Gramedia Logo
Product image
Nina Pane

Biografi Frans Hendra Winarta Berani Melawan Arus

Format Buku
Deskripsi
Buku "Berani Melawan Arus" menuturkan perjuangan hidup Prof. Dr. Frans Hendra Winarta, S.H., tang Baru berbagai tantangan dalam meniti karier profesionalnya sebagai etnis Tionghoa. Namun, ia tampil sebagai tokoh nasionalis membela buruh dan mahasiswa di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia. Gerakannya yang gagah berani di Lembaga Pembela Hak Asasi Manusia (LPHAM) yang dipimpin H.J.C. Princen dan Yap Thiam Hien, berlanjut di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pimpinan Adnan Buyung Nasution. Eksepsi Frans dan kawan-kawan menggetarkan ruang-ruang sidang pengadilan dan bergaung ke ruang publik. Ia dididik orangtua dengan nilai religi dan tradisi yang mengutamakan prinsip kemanusiaan universal dalam pergaulan multikultural. Taat pada ajaran para dosennya di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan. Meneladani sikap para senior di Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) yang bersemboyan "keadilan harus ditegakkan sekalipun langit akan runtuh" serta menjunjung tinggi advokat sebagai profesi yang mulia. Ketika ditunjuk menjadi Ketua Hubungan Internasional Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) tiga kali masa jabatan, Frans berhasil memperjuangkan diterimanya Ikadin sebagai anggota International Bar Association (IBA), menyelamatkan TKI dari hukum gantung di Malaysia, membina kerja sama dengan organisasi advokat dari mancanegara. Sebagai arbiter, Frans dipercaya menjadi Representatif Indonesia oleh The International Chamber of Commerce (ICC) yang paling berwibawa di dunia. Tokoh yang terkenal jujur dan bersih ini menduduki berbagai jabatan prestisius di Era Reformasi di antaranya: Anggota Dewan Pimpinan Komisi Hukum Nasional (KHN), Tim Pakar, Staf Ahli, Konsultan Hukum, beberapa kementerian dan lembaga negara, Anggota Tim Rancangan Undang-Undang (RUU) Korupsi, Advokat, Komisi Yudisial, pendiri dan pemimpin berbagai lembaga kajian dan organisasi, serta Ketua 'Umum Peradin yang diaktifkan kembali setelah 23 tahun mati suri. Ketika saya mencari, berpikir, menimbang, tentang seorang advokat dari etnik Tionghoa, yang mumpuni, profesional, bersih, berintegritas, pilihan saya jatuh pada Frans Hendra Winarta. (Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., M.A.) Frans Hendra Winarta mampu mengejawantahkan pemikirannya dalam bentuk tulisan yang bisa dipahami dengan baik oleh publik. Advokat yang sukses adalah yang pandai menulis sebagai intelektual publik. (Prof. Dr. (lur.) Adnan Buyung Nasution, S.H.) Bagi saya, Frans Hendra Winarta pribadi santun, intelektual andal, selalu melakukan langkah-langkah berani sebagai pewaris para advokat senior seperti Yap Thiam Hien dan Adnan Buyung Nasution yang terkenal luar biasa. (Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., LL.M.) Tulisan Frans Hendra Winarta tentang arbitrase berhasil menegaskan berbagai doktrin, prinsip, kebiasaan, yang berlaku dalam arbitrase, sehingga amat membantu tugas arbiter dan menambah pengetahuan masyarakat. (Prof. Dr. Priyatna Abdurrasyid, S.H., Ph.D., Cert.IISL., Dipl.IAAA.) dan ketekunan mengajar serta semangat berdiskusi dengan pengajar lain, membuat Frans Hendra menjadi salah satu panutan para pengajar muda di Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. (Prof. Dr. Bintan R. Saragih, S.H.) Dari apa yang saya ketahui mengenai Pak Frans, maka "berani melawan arus" itu istilah yang pas untuk menggambarkan bagaimana beliau bersikap dan berkiprah dalam perjalanan karier, dan bagaimana komitmen dan perjuangannya di bidang hukum dan hak asasi manusia. (Dr. Luhut M.P. Pangaribuan, S.H., LL.M.) Disiplin Winarta
Detail Buku