Hai, masa lalu! Bagaimana kabarmu? Rasa-rasanya untuk melupakanmu dan segala kenangan yang melekat padamu memanglah sulit. Semakin keras aku mencoba meninggalkan apapun yang ada pada dirimu justru membuatku semakin teringat tentangmu. Kamu tidak hanya berwujud pada kisah cinta, bukan juga soal inner child saja, ada banyak tentangmu di dalamnya yang membentukku seperti ini sekarang. Aku tahu, kamu hadir bukan untuk menyakiti atau membuatku terluka kembali walau kadang rasanya memang tidak nyaman. Kamu menjadi pengingat betapa hari-hari kemarin adalah hari-hari yang perlu disyukuri. Apapun yang terjadi, karenamu aku bisa bertumbuh sehebat ini. Jadi, kita sudah sampai di sini, ya. Kamu dengan dirimu dan segala yang tertinggal, dan aku akan hidup dengan diriku di hari ini. Nggak harus pisah, tapi perlu membedakan mana itu kenangan, dan mana itu kenangan. Keresahan yang dituangkan dalam tulisan ini adalah bentuk curahan hati, masalah yang terjadi sehari-hari, hingga upaya untuk saling memahami. Bahwasanya, di dunia ini semua orang tidak hidup sendiri. Sehingga, kami berharap tulisan ini akan membawakan sebuah solusi untuk pembenahan diri. Buku ini hadir menemani pembaca yang ingin belajar dan berusaha untuk pelan-pelan melupakan masa lalu hingga berdamai dengannya. Tidak mudah berdamai dengan masa lalu yang kelam, yang membawa trauma hingga masa kini dan mungkin masa depan. Walaupun begitu, alangkah lebih baik untuk belajar memaafkan masa lalu, memaafkan diri sendiri, hingga berdamai dengan masa lalu untuk hidup yang lebih baik. Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2023