Agama Islam

Zikir dan Doa Setelah Salat Lima Waktu

Zikir dan Doa Setelah Salat
Written by Yufi Cantika

Zikir dan Doa setelah salat adalah hal yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. kepada umat Islam. Sebagai umat Islam, doa juga merupakan pengiring dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Doa ini bertujuan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Rasulullah saw. selalu berzikir dan berdoa setelah selesai melaksanakan salatnya. Hal ini sudah tertera pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas RA bahwa, “mengeraskan suara dalam berzikir ketika orang-orang selesai salat maktubah sudah ada pada masa Nabi saw.”

Dengan demikian kita juga harus mengikuti perilaku dari Rasulullah saw. dengan kebiasaan baiknya untuk berzikir dan berdoa setelah selesai salat. Karena Rasul juga melakukan kebiasaan ini maka kita juga jangan buru-buru untuk beranjak pergi setelah selesai melaksanakan salat. Sempatkan waktu untuk duduk lalu berzikir dan berdoa.

Zikir dan doa setiap hari ini tentunya akan meningkatkan amal ibadah kita. Allah Swt. akan senantiasa melindungi kita dari hal-hal buruk dan selalu menjaga ketenangan hati kita. Perilaku ini memiliki dampak yang positif bagi hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Selain zikir dan doa setelah salat. Dalam melaksanakan ibadah salat juga memiliki syarat-syarat tertentu agar diperbolehkan untuk melaksanakannya. Syarat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang harus dimiliki seseorang ketika ingin melakukan ibadah salat. Sedangkan syarat sah adalah syarat agar salat dapat diterima oleh Allah Swt.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai zikir dan doa setelah salat serta syarat wajib dan sah dalam salat. Grameds, yuk simak ulasan berikut!

beli sekarang

Buku ini berisi kumpulan zikir dan doa yang bisa diamalkan setelah menunaikan salat, baik salat fardu maupun salat sunah. Ada juga panduan lengkap salat fardu.

Zikir Setelah Salat

1. Membaca Istighfar (3 Kali)

 أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal’adzim, Alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilaihi

Artinya: “Aku minta ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Membaca kalimat Laa Ilaha Illallah (3 Kali)

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

La ilaha illallahu wa’hdahula syariikalahu, lahulmulku walahul’hamdu yu’hyii wayumiitu wahuwa ‘alakulli syai’ing qadiiru

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian. Ia menghidupkan dan mematikan, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

3. Bacaan Memuji Allah

للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.


Allahumma angtassalamu wa mingkassalamu wa ilaika ya’uwdussalamu, fakhayyina rabbana bissalamu wa adkhilnaljannata dar
assalami tabarakta rabbana wa ta’alaita yadzaljalali wal ikraam.

Artinya: “Wahai Allah! Engkaulah pemilik kedamaian, dari Engkaulah kedamaian, dan kepada Engkaulah kembalinya kedamaian. Oleh karena itu, hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan penuh kedamaian. Masukanlah kami ke dalam surga, tempat kedamaian. Engkau, ya Tuhan kami, Maha Suci dan Maha Tinggi, Wahai zat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.”

4. Membaca Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhirraḥmānirraḥīm.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Alḥamdu lillāhi rabbil’ālamīn.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Ar raḥmānir raḥīm.

Artinya: “Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

Māliki yaumid dīn.

Artinya: “Pemilik hari pembalasan.”

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn.

Artinya: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm.

Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Sirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ ḍāllīn.

Artinya: “(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

5. Membaca Surat Al-Baqarah Ayat 255 (Ayat Kursi)

اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. kepunyaan-Nya apa yang di langit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Bacaan Doa Setelah Salat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bismilllaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin. Hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa Rabbanaa lakal hamdu wa lakasy syukru kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik.

Allaahumma shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin walhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin.

Allaahummagh firlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.

Rabbanaghfirlanaa wali-ikhwaaninal ladziina sabaquunaa bil iimaan walaa taj’al fii quluubinaa ghillal lilladziina aamanuu Rabbanaa innaka ra-uufur rahiim.

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab.

Allaahumma innaa nas-aluka salaamatan fid diini wad dunyaa wal aakhiroh, wa’aafiyatan fil jasad, wa shihhatan fil badan, wa barokatan fir rizq, wa taubatan qablal maut, wa rahmatan ‘indal maut, wamaghfiratan ba’dal maut. Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil maut, wan najaata minan naar, wal ‘afwa ‘indal hisaab.

Rabbanaa hablanaa min ‘azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a’yunin waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.

Rabbanaa taqobbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim watub ‘alainaa innaka antat tawwaabur rahiim.

Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannar.

Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihii wasallam, walhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji, dan bagi-Mulah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku semenjak kecil.

Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dan janganlah Engkau biarkan ghill (dengki) dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratulmaut, (berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.

Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami istri-istri dan keturunan-keturunan sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka

Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Syarat Wajib Salat

Syarat wajib salat merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh seseorang apabila ingin melaksanakan ibadah salat. Jika syarat tersebut belum bisa terpenuhi maka seseorang belum wajib untuk melaksanakan salat. Apa saja syarat wajib salat? Yuk, simak ulasan berikut.

beli sekarang

Buku ini berisi hafalan salat wajib dan sunah, dijelaskan segala hal tentang syarat wajib dan sahnya salat. Teks berbahasa Arab disertai dengan bacaan latin dan terjemahannya.

