Buruh Migran Indonesia, terutama Pekerja Rumah Tangga (PRT) kerap berada dalam keadaan rentan eksploitasi dan pelanggaran HAM. Mereka tidak digaji, mengalami penyiksaan dan kekerasan seksual, bekerja lebih dari 20 jam dalam sehari, tidak diberi akses komunikasi, menjadi korban trafficking, dan bahkan terancam hukuman mati. Ironisnya, banyak sekali anak-anak yang terjebak dan dieksploitasi menjadi PRT. Hal tersebut dapat terjadi karena negara memberi ruang kepada setiap keluarga untuk menjadi subjek kejahatan, sedangkan PRT selalu menjadi objeknya. Apa yang dialami oleh PRT Migran tentu tidak sebanding dengan besarnya remitansi yang didapat oleh negara, yakni hanya sepuluh persen sumbangan terhadap APBN atau setara dengan satu persen PDB (Bank Indonesia, 2018). Anis Hidayah sebagai pendiri Migrant Care sekaligus mantan direktur eksekutif lembaga tersebut, memandang perlunya penguatan regulasi yang lebih memperhatikan perlindungan hak-hak buruh migran dan pemberdayaan mereka. Buku Di Balik Remitansi ini merupakan kumpulan opini Anis Hidayah di beberapa media massa selama rentang tahun 2010-2017 yang merefleksikan perjuangan para buruh migran Indonesia sebagai manusia yang wajib dilindungi hak-hak asasinya. Tulisan-tulisan yang dikumpulkan dalam buku ini berfokus pada aspek perlindungan kepada warga Indonesia yang lebih memilih bermigrasi untuk mencari pekerjaan, khususnya buruh migran perempuan. Ada juga usaha untuk memperkuat gerakan buruh migran agar bisa memperkuat posisinya secara kolektif melalui kerja sama dengan organisasi-organisasi dan pihak relevan lainnya. Informasi Buku Penulis : Anis Hidayah Harga : Rp44.000 Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia Jumlah Halaman : 184 halaman Tanggal Terbit : 13 Mei 2019 Bahasa : Indonesia ISBN : 9786024811648 Width : 12 cm Height : 19 cm Weight : 0,12 kg Jenis Cover : Soft cover