Gramedia Logo
Product image
Product image
Ichsanuddin Noorsy

Bangsa Terbelah

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Deskripsi
Reposisi Di Tengah Krisis Krisis keuangan global 2008 membuktikan bahwa globalisasi sebagai penerapan ekonomi terbuka bukanlah segala-galanya. Di tengah intervensi terhadap negara-negara lain terus berlangsung, AS melalui Presiden ke-45 Donald Trump berencana membangun tembok pembatas dengan Meksiko. Ini bukti bahwa geo ekonomi politik suatu bangsa, seadidaya apa pun, membutuhkan perlindungan. Bukan hanya itu, AS pun berpikir untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Sebelumnya, Kora Utara memamerkan kekuatan peluru kendali yang mampu menjangkau Alaska, bahkan New York. Sementara Iran menghadang embargo ekonomi AS dan menyatakan siap menyerang Israel. Hubungan Rusia dengan China, Korea Utara, Iran, dan Bashar al Assad sebagai Presiden Suriah pun tetap mesra. Padahal Moskow telah menganeksasi Crimea dan mengganggu Ukraina. China pun berani melawan AS dalam perang tarif, menunjukkan keberhasilan pendaratan antariksa di posisi bulan terjauh, bersiap mengambil Taiwan, dan terus mengembangkan teknologi informasi 5G. Itulah gambaran dunia yang dirundung situasi volatile, uncertainty, complex, dan ambigue (VUCA) terhadap food, fuel, financial, frequency, dan forces of army, force of law. Inilah pula yang disebut sebagai krisis 5F. Krisis ini buah dari semangat dan tekad menegakkan peradaban Barat sebagai satu-satunya peradaban di dunia. China bukan saja merontokkan unipolarisme itu, tapi juga mengacaukan multipolarisme melalui kebijakan New Development Bank, AIIB, dan Belt and Road Initiative. Pada lingkup Indonesia, kita ditantang mereposisi bangsa dan negara berdasarkan UUD 1945. Buku ini melukiskan bagaimana reposisi itu berlangsung di tengah ancaman bangsa yang terbelah.
Detail Buku