Sebuah tulisan karya , untuk engkau yang sedang, akan, dan sudah jatuh cinta. Laki-laki itu berkata, “Bukannya aku berhenti mencintaimu, hanya saja definisi mencintai kita sudah tak lagi sama. Bagimu, mencintai adalah menghabiskan malam minggu di rumahmu, menjemputmu saat pulang kuliah, dan mengirimimu pesan singkat sebelum tidur. Bagiku, mencintaimu adalah mendekatkanmu ke surga dan menjauhkanmu dari neraka. Semua yang kita lakukan adalah maksiat. Jika aku terus-terusan bersamamu, sama saja dengan mendekatkanmu ke neraka dan menjauhkanmu dari surga. Aku tak rela melihatmu menderita di akhirat kelak. Bahkan, sebuah duri yang melukaimu, aku tak akan pernah rela. Aku mencintaimu karena itu aku menghindarimu. Bukannya aku berhenti mencintaimu, hanya saja definisi mencintai kita sudah tak lagi sama.” Ada yang jatuh hati dengan orang yang tepat, tapi tidak dengan alasan yang tepat. Maka cintanya kurang berpahala. Ada yang jatuh hati dengan alasan yang tepat, tapi bukan dengan orang yang tepat. Maka hidupnya kurang bahagia. Buku ini berisi kutipan, pikiran, dan perasaan yang sering muncul dalam pikiran sisi pria dan wanita yang tengah dirundung jatuh cinta. Terselip juga nasihat untuk melihat cinta dalam batas wajar saja tanpa mengesampingkan sang pencipta. Serta pesan sang ibunda dari anak mengenai cinta dan kasih. Selain itu, buku ini juga disampaikan dengan bahasa yang sangat sopan bahwa cinta, kasih sayang hendaklah bermuara pada satu, yaitu mencintai, menyayangi seseorang, sesuatu, dikarenakan Allah semata. Allah satu-satunya Muara dari cinta, yang kasih cinta-Nya begitu besar hingga kita dapat merasakan perasaan ini, kita dapat hidup di dunia ini, semua berkat kebesaran-Nya.