Siapa pun tak akan mengingkari bahwa Islam pernah mencapai masa kegemilangan pada masa Rasulullah SAW. Saat itu, bersama-sama dengan para sahabat, beliau berhasil menegakkan agama Islam di semenanjung Arabia dan meluas hingga ke sejumlah wilayah di sekitarnya. Kegemilangan tersebut terus berlanjut sepeninggal Rasulullah SAW saat para sahabat mengambil peran yang sangat besar dalam perjuangan menegakkan agama Islam. Meskipun para sahabat ditinggalkan oleh pemimpin sejati mereka, yakni Rasulullah SAW, mereka tidak seperti anak ayam kehilangan induk yang tidak tahu arah perjuangan risalah sang junjungan. Karena kapasitas dan kepribadian yang mereka miliki, para sahabat menjadi “lokomotif” perjuangan umat Islam. Tak pelak, Islam pun terus berdiri kokoh, bahkan sampai ke masa berikutnya. Para sahabat Rasulullah SAW memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Mereka telah dianugerahi nikmat tak terkira, yakni kesempatan untuk belajar langsung kepada Rasulullah SAW. Mereka terpilih untuk mendampingi dan membantu Rasulullah SAW dalam menegakkan agama-Nya. Bahkan, sepeninggal beliau, para sahabat terpilih inilah yang menjadi “lokomotif” perkembangan Islam. Menariknya, setiap sahabat Rasulullah SAW memiliki kisah ibadah yang menarik dan menakjubkan. Tentu saja, ibadah yang dimaksud tidak melulu tentang salat, puasa, zakat, atau berperang fi sabilillah. Abu Darda, misalnya, melaksanakan ibadah dengan cara untuk menghayati keindahan Islam sekaligus membenahi kualitas ibadah sebagai muslim. Selamat membaca! “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” –QS. an-Nahl (16): 97.