Tren magot menguat di Indonesia sejak 2016. Magot yang merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memang sangat istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya karena mengandung nutrien yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Selain itu, Magot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Keunggulan lainnya, yaitu masyarakat mudah mengadopsi teknologi produksi magot. Kemudian, dalam prosesnya magot juga bisa diproduksi menjadi tepung (mag meal), sehingga bisa menekan biaya produksi pakan. Munculnya magot sebagai kandidat utama bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan, karena magot memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan ikan. Artinya, komponen yang dibutuhkan untuk membuat pakan ikan yang mengandung gizi cukup baik, bisa didapatkan dari magot. Selain itu, magot juga dinilai potensial karena mudah didapat, diproses, dan bisa dijangkau oleh masyarakat luas dengan harga yang murah. Adapun, komponen yang dimaksud, adalah protein yang menjadi kebutuhan utama ikan dan bisa didapatkan dari pakan ikan. Informasi tren pemanfaatan magot itu hanya salah satu dari puluhan artikel menarik di Special Collection Volume 2 tahun 2018. Artikel lain yang tak kalah menariknya adalah tren bisnis baru dari pemanfaatan umbi lokal, peluang pasar minyak atsiri, teknik tepat panen kelor, aglaonema lokal baru, dan teknik dongkrak produksi nila hingga 1.000%.