Gramedia Logo
Product image
Prof.Dr.Kaelan, M.S.

Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika

Format Buku
Deskripsi
Hubungan bahasa dengan masalah-masalah filsafat telah lama menjadi perhatian para filsuf, bahkan hal ini telah berlangsung sejak zaman Yunani. Suatu perubahan terpenting terjadi ketika para filsuf mengetahui bahwa berbagai macam problem filsafat dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh problem filsafat yang menyangkut pertanyaan, ‘keadilan’, ‘kebaikan’, ‘kebenaran’, ‘kewajiban’, ‘hakikat ada’ dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan metode analisis bahasa. Istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani ‘semeion’ yang berarti ‘tanda’ atau ‘seme’ yang berarti penafsiran tanda (Cobley dan Jansz, 1999:4). Semiotika atau semiologi menurut Barthes, pada prinsipnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity), memaknai hal-hal, segala sesuatu. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam arti dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, melainkan juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988:179; Kurniawan, 2001:53). Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna adalah hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda (Littlejohn, 1996:64). Sementara Frederich Schleiermacher (1768-1834) berpendapat bahwa semua karya, baik berupa dokumen hukum, kitab suci, atau karya sastra pada hakikatnya sama, yaitu pemahaman merupakan masalah pokok semua bacaan. Semua teks tertulis termanifestasikan melalui bahasa, oleh karena itu bilamana prinsip-prinsip pemahaman melalui bahasa dapat dirumuskan, maka terwujudlah hermeneutika umum. Buku ini membahas secara holistik hakikat fungsi bahasa dalam kehidupan manusia. Kajian bahasa yang bersifat parsial dan struktural, menimbulkan reaksi dari filsuf analitik yang memandang hakikat bahasa sebagai ungkapan realitas logis dunia, oleh karena itu kajian bahasa kalangan atomisme logis dan positivisme logis membuahkan metode ilmiah yang bersifat positivistik dan kuantitatif. Sementara itu kalangan filsuf bahasa biasa, ordinary language philosophy, berpandangan lain bahwa hakikat bahasa adalah ungkapan kehidupan manusia, dan oleh karena ungkapan kehidupan itu meliputi bermacam-macam konteks misalnya seni, agama, ilmu dan lainnya maka masing-masing konteks kehidupan memiliki aturan penggunaan masing-masing yang populer disebut language games. Detail Penulis Prof.Dr.Kaelan, M.S. Jumlah Halaman 364 Penerbit Paradigma Yogyakarta Tanggal Terbit 1 Okt 2017 Format Soft Cover Berat 0.46 kg ISBN 9789798658174 Lebar 15 cm Panjang 21cm
Detail Buku