Gramedia Logo
Product image
Format Buku
Deskripsi
DI KOTA paling barat di Sumatra Selatan, Lubuklinggau, lahir kain batik durian yang memperkaya khasanah batik nusantara. Digagas oleh Ketua Dekranasda Lubuklinggau, Yetti Oktarina Prana pada Mei 2013, batik durian awalnya muncul dengan motif belah durian. Beragam motif lainnya pun berkembang, seperti hiasan dedaunan maupun yang tidak lagi berbentuk belah durian. Mula-mula pengrajin batik asal Lubuklinggau dikirim untuk mengikuti pelatihan proses pembuatan batik. Mereka kemudian juga belajar menggunakan pewarna alam seperti buah pinang dan kulit jengkol. Dalam perkembangan selanjutnya, batik durian Lubuklinggau diperkenalkan oleh sejumlah desainer ke publik luas, tampil di pekan mode lokal, nasional, hingga ke tingkat internasional seperti Milan Fashion Week di Italia. Apa, bagaimana, dan seperti apa perjalanan batik durian Lubuklinggau dalam satu dekade ini? Buku ini tidak hanya membuat pembaca mengenal lebih dalam tentang batik durian Lubuklinggau tapi juga turut bangga akan kekayaan batik nusantara dan cerita-cerita di baliknya. Profil Penulis: DENGAN PENGALAMAN selama lima belas tahun di dunia media, baik konvensional dan digital, Rai mengetahui “seluk-beluk” kedua platform komunikasi tersebut. Sejumlah karya tulisannya dapat ditemukan di Koran Jakarta, CS&B Indonesia, majalah Panorama, Get Lost, Kompas.com, CNNindonesia.com, dan Herworld Indonesia. Selain menulis, Rai kini mengelola agensi kreatifnya sendiri, Rits Creative, yang mengkhususkan layanannya dalam pengembangan situs web, branding (dan rebranding), manajemen media sosial, serta penulisan konten. Buku Batik Durian Lubuklinggau adalah buku pertamanya yang diterbitkan. Selain menulis, ia juga seorang fotografer. Karya tulis dan fotonya bisa dilihat juga di situs www.rairahmanindra.com.
Detail Buku