Lady Boadicea “Betsy” Wilde berhasil melakukan debutnya dengan sukses. Terlepas dari skandal ibunya bertahun-tahun lalu, masyarakat kalangan atas menganggap Betsy sebagai gadis yang santun dan terhormat. Citranya tersebut membuatnya berhasil mendapatkan belasan lamaran, termasuk dari seorang calon duke. Tapi ada satu masalah: Betsy yang sesungguhnya jauh dari citra santun yang ditunjukkan selama ini. Betsy menginginkan sesuatu yang lebih daripada sekadar kekaguman para pria. Ia menginginkan petualangan dan kebebasan. Sebagai tamu di Kastel Wilde, Lord Jeremy Roden menghibur diri dengan menyaksikan kelihaian Betsy dalam memukau para peminangnya. Namun, ia mulai terusik ketika seorang pria menawari Betsy menjadi duchess. Ia tahu Betsy akan menjadi duchess sempurna, tapi benarkah itu yang diinginkan wanita itu? Prolog: Pada ulang tahunnya yang keempat belas, selama berminggu-minggu Lady Boadicea Wilde menyampaikan permohonan pada bintang-bintang yang pertama muncul di langit agar ia diberi seorang sahabat. Ia menciptakan batu permohonan dengan mencelupkannya ke dalam susu di bawah cahaya bulan tengah malam. Saat usahanya tidak berhasil, ia memutuskan mungkin para peri lebih menyukai minuman orang dewasa, jadi ia menyelinap ke ruang kerja ayahnya dan mencelupkan batu ke botol brendi. Ia menuliskan permohonan lalu membakar kertas itu di perapian kamar anak agar abunya terbang ke langit. Sayangnya, ia lupa membuka cerobong asap, sehingga asap pun memenuhi kamar anak. Ia dihukum dengan dipaksa diam di tempat tidur, tempat ia menyaksikan adik perempuannya, Joan, dan adik perempuan tirinya, Viola, meringkuk di sofa kamar anak sambil saling membisikkan rahasia. Semua ini salah ayahnya.