Goenawan Mohamad
Eco Dan Iman

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Format Buku
Deskripsi
“Hidup dan bumi jadi tampak gawat.” Manusia melihat ke dalam diri dan sekitarnya dengan waswas, menciptakan batas-batas yang ketat yang ingin kekal dan berlaku kapan saja, “baik buat semua, keji buat semua”, disertai alasan-alasan yang berlapis-lapis. Untuk itu, manusia memikirkan dan merumuskan agama, membentuk sistem filsafat, dan ideologi. Ia tak membuka ruang yang khusus untuk tiap-tiap “aku” dan “kau” yang berbeda, berubah, dan tak terduga. Ia menekan, membenam, memberat. Akhirnya, kita yang “terlalu lelah untuk mati” hidup terus, tapi “dalam ruang-ruang pemakaman.” Tarian membebaskan diri dari itu. Ekspresi tubuh itu penting untuk menyambut hidup dengan riang, ringan hati, berani, tanpa beban, dengan tawa lepas.
Tentang Penulis
Goenawan Soesatyo Mohamad (lahir 29 Juli 1941) adalah seorang Sastrawan Indonesia. Ia juga salah satu pendiri Majalah Tempo. Ia merupakan adik Kartono Mohamad, seorang dokter yang menjabat sebagai ketua IDI. Goenawan Mohamad adalah seorang intelektual yang memiliki pandangan yang liberal dan terbuka. Seperti kata Romo Magniz-Suseno, salah seorang koleganya, lawan utama Goenawan Mohamad adalah pemikiran monodimensional.
Pria peraih Anugerah sastra dan David Prize ini menulis kolom tentang berbagai agenda-agenda politik di Indonesia. Dalam tulisannya, ia sering kali mengkritisi rezim Soeharto kala itu yang menekan pertumbuhan ekonomi di tanah air. TEMPO pun dianggap sebagai oposisi yang dianggap mampu merugikan pemerintah. Kisah TEMPO dibredel pun terjadi. Selain kesibukannya di media, ia juga aktif di berbagai kegiatan budaya dan seni. Kini, Goenawan mengurus Komunitas Salihara, sebuah tempat berkesenian di kawasan salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tempat ini juga kadang digunakan sebagai tempat diskusi dengan mengangkat tema HAM, agama, demokrasi, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya
Detail Buku