Madrid, 1957. Di bawah kediktatoran fasis Jenderal Francisco Franco, Spanyol menyembunyikan rahasia kelam. Sementara itu, turis dan pengusaha asing membanjiri Spanyol dengan janji menyambut sinar matahari dan anggur. Di antara mereka adalah Daniel Matheson yang berusia delapan belas tahun, putra seorang taipan minyak, yang tiba di Madrid bersama orang tuanya dengan harapan dapat terhubung dengan negara kelahiran ibunya melalui lensa kameranya. Fotografi dan takdir memperkenalkannya pada Ana, yang hambatan jalinan keluarganya mengungkapkan cengkeraman yang tersisa dari Perang Saudara Spanyol serta definisi mengerikan tentang keberuntungan dan ketakutan. Foto-foto Daniel meninggalkannya dengan pertanyaan-pertanyaan tidak nyaman di tengah bayang-bayang bahaya. Dia didukung ke sudut keputusan sulit untuk melindungi orang-orang yang dia cintai. Kehidupan dan hati bertabrakan, mengungkapkan sisi gelap yang luar biasa dari kota Spanyol yang cerah. Pendongeng master Ruta Sepetys sekali lagi menyinari salah satu sudut tergelap dalam sejarah dalam novel epik yang menyayat hati tentang identitas, cinta yang tak terlupakan, dampak perang, dan kekerasan tersembunyi dari keheningan yang diilhami oleh perjuangan pascaperang sejati di Spanyol. "Spanyol di bawah Francisco Franco adalah latar distopia seperti Gilead karya Margaret Atwood dalam karya fiksi sejarah baru yang menegangkan, romantis, dan tepat waktu karya Ruta Sepetys... Seperti [romansa keluarga Shakespeare], 'The Fountains of Silence' berbicara kebenaran kepada kekuasaan, membujuk masa depan penguasa untuk menghindari mengulangi kejahatan masa lalu." --Resensi Buku The New York Times