Tiga belas anak berkumpul setiap pagi di gedung sekolah yang kecil yang juga digunakan seekor sapi untuk berlindung saat matahari terbenam. Saat itulah kisah-kisah yang dibawa angin dari tebing dimulai... Buku ini bercerita tentang kehidupan anak-anak di sekolah tebing. Sebuah sekolah yang dibangun di atas tebing di sebuah desa kecil. Disertai kisah tentang binatang-binatang di sekitar sekolah. Buku ini membebaskan imajinasi dan kreativitas anak. Cerita setiap bab berbeda namun tetap berhubungan satu sama lain. Cerita tentang binatang dan benda-benda yang bisa saling berkomunikasi bisa memicu kesadaran anak untuk peduli dan menjaga makhluk hidup serta benda-benda di sekitar mereka. Tokoh-tokoh dalam buku ini adalah anak-anak yang kreatif, punya mimpi besar, dan menyayangi binatang di sekitar mereka. Tokoh guru dan orangtua pun menunjukkan dukungan penuh terhadap kreativitas anak. Gaya penulisan yang disisipi sajak berima bisa memperkaya kosakata dan kemampuan berbahasa Indonesia anak. Ada pengetahuan tentang kata ulang, binatang, dan juga nama tempat. Pengarang memberikan deskripsi yang detail tentang objek dalam cerita. Sehingga anak-anak pun bisa belajar mendeskripsikan sesuatu dan juga belajar mengenal macam-macam karakter. Setiap bab selalu punya pesan moral yang berbeda-beda. Ada yang tentang nasionalisme, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tanggung jawab, kepedulian, dan masih banyak lagi. Kami tidak menemukan kata kasar, konten seksual negatif, maupun penggunaan obat terlarang dan alkohol di buku ini.