"Siapa kamu?" Jika pertanyaan ini dilontarkan orang lain kepadamu, bisa jadi kamu akan menjawabnya dengan lancar. Tentu saja kamu akan memberikan jawaban-jawaban umum tentang dirimu seperti nama lengkap, nama panggilan, pekerjaan atau kesibukan, alamat domisili, dan sebagainya. Namun, cobalah kamu menanyakan kepada diri sendiri dengan lebih mendalam. “Siapakah aku?” Tentu jawabannya bukan hanya hal-hal identitas secara umum, tetapi lebih dalam pada hal-hal yang berkaitan dengan dirimu seperti; seperti apa kepribadianmu, apa yang menjadi permasalahan dirimu, apa yang menjadi tujuan besarmu, apa yang paling kamu takuti, apa yang paling kamu sukai, dan sebagainya. Media sosial yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern sering kali justru mengaburkan identitas diri. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) terutama pada media sosial menjadikan kita secara tidak sadar memasang topeng demi bisa mendapatkan validasi dari orang lain. Orang-orang modern merasa ketakutan ketinggalan tren atau berita yang sedang viral di media sosial. Nyatanya tidak semua hal yang terjadi di media sosial sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai yang kita anut. Apa kamu sudah mencintai diri sendiri? Mencintai diri sendiri menjadikan kamu menemukan alasan untuk selalu bangkit dari keterpurukkan dan kembali menegakkan kepala untuk menghadapi kerasnya dunia. Kamu harus menerima masa lalu, seburuk apa pun dia, untuk bisa mencintai diri sendiri. Kemudian kamu mengisi masa-masa sekarang dengan kerja keras sehingga bisa menyiapkan masa depan. Jangan jadi orang malas, jadilah lebih rajin dan lebih produktif. Kemalasan yang dipelihara hanya akan membawamu pada kegagalan. Tentunya kamu tidak mau gagal, bukan? Untuk itu perangilah rasa malas itu dan cintai diri kamu sendiri. Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Desember 2023