Gramedia Logo
Product image
Product image
SRI INDRIYASTUTIK

Disensus: Demokrasi Sebagai Perselisihan Menurut Jacques Ranciere

free shipping logo

Bebas Ongkir, Rp0.

Pilih toko terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” saat checkout.

Deskripsi
Filsafat selama ini menyembunyikan skandal politik untuk menutupi kebuntuan politik, baik dalam tataran pengertian maupun praktik politik dengan jalan diskursus menuju konsensus. Padahal menurut Rancire, politik secara definisi justru merupakan situasi disensus (disagreement, perselisihan, dan gangguan terus-menerus). Rancire–pemikir post-anarkis dalam era post-modern–menantang kita untuk merumuskan kembali apa itu politik, demokrasi, kesetaraan, solidaritas, emansipasi, dan subjektivasi Pemikiran Ranciere yang tertuang dalam buku ini memberi oksigen baru untuk berpetualang menemukan praktik-praktik alternatif pada siapa saja (tidak sebatas filsuf atau pakar), untuk berperan di dalam tatanan sosial di bawah pengandaian "kesetaraan pada setiap orang dengan semua orang", untuk menyaksikan dan merasakan kesetaraan saat ini dan bukan nanti. Bagaimana situasi di sensus itu tidak lantas tenggelam dalam revolusi dan kekerasan, Ranciere yang masih percaya pada demokrasi sebagai "kabar gembira bagi semua orang", berupaya memberikan jawabannya. Kepada mereka yang menggeluti dunia filsafat, politik, hukum, sosiologi, dan ilmu-ilmu humaniora lainnya, bahkan aktivis dan penggiat keilmuan sekalipun, buku ini dipersembahkan. Biografi Penulis Jacques Rancière, pemikir Prancis kelahiran Aljazair (1940-sekarang), konsisten dengan gagasannya tentang kesetaraan bagi setiap orang dan semua orang. Baginya, demokrasi bukanlah bentuk pemerintahan atau tatanan sosial. Kesetaraan yang kontingen dalam tatanan sosial, menurut Rancie, menjadikan demokrasi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, tidak dapat diprediksi. Rancie mengajak kita untuk terbuka pada gangguan-gangguan demos dan kemunculan subyek-subyek baru di masa datang sebagai dinamika dalam tatanan sosial yang tidak perlu ditumpas atau dihambat. Politik demokrasi adalah sebuah perselisihan. Namun perselisihan tersebut bukan tindakan revolusi untuk menghancurkan tatanan sosial yang telah ada menjadi tatanan yang sama sekali baru.
Detail Buku