1. Umat Islam

Syarat wajib untuk melaksanakan salat yang utama adalah hanya bagi umat Islam. Tentunya hal ini sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam. Bagi mereka yang tidak menjalankannya akan mendapat dosa. Jika bukan umat Islam maka tidak perlu melaksanakan salat.

2. Balig

Seorang umat Islam yang sudah mengalami pubertas artinya sudah balig, maka dari itu diwajibkan untuk salat. Sebuah hadis juga menyimpulkan bahwa seseorang yang sudah balig memiliki beban dan tanggung jawab untuk melaksanakan salat. Rasulullah bersabda, “orang-orang yang tidak dibebankan tanggung jawab hukum ada tiga golongan, yaitu orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga bermimpi (balig), dan orang gila hingga sembuh.”

Anak-anak yang belum balig tetap diwajibkan untuk salat, namun bukan menjadi sebuah beban dan tanggung jawab tersebut. Jika orang tua menganjurkan salat maka itu adalah hal yang baik untuk diajarkan kepada anak-anak.

Seperti pada hadis dari Ahmad, Abu Dawud, dan Al Hakim bahwa, “Ajarilah anak-anakmu salat ketika usianya tujuh tahun.” Artinya para orang tua seharusnya mengajari anak-anaknya yang sudah mencapai usia tujuh tahun untuk melaksanakan salat. Berikan pendidikan dan ilmu tentang salat sejak kecil agar ketika dewasa ia selalu taat untuk salat.

3. Berakal Sehat

Berakal sehat artinya dapat membedakan hal baik dan hal buruk. Orang yang memiliki akal sehat tentunya mengetahui bahwa ibadah salat adalah hal yang utama harus diperhatikan. Oleh karena itu akal sehat adalah syarat wajib untuk melaksanakan salat. Sedangkan orang yang yang tidak berakal sehat maka tidak diwajibkan untuk salat.

Syarat Sah Salat

Dalam melaksanakan salat tentunya kita harus melakukan hal-hal yang diwajibkan dalam pelaksanaan salat. Hal tersebut dilakukan agar salat secara sah dapat diterima oleh Allah Swt. Berikut adalah beberapa syarat sah dalam salat.

1. Masuk Waktu Salat

Setiap umat Islam pastinya mengetahui kapan waktunya salat. Jika adzan sudah terdengar maka waktu salat bisa dilaksanakan. Namun, jika melaksanakan sebelum waktunya maka salat harus diulangi.

2. Bersih dari Hadas Besar dan Hadas Kecil

Hadas besar maupun kecil seharusnya dibersihkan ketika ingin melakukan ibadah, khususnya ibadah salat. Jika tidak maka salat tidak akan diterima oleh Allah Swt karena hadas yang masih ada pada tubuh. Seperti pada sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Allah tidak akan menerima salat salah satu orang di antara kalian jika dia memiliki hadas sampai dia wudu.”

3. Suci Badan, Pakaian, dan Tempat

Tidak hanya pada tubuh kita masing-masing. Namun, pakaian dan tempat untuk salat juga harus jauh dari najis dan hadas. Semuanya harus bersih dan suci. Sebelum salat sebaiknya periksa badan, pakaian, dan tempat ketika ingin melaksanakan salat agar salat dapat diterima dengan sah.

4. Menutup Aurat

Tidak hanya dalam waktu salat saja, aurat adalah bagian tubuh yang wajib ditutup karena perintah dari Allah Swt. jika tidak ditutup maka dosa hukumnya. Apalagi saat sedang salat, di mana kita menghadap kepada Allah aurat kita harus tertutup agar salat kita dapat diterima.

Laki-laki dan perempuan memiliki batas auratnya masing-masing. Batas aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut. Sedangkan batas aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

5. Menghadap ke Kiblat

Syarat sah terakhir dalam melaksanakan salat adalah kita harus menghadap ke kiblat. Kiblat merupakan Ka’bah yang ada di Mekkah, ketika salat semua umat Islam menghadap ke arah kiblat.

Seperti itulah penjelasan mengenai zikir dan doa setelah salat serta syarat wajib dan sahnya salat. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari apa saja zikir dan doa yang dibaca setelah salat dan tentunya apa saja syarat wajib dan sah untuk melaksanakan salat.

Apabila kalian ingin mempelajari tentang ibadah salat ini lebih banyak lagi, kalian bisa membaca dari buku-buku yang telah disediakan oleh Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah menyediakan buku-buku yang bermanfaat untuk kalian semua. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga!

beli sekarang

Ebook ini hendak menjelaskan tentang ketergantungan manusia kepada sesuatu yang bersifat adi-manusia, dalam hal ini Allah. Zikir dan doa, di samping menjadi media yang menghubungkan manusia dengan Allah, juga menjadi bentuk pengakuan manusia akan keberadaan dirinya yang memiliki ketergantungan.

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika