Meskipun memberi rasa sakit, kekecewaan, kesedihan, dan kegagalan adalah pelajaran yang menyenangkan. Mengapa? Pertama, karena kita semua pasti pernah mengalaminya. Kedua, selagi kita hidup di dunia, akan selalu ada yang namanya kegagalan. Ketiga, dari kegagalan itulah kita dididik untuk belajar tentang pertumbuhan, tumbuh dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang. Ada beragam kisah kegagalan hidup dari bapak-bapak supeltas (sukarelawan pengatur lalu lintas) yang dikemas untuk memberikan sedikit percikan inspirasi. Dari kegagalan dan penyesalan itulah mereka mampu bangkit dan mengubah sudut pandang tentang kehidupan. Bukankah itu juga terdengar menyenangkan? “Bernapas Bersama Peluit” merupakan bentuk dedikasi dan perhatian yang lahir terhadap sukarelawan pengatur lalu-lintas (supeltas) yang awal mulanya dianggap mengganggu, namun sekarang menjadi merambah dan sangat dibutuhkan dikalangan lalu lintas yang selalu meningkat di keramaian kota yang sering disebut the Spirit of Java ini. Sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) di beberapa ruas jalan di Solo sangatlah penting. Tugas dan tanggung jawab yang diembannya cukup besar dalam membantu masyarakat dan meringankan tugas polisi dalam menciptakan kondisi lalu-lintas di Solo tertib dan lancar. Gerakan yang diketuai oleh Dodik Murdiyanto ini merupakan hal positif untuk selangkah lebih maju dalam kegiatan anak muda untuk menyumbangkan gagasan baru yang bisa membantu masyarakat sekitar. Dengan dibuatnya buku ini, semoga menjadi pemantik untuk anak muda Indonesia di luar sana untuk mencontoh gerakan Dodik Murdiyanto ini.