Gramedia Logo
Product image
Product image
Lidia Susanti, Eva Handriyantini, Amir Hamzah

Guru Kreatif Inovatif Era Merdeka Belajar

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
Buku Guru Kreatif Inovatif Era Merdeka Belajar didesain sebagai buku penunjang para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional agar dapat menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. menghadapi kehidupan masa depan serta mengantisipasi perkembangan kehidupan yang makin kompleks. Oleh karenanya, dalam buku ini disajikan berbagai konsep yang menjadi prasyarat bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi dan beradaptasi terhadap perubahan sistem pembelajaran khususnya pascapandemi Covid-19, yaitu transformasi sistem pembelajaran berbasis teknologi digital. Akan tetapi, untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang merdeka belajar, dalam buku ini disajikan pula tentang filosofi yang mendasari kurikulum merdeka belajar, isu-isu pembelajaran postmodern, tantangan guru postmodern, dan tipologi guru merdeka belajar, di samping pengetahuan. teoretis dan praktik, meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik ketika belajar. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam buku ini juga disajikan secara lugas bagaimana mendesain e-learning dan sekolah virtual, gamifikasi dalam pembelajaran, serta melakukan penilaian hasil belajar higher order thinking sebagai tujuan akhir pembelajaran abad ke-21. Guna memberikan bekal wawasan tentang pentingnya praktik penelitian dalam memecahkan masalah masalah dalam pembelajaran, secara singkat dibahas tentang konsep-konsep penelitian yang relevan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Filsafat Pendidikan Filsafat pendidikan adalah fondasi bagi setiap individu ketika masuk dalam dunia pendidikan. Pertama, karena pendidikan bersifat normatif maka asumsi yang diperlukan adalah filsafat yang bersifat preskriptif, yaitu memberikan petunjuk apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang dicita-citakan. Kedua, pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial, melainkan harus dipandang secara menyeluruh dari berbagai aspek, seperti aspek sosiologis, antropologis, psikologis, bahkan ekonomis. Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat dan sophia atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Secara etimologis, philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Dalam konteks pengetahuan, terdapat enam hal yang harus dipahami berkaitan dengan karakteristik filsafat, yaitu (1) objek yang dipelajari filsafat atau objek studi, (2) proses berfilsafat atau proses studi, (3) tujuan berfilsafat, (4) hasil berfilsafat atau hasil studi, (5) cara menyajikan, dan (6) sifat kebenarannya. Objek studi filsafat meliputi segala sesuatu yang telah ada (ciptaan Tuhan) maupun segala sesuatu hasil kreasi manusia. Namun demikian, dari segala sesuatu tersebut hanya yang bersifat penting dan mendasar yang dipelajari dan dipikirkan. Proses studi atau proses berfilsafat harus dimulai dari ketakjuban, ketidakpuasan, Tahun Terbit : Cetakan ke 1, 2023
Detail Buku