Gramedia Logo
Product image
Product image
Fransisca Intan Devi

Fantasteen: Charlie Can We Play

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
"Fantasteen: Charlie Can We Play" adalah fiksi sastra jenis novel bergenre thriller. Novel Fantasteen merupakan novel yang banyak disukai remaja. Ketika membuka novel thriller, mungkin yang terbayang adalah adegan kejar-kejaran, atau misteri rumit yang harus dipecahkan, bisa juga adegan menakutkan, atau hal-hal seru lainnya yang menguras adrenalin. Novel genre ini memang sangat luas temanya, mencakup cerita bertema pembunuhan, misteri, detektif, suspense, horor, supranatural, spionase, kriminal, perang, petualangan, dan tema-tema semacam itu. Meski temanya beragam, novel genre ini punya banyak kesamaan, antara lain: tempo cerita yang cepat, narasi yang sederhana, punya banyak adegan action, plot twist, dan mampu membangkitkan ketegangan, kengerian, serta berusaha membuat adrenalin pembaca mengalir deras. Dalam perkembangannya, genre thriller membentuk banyak sub genre. Sub-genre tersebut terbentuk karena banyak pihak yang berkepentingan untuk memecahnya menjadi kelompok yang lebih spesifik. Penerbit misalnya, perlu untuk menandai ciri-ciri novel yang akan ia tuju. Sinopsis Saat itu seharusnya kita mematahkan pensil dan membakar kertasnya untuk mengakhiri permainannya, bukan malah membuangnya ke tempat sampah.” Kesalahan Vernon, Joshua dan Sofia sejak pertama kali memilih memainkan game Charlie Charlie Challenge memberi dampak besar. Mereka kehilangan masa liburan yang indah karena dipenuhi teror dari Charlie, si hantu anak kecil yang mereka panggil bermain. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Charlie begitu mengerikan. Anak kecil itu memiliki wajah pucat, kulit berwarna abu-abu dan hampir seluruh kulitnya mengelupas. Charlie selalu datang dan melukai mereka. Tidak ada yang bisa memastikan bagaimana cara mereka selamat dari teror Charlie. Ataukah memang seharusnya pensil dalam permainan itu dipatahkan?
Detail Buku