Gramedia Logo
Product image
Tempo

Buku Saku Tempo: Amir Hamzah

Format Buku
Deskripsi
Dia konsisten mengamalkan amanat Kongres Pemuda II Oktober 1928 yang menahbiskan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Ketika Belanda berusaha mengubur bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, dia tetap berjuang mempopulerkan bahasa itu di masyarakat. Dialah Amir Hamzah, raja penyair Pujangga Baru. Bermacam puisi, prosa, dan sajak lantas dia anggit dalam bahasa Indonesia. Terhimpun dalam Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu, kata-kata dalam sajaknya berkesan kemas, ganas, tajam, dan pendek. Meski turut memperjuangkan kebebasan negeri ini dari kolonialisme, dia dituduh pernah menjadi intel Belanda. Dia pun terjepit di antara silsilah keturunan bangsawan dan gelombang keberpihakan kepada Indonesia. Ketika republik belum genap berusia setahun, Amir Hamzah menjadi tumbal dalam Revolusi Langkat di Sumatera Timur pada 1946. Buku Saku Tempo: Paradoks Amir Hamzah ini akan menampilkan perjuangan Amir Hamzah sebagai tokoh seni dalam pusaran politik di Indonesia. Mengambil sudut pandang seorang tokoh perjuangan Indonesia membuat cerita yang disajikan sangat menarik. Selain itu, buku ini juga menggunakan bahasa yang jelas, sehingga dapat dipahami dengan mudah. Buku ini dapat dibaca oleh siapa saja yang ingin meneladani sifat kepemimpinan para tokoh bangsa, para penggemar sejarah tokoh perjuangan republik Indonesia, dan siapa saja yang ingin mengetahui berbagai peristiwa sejarah di balik kemerdekaan Republik Indonesia. Buku ini sangat bagus dibaca oleh masyarakat umum untuk dapat memperluas pengetahuan tentang tokoh-tokoh perjuangan Indonesia. Judul: Saku Tempo: Paradoks Amir Hamzah Halaman: 144 halaman Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Tanggal Terbit: 2 April 2018 Berat: 0.11 kg ISBN: 9786024248284 Dimensi: 16x11 cm Bahasa: Indonesia
Detail Buku