ARIAL KARWA
Ditusuk Rindu Hingga Tulang

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Format Buku
Deskripsi
Apakabar? Bagaimana keadaan hati di sana. Apakah rindu sudah engkau temukan? Apakah hati itu masih berusaha mencari? Ataukah rindu yang engkau temukan ternyata tidak sesuai yang diharapkan dan berakhir tamat. Ribuan rindu telah selesai ditulis, telah banyak dikupas, terjawab, dan kembali dipertanyakan. Kemudian kita bertanya, bagaimana sebuah rindu terlahir, bekerja, dan mati tergantikan dalam diri seseorang? Bagaimana sepotong hati bertahan merindukan sepotong hati yang lain di masa depan. Bagaimana sebuah hati memiliki rindu atas sepatu berwarna merah, padahal ia telah memiliki sepasang sepatu berwarna biru. Rindu yang kerap kali berubah, berpindah dari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Dalam buku ini Arial Karwa berusaha ketat dalam memberikan batas arti sekaligus memberi kelonggaran akan rindu yang terjadi. “Doa atau raga, entah mana yang pulang duluan” itu yang disampaikan Arial pada salah satu halaman di dalam buku puisinya. Selamat mengaji rindu bagi kita semua.
Buku “Ditusuk Rindu Hingga Tulang” yang ditulis oleh Arial Karwa ini merupakan sebuah mosaik puisi panjang dari perjalanan dirinya yang terlibat dalam pergulatan rindu. Selain puisi-puisi kerinduan yang tertuang dengan imajinasi liar, Arial juga memanjakan mata pembaca dengan ilustrasi yang didominasi dengan warna biru serupa dengan salah satu puisinya Bulan memerah, Hatiku membiru, Langit sedang hitam-hitamnya, Suara burung lenyap dalam gelap, Angin berkumpul hantarkan doa, ke telingamu yang caplang.
Baca Selengkapnya
Detail Buku