Gramedia Logo
Product image
Liu Cixin

Belantara

Format Buku
Deskripsi
Apa yang bakal terjadi bila manusia tahu Bumi akan diinvasi alien empat abad lagi? Sesudah mengetahui keberadaan Bumi, peradaban Trisurya mengirimkan armada penyerbu, dan pengintai berupa proton cerdas—sofon—yang bisa mengetahui semua informasi di Bumi kecuali apa yang ada di dalam pikiran manusia. Itulah dasar Proyek Penghadap Tembok, di mana sejumlah ahli siasat ditugasi untuk membuat strategi dalam kepala mereka sendiri tanpa bisa diketahui Trisurya. Sementara itu, Bumi harus membangun armada antariksa, tapi apakah manusia bisa mengatasi perpecahan antar negara dan antarideologi untuk melakukannya? Inilah langkah peradaban manusia dalam persiapan untuk Perang Terakhir. Belantara adalah novel kedua trilogi Trisurya karya penulis fiksi sains Tiongkok Liu Cixin. Buku pertamanya, Trisurya, diadaptasi menjadi serial TV oleh Tencent Video dan Netflix. Liu delapan kali menjadi pemenang Yinhe Jiang, penghargaan untuk karya fiksi sains terbaik Tiongkok. Prolog: Si semut coklat sudah melupakan sarangnya. Bagi Bumi kala petang dan bintang yang baru keluar, lama waktu mungkin tidak terasa, namun, bagi semut itu, lamanya tidak berhingga. Pada hari yang kini terlupakan, dunia mereka telah dijungkirbalikkan. Tanah dibongkar, meninggalkan jurang yang lebar dan dalam, dan kini tanah kembali memenuhi jurang tersebut. Di ujung tanah yang dijungkirbalikkan berdiri formasi berwarna hitam. Benda seperti itu sering muncul di wilayah luas tersebut; tanah dijungkirbalikkan, jurang menganga lalu diisi kembali, dan formasi batu muncul seperti penanda setiap bencana besar. Di bawah sinar Matahari terbenam, semut dan ratusan saudaranya sudah berhasil memindahkan ratu mereka untuk diselamatkan dan bisa membangun kerajaan baru. Hanyalah kebetulan dia berjalan kembali ke sana saat mencoba mencari makanan
Detail Buku