The children of war sudah berlalu, kini kami adalah the children of peace. Tak ada lagi kata saling menyalahkan, tak ada lagi kata kalah dan menang. Berhenti mewariskan konflik dan tidak membuat konflik baru. Itu tekad, bukan slogan. Berbagai peristiwa konflik di Indonesia pasca-kemerdekaan akibat adanya pertentangan ideologi, mewariskan luka yang dalam selama puluhan tahun di hati anak-cucu yang orangtuanya terlibat konflik. Rasa terhina, dendam, benci, takut, menyesaki dada setiap pribadi. Sebagian mengalami trauma psikologis: "Siapa pembunuh Ayahku?" Sebaliknya: "Benarkah orangtuaku otak pembunuhan itu?" Melalui jalan berliku akhirnya anak-cucu korban konflik sepakat membentuk Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB). Mereka duduk semeja dan bicara tentang perdamaian. Disampaikan langsung oleh para putra-putri tokoh yang pernah terjebak pusaran sejarah berdarah. Tanggal 25 Mei 2023, Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) akan memasuki tahun yang ke-20 atau dua dasawarsa sejak didirikan pada 25 Mei 2003. FSAB dikenal sebagai forum yang memiliki motto "Berhenti Mewariskan Konflik, Tidak Membuat Konflik Baru", serta asas dan dasar yang mengakar, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Tidak mudah mengajak teman-teman yang memiliki orangtua yang terlibat konflik masa lalu sebagaimana tercatat dalam sejarah Indonesia, agar bersedia duduk bersama dan berdialog untuk "menghapus luka lama" dan saling ”menghilangkan dendam”. Namun melalui silaturahmi yang intensif dan berkelanjutan di FSAB, perlahan-lahan terjalin ikatan persaudaraan sebagai warga bangsa yang sama-sama menginginkan tidak terjadinya lagi konflik dironai pertumpahan darah yang mengakibatkan nestapa dan penderitaan berkepanjangan.