Gramedia Logo
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
free shipping logo

Bebas Ongkir, Rp0.

Pilih toko terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” saat checkout.

Format Buku
Deskripsi
Apa yang bisa dibanggakan dari pegawai rendahan di pengadilan? Gaji bulanan, baju seragam, atau uang pensiunan? Arimbi, juru ketik di pengadilan negeri, menjadi sumber kebanggaan bagi orangtua dan orang-orang di desanya. Generasi dari keluarga petani yang bisa menjadi pegawai negeri. Bekerja memakai seragam tiap hari, setiap bulan mendapat gaji, dan mendapat uang pensiun saat tua nanti. Arimbi juga menjadi tumpuan harapan, tempat banyak orang menitipkan pesan dan keinginan. Bagi mereka, tak ada yang tak bisa dilakukan oleh pegawai pengadilan. Dari pegawai lugu yang tak banyak tahu, Arimbi ikut menjadi bagian orang-orang yang tak lagi punya malu. Tak ada yang tak benar kalau sudah dilakukan banyak orang. Tak ada lagi yang harus ditakutkan kalau semua orang sudah menganggap sebagai kewajaran. Pokoknya, 86! Profil Penulis: Okky Madasari adalah seorang sastrawan dan sosiolog. Karyakarya fiksinya adalah Entrok (2010), 86 (2011), Maryam (2012), Pasung Jiwa (2013), Kerumunan Terakhir (2015), Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (2016), dan empat novel Mata yang ditujukan untuk pembaca muda; Mata di Tanah Melus (2018), Mata dan Rahasia Pulau Gapi (2018), Mata dan Manusia Laut (2019), Mata dan Nyala Api Purba (2021). Dikenal sebagai sastrawan yang secara kritis memotret isuisu sosial melalui karya-karyanya, Okky meraih berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Arab, Bahasa Melayu. Di bidang akademik, Okky meraih Ph.D dari National University of Singapore dengan fokus riset pada bidang produksi pengetahuan. Memadukan antara sastra dan ilmu sosial, Okky percaya pada pendekatan multidisiplin dalam berkarya, baik itu karya fiksi maupun karya ilmiah.
Detail Buku