998, saat ia memasuki usia pensiun.
Luwi Ishwara menikah dengan teman sekantornya, Helen Ishwara, dan dikaruniai dua anak, Gita (1976) dan Rama (1981).
Baca Selengkapnya
Detail Buku