Teori

Teori Gagne: Fase-fase Belajar, Tipe-tipe Kegiatan Belajar, dan Hirarki Belajar

Written by Fiska

Gagne mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu atau dari pembelajaran yang direncanakan. Pandangannya tentang belajar itulah yang membuat Gagne menjadi salah satu tokoh pendidikan yang cukup ternama dan sukses memberikan pengaruh besar terhadap bidang pendidikan serta psikologi secara umum. Lalu, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan panduan pengalaman masa lalu atau dari pembelajaran yang direncanakan? Seperti apa perubahan perilaku yang terjadi akibat dari belajar menurut Gagne? Di bawah ini, kita akan membahas tentang berbagai pemaparan tentang teori Gagne, mulai dari biografi pelopornya yaitu Robert Mills Gagne, dan lain sebagainya.

Biografi Robert Mills Gagne

Robert M. Gagne ini lahir pada tahun 1916, dimana Ia adalah seorang ahli psikolog pendidikan yang sudah berhasil mengembangkan suatu pendekatan yang eklektik tentang psikologi. Salah satunya yaitu teori pembelajaran yang didasarkan pada model pemrosesan informasi. Dalam memahami belajar, Teori Gagne ini tidak memperhatikan apakah proses belajar tersebut terjadi melalui penemuan atau discovery, atau proses penerimaan atau reception, sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel. Menurut Gagne, yang paling penting adalah kualitas, penetapan atau daya simpan, dan juga kegunaan belajar.

Oleh karena itu, dalam rangka proses pembelajaran, guru bisa menyusun program pembelajaran yang cocok dengan tahap serta fase pembelajaran. Teori Gagne ini lebih menitikberatkan pada operasionalisasi konsep belajar kumulatif dan juga memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari sederhana ke kompleks. Salah satu teori dan prinsip belajar yang penting untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah teori Gagne. Dimana teori tersebut seringkali dikenal dengan 9 peristiwa pembelajaran ataupun model line instructional events Gagne.

Menurut Gagne, belajar akan memberikan kontribusi terhadap adaptasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan proses yang logis. Sehingga perkembangan tingkah laku ini merupakan hasil dari efek belajar yang kumulatif. Lebih lanjut lagi, Ia menjelaskan bahwa belajar itu bukanlah proses yang tunggal. Tapi, belajar menurut Gagne tidak bisa didefinisikan dengan mudah karena belajar sendiri bersifat kompleks. Gagne mengkaji masalah belajar yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi yang paling mendasar atau keterampilan sederhana yang dipelajari akan mempengaruhi terjadinya belajar yang lebih kompleks.

Hasil kerja keras Gagne ternyata berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan Amerika serta pelatihan militer dan industri. Satu diantara hasil dari pekerjaan Gagne yang berpengaruh adalah pengembangan awal dari teori desain sistem instruksional yang menunjukkan bahwa semua komponen dari pelajaran ataupun periode instruksi bisa dianalisis dan dirancang untuk beroperasi bersama-sama sebagai suatu rencana untuk pengajaran. Teori desain sistem instruksional Ia kerjakan bersama dengan L. J. Briggs.

Gagne sendiri juga dikenal dengan teori stimulus responnya yang sangat mutakhir dari delapan jenis pembelajaran yang dibedakan dalam hal kualitas dan juga kuantitas dari respon stimulus yang memiliki keterkaitan dari yang paling mudah sampai yang paling sulit, meliputi:

1. Signal learning (Pavlovian conditioning);
2. Stimulus response learning (Operant conditioning);
3. Chaining (Complex operant conditioning);
4. Verbal association;
5. Discrimination learning;
6. Concept learning;
7. Rule learning; dan
8. Problem solving.

Teori Belajar Gagne

Robert M. Gagne merupakan seorang ahli psikologi yang sudah banyak melakukan penelitian tentang fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan juga hirarki belajar. Dalam penelitiannya tersebut, Ia banyak menggunakan materi matematika sebagai media untuk menguji penerapan teorinya. Sebagaimana tokoh-tokoh lain yang ada di dalam psikologi pembelajaran, Gagne juga berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan juga lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, yang paling besar pengaruhnya yaitu lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, sekolah, geografis, dan juga berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan tersebutlah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan nantinya menentukan akan menjadi apa.

Bagi Gagne, belajar tidak bisa didefinisikan dengan mudah. Sebab, belajar memiliki sifat yang cukup kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan menyebabkan perubahan pada diri seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan minat, perubahan sikap, dan juga perubahan nilai yang ada dalam diri seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap walaupun hanya sementara.

Gagne dalam Dimyati (2002:10) mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang kompleks. Setelah belajar, seseorang akan mempunyai keterampilan, sikap, pengetahuan, dan juga nilai. Dengan begitu, belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru.

Komponen Belajar

Menurut Gagne, ada tiga komponen utama dari belajar. Dimana komponen belajar tersebut meliputi kondisi eksternal, internal, dan juga hasil belajar yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kondisi Internal

Kondisi internal merupakan kondisi yang ada di dalam diri individu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar dan juga proses kognitif yang terjadi di dalam diri seseorang.

2. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal merupakan rangsangan yang berasal dari luar lingkungan yang mempengaruhi seseorang dalam proses pembelajaran yang meliputi berbagai hal seperti motivasi, perhatian, dan juga ingatan dari kemampuan yang dipelajari sebelumnya yang relevan dengan peristiwa belajar pada saat itu.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal yang sudah menjadi milik pribadi seseorang dan dicerminkan dalam wujud perbuatan tertentu untuk setiap jenis belajar.

Hasil Belajar

Salah satu teori Gagne yang paling penting yaitu pengetahuan dari kemampuan baru memerlukan pengetahuan dari kemampuan yang lebih rendah yang terlibat di dalam kemampuan baru tersebut. Misalnya saja, seseorang yang pada tingkatan kemampuan yang lebih tinggi akan membutuhkan pengetahuan sebelumnya dari kemampuan yang lebih sederhana. Dengan begitu, suatu pengetahuan yang dicapai seseorang bisa dianalisis kemampuannya dari pengetahuan yang lebih rendah. Selain itu, Gagne juga menanamkan gerak maju dari belajar tersebut dengan istilah tingkatan belajar atau learning hierarchy. Menurut Gagne, ada lima hirarki hasil belajar, antara lain:

1. Informasi Verbal atau Verbal Information

Informasi verbal ini terdiri dari pernyataan seorang siswa tentang informasi yang mereka inginkan.

2. Keterampilan Intelektual atau Intellectual Skills

Keterampilan intelektual ini merupakan suatu tindakan tertentu dengan persyaratan yang dimilikinya.

3. Strategi Kognitif atau Cognitive Strategies

Strategi kognitif ini adalah semacam keterampilan intelektual khusus yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang tanpa menghiraukan apa yang sudah mereka pelajari dan kemampuan yang diorganisir dari dalam. Sehingga seseorang akan mendapatkan proses yang menentukan kesediaan belajar, berpikir, dan mengingat. Menurut Gagne, ada 5 macam strategi kognitif, yakni strategi menghafal, elaborasi, pengaturan, metakognitif, dan afektif.

4. Sikap atau Attitude

Sikap merupakan pernyataan internal dari seseorang yang mempengaruhi tindakan menuju tingkatan tertentu dalam hal objek orang ataupun kejadian.

5. Keterampilan Motorik

Keterampilan yang digunakan oleh seseorang dalam aktivitas motorik seperti mengemudi mobil, mengetik, memainkan alat musik, menari, dan lain sebagainya.

Model Pengolahan Informasi

Teori Gagne ini merupakan perpