Hari ini, ada banyak orang yang tidak mampu untuk bersikap cuek, acuh tak acuh, dan abai terhadap omongan-omongan orang lain mengenai dirinya. Apalagi dengan semakin banyaknya media orang untuk berkomentar. Dulu, orang hanya berkomentar dengan mulutnya saja, mencela orang lain dengan bergunjing di belakangnya, atau yang lebih “pemberani” akan mengatai orang di depan wajahnya. Namun, saat ini bahkan orang yang penakut dan pecundang ketika harus berhadapan face to face bisa menjadi sangat pemberani untuk mengomentari dan melukai orang lain lewat kata-kata yang diketikkan oleh jari-jarinya. Nah, acuh dan abai di sini bukan berarti Anda menjadi tidak peduli dengan segala apa yang terjadi di sekitar Anda atau mengenai segala sesuatu yang diberikan kepada Anda, melainkan memahami bahwa pada usatu ketika dalam hidup ini Anda memang harus tidak sepeduli itu terhadap sebuah hal yang terjadi-baik itu omongan orang lain dan turunannya. Mengapa hal semacam ini penting? Temukan jawabannya dalam buku ini.