Buku Drupadi adalah kumpulan cerpen karya Putu Fajar Arcana. Buku ini mengisahkan tentang orang-orang yang terus berjuang melawan kepahitan masa lalunya. Kekejian dan kengerian yang pernah dialami tokoh terus membekas, meski waktu telah berlalu. Cerita-cerita nyata tersebut dihadirkan dalam bentuk karya sastra yang sarat akan makna. Putu Fajar Arcana membagi kumpulan cerpennya ini menjadi dua tajuk, yakni tragedi dan reinkarnasi. Tragedi terdiri dari cerita-cerita dari korban kekejaman 1965. Tajuk tragedi juga menyematkan kisah pascatragedi bom Bali tahun 2002 & 2005. Sedangkan tajuk reinkarnasi merupakan kisah-kisah yang dibalut dengan ajaran Karmaphala. Karmaphala mengajarkan umat Hindu bahwa segala kehidupan saat ini tak pernah lepas dari perbuatan di kehidupan sebelumnya. Dalam buku ini Putu Fajar Arcana mengolah warisan literer dengan sangat apik, baik dari khasanah sastra lama maupun sejarah, yang tak hanya diceritakan kembali, tetapi ditafsir dan dihadirkan dengan kebaruan, hingga yang lampau muncul kembali dengan pukau, dan keragaman tema membuat buku ini kaya suasana, membawa kita pada tamasya cerita. Agus Noor, sutradara, penulis naskah, dan cerpenis yang produktif. Ada lembaran kelam dalam sejarah Indonesia yang kini terus tersaput misteri. Meskipun telah berlalu selama setengah abad, tragedi 1965 masih menorehkan luka yang tak kunjung kering, karena bangsa ini tak pernah benar-benar mau mengobatinya. Melalui kumpulan cerita pendek ini, Putu Fajar Arcana mencoba membuka kembali lembaran itu lewat pendekatan yang tidak frontal, namun mengiris perih. Ia membongkar endapan ingatan yang terkubur dalam kesadaran. Bahkan mungkin sudah terlalu lama tertimbun rasa takut, trauma, bahkan dendam. Catatan Putu, tak ayal merupakan sebuah ajakan untuk melawan lupa. Dan kita memang tak boleh lupa… Myrna Ratna, wartawan senior dan Redaktur Kompas Minggu.