Gramedia Logo
Product image
Product image
Salsabiela

Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
“Soy Indio—” “Ya, ya, kau sudah bilang,” kata saya. “Nenekmu Indian tulen.” “Makanya k*nt*lku gede,” katanya sambil menekankan jempol pada layar ponsel. Sebuah penis, yang ukurannya biasa saja tapi hitam minta ampun, bergerak maju-mundur di saluran peranakan seorang perempuan gemuk. “Anjing,” kata saya, dalam bahasa Indonesia. “Gaya anjing,” kata Salvador, dalam bahasa Inggris. (Kaum Bergajul Sedunia, Bersatulah!) Pada tahun 1971, kalangan wartawan pernah mengalami kebuntuan saat mencari padanan “relax” dalam bahasa Indonesia. Ternyata kata “santai” yang kita gunakan saat ini pertama kali dicetuskan oleh Bur Rasuanto, penanggung jawab rubrik ekonomi majalah Tempo ketika itu. Ia mengusulkan “santai” untuk padanan “relax” yang diserap dari bahasa Komering di Sumatera Selatan, kampung asalnya Bur.⁣ Dea Anugrah menulis puisi, kemudian cerita pendek, terutama untuk menghibur dirinya sendiri. Ketika buku-bukunya terbit dia bersiap dihajar komentar-komentar keji dan laporan penjualan yang mengenaskan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: buku-buku itu diterima dengan baik. Buku ini adalah bunga rampai nonfiksi pertamanya. Ia membicarakan mulai dari perang sampai industri pisang, dari kesedihan kolektif sebuah bangsa hingga seni membikin senang bagian tubuh tertentu. Profil Penulis Dea Anugrah adalah seorang penulis yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Kumpulan puisi terbarunya Misa Arwah (2015) masuk daftar panjang dalam Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2016. Kumpulan cerpennya Bakat Menggonggong (2016) diakui oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu buku Indonesia terbaik tahun 2016; itu juga terpilih dalam Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2017. Ia rutin menulis esai dan laporan jurnalistik untuk Tirto.id.
Detail Buku