Ahmad Arif
Buah Leluhur dari Pohon Kehidupan: Memanggil Pulang Sukun ke Nusantara

Bebas Ongkir, Rp0.
Pilih toko terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” saat checkout.
Format Buku
Deskripsi
Ketika pasokan beras—makanan pokok kita—semakin mengkhawatirkan akibat sering gagal panen karena perubahan iklim, kita perlu memanggil kembali pohon-pohon tua yang dilupakan, sumber pangan asli Nusantara. Sukun menjadi salah satu kandidat terpenting. Inilah pohon yang didomestikasi oleh leluhur kita, orang-orang Austronesia dan Papua sekitar 5.000 tahun lalu. Ia bisa menjawab masa depan karena memiliki daya tahan terhadap pemanasan global.
Di masa lalu, warga desa di Nusantara menjadikan sukun menjadi penolong kala musim paceklik tiba. Bahkan, di pulau-pulau kecil seperti Kepulauan Mapia, Papua, sukun menjadi sumber pangan utama. Kenikmatan sukun pun pernah memikat para bajak laut hingga naturalis Barat di masa lalu, sampai sampai mereka menamainya breadfruit. Mereka menaruh hormat pada sukun yang bisa tumbuh di pulau-pulau kecil Samudra Pasifik. Sayang, keajaiban sukun ini nyaris tak pernah masuk buku pelajaran. Ia hanya hidup dalam cerita-cerita lokal, dan itu pun hampir padam. Sukun terpinggirkan di meja makan kita, sebagaimana beragam pangan lokal lain seperti sagu, sorgum, keladi, dan beragam umbi-umbian.
Buku ini mendedahkan potensi sukun untuk menopang ketahanan pangan kita. Memanggil kembali sukun sebagai sumber pangan bukan berarti menggusur beras atau beragam pangan lainnya. Sebaliknya, ia menjadi strategi penting untuk memperkuat fondasi keberagaman pangan kita agar tidak semakin bergantung pada impor, terutama gandum.
Baca Selengkapnya
Detail Buku