Buku ini, sesuai temanya, dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama mengambil tema Dinamika Suku Bangsa; bagian kedua Potensi Ekonomi; dan bagian ketiga Pariwisata. Di bagian Dinamika Suku Bangsa terdapat dua belas tulisan; di bagian Potensi Ekonomi terdapat delapan tulisan; di bagian Pariwisata terdapat lima tulisan. Buku ini merupakan salah satu luaran program yang ditaja oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) – KKKS dengan Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Pengurus Daerah Riau. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) adalah institusi yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan membaca buku ini kita mendapatkan gambaran dinamika masyarakat di tengah kepungan laju pembangunan yang begitu pesat. Beragam kajian etnografi yang disajikan dalam buku ini, menjadikan buku ini patut dijadikan sebagai referensi bagi para peneliti untuk melakukan riset-riset lanjutan. Selamat membaca. - Badaruddin Guru Besar Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Perusahaan ekstraktif atau dunia industri yang beroperasi mengelola sumber daya alam perlu dasar sisi sosial budaya masyarakat sekitar di area konsesi yang akan atau sedang dikelolanya, dan salah satu alternatif bahan bacaan catatan lapangan dengan sajian tulisan menarik"penuh gizi" ada dalam ini yang patut jadi rujukan dan bahan tinjauan. - Amru Mahalli GPA Manager EMP Buku yang sangat kaya dengan informasi kesukubangsaan Indonesia ini memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan ilmu antropologi, dan menantang pemikiran yang lebih terbuka untuk kita bersama melihat bahwa keindonesiaan kita dibanqun berdasarkan fondasi kekayaan perbedaan keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan. Penting untuk tetap berpegang pada toleransi demi keutuhan dan kemajuan. - Burhanudin Gala Dosen Antropologi FISIP UI, Koordinator Bidang Profesionalitas Asosiasi Antropologi Indonesia dan Penasehat Jaringan Kekerabatan Antropologi Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2023