Ajeng Adiningrum Maheswari tumbuh sebagai perempuan modern yang mandiri, namun hatinya selalu tertambat pada pesona Keraton Jawa—tempat yang ia anggap rumah, meski tak punya akar di sana. Atau begitulah yang ia yakini, sampai satu rahasia keluarga terkuak: ayah kandungnya adalah keturunan patih terakhir dari Keraton Jawa. Dijodohkan dengan bangsawan keraton yang asing dan dingin, Ajeng terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Perjodohan ini bukan sekadar tradisi—melainkan taktik politik dan pelampiasan dendam dari masa lalu yang tidak ia pahami. Sementara itu, Daneswara Adinata, pria yang menjadi suaminya, justru terperangkap dilema serupa. Ia harus memilih antara hidup yang nyaman bersama kekasih yang ia cintai di Jakarta, atau kembali ke akar keluarganya untuk menggantikan tahta sang ayah. Tapi tahta itu tidak kosong—dan tidak datang tanpa lawan. Tidak banyak tuntutan perasaan yang harus mereka akui, tapi begitu banyak cita-cita yang ingin diraih demi keraton ini. Ketika konflik internal bangsawan, dendam keluarga, dan cinta yang rumit saling bersilangan, Ajeng dan Danes harus memutuskan: melawan nasib, atau menyerah pada takdir. Tentang Penulis Cheris Ivana Wardhani adalah Perempuan berdarah Jawa-Sunda yang lahir pada 8 Juni 2003. Ketertarikannya pada sejarah dan keraton di Jawa mendorongnya dalam menulis novel Garwa. Garwa yang berarti belahan jiwa dalam bahasa Jawa, adalah salah satu kata yang sangat Cheris sukai. Novel ini juga bentuk kekagumannya pada Pura Mangkunegaran dan berharap suatu saat nanti bisa bertemu dengan Adipati Mangkunegaran. Saat ini, Cheris semakin gencar membaca novel berbau sejarah agar bisa menghasilkan karya seperti Garwa lagi. Selain Garwa, Cheris juga sedang menulis Mahligai dan Nirvana yang masih berhubungan dengan para tokoh Garwa. Find Cheris on: Wattpad: cherisivana Instagram: cherisivana Tiktok: cherisivana