Fatimah az-Zahra adalah satu dari sekian banyak orang yang terkemuka yang dekat dengan Allah, yang keagungannya diakui oleh surga sebelum penciptaan umat manusia, dan demi siapa ayat-ayat Alquran yang dibaca dan akan dibaca sepanjang hari hingga hari kiamat tiba. Fatimah az-Zahra adalah sosok wanita teladan sepanjang masa. Tidak diragukan lagi, Fatimah az-Zahra merupakan wanita terbaik di seluruh alam adalah teladan kaum muslimah, karena dialah satu-satunya wanita yang hidup dalam naungan ayahandanya yang maksum, suaminya yang maksum, dan ia sendiri pun maksum. Artinya, iklim tempat ia berkembang dan tumbuh dewasa adalah iklim kesucian. Hal itu wajar karena ia menghabiskan masa kanak-kanaknya dalam pengasuhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pernikahannya, pengaturan rumah tangganya, dan pendidikan anak-anaknya berada di dalam rumah pribadi terbesar kedua dalam Islam, yaitu Ali bin Abi Thalib. Dan, dalam masa usianya yang singkat itu ia melahirkan dua orang imam maksum yaitu al-Hasan dan al-Husain, dan dua wanita pemberani serta rela berkorban, Zainab dan Ummu Kultsum. Pada rumah seperti itulah kita mendapatkan gambaran hidup dari seorang wanita yang hidup dalam naungan, undang-undang, dan metode pendidikan Islam. Saat kita mempelajari lebih dalam sosok Fatimah az-Zahra, bukan sekadar untuk mendapatkan pahala rohani, mendapatkan sejarah dan kajian ilmiah yang kering, namun kita akan mendapatkan jawaban-jawaban atas kebutuhan yang lebih ‘hidup’, lebih mendesak, dan menjawab pertanyaan paling peka bagi siapapun yang mencari jati dirinya, yaitu ‘Siapakah saya?’ Untuk menjawab hal ini, kita bisa bercermin dari kehidupan sang teladan, Fatimah az-Zahra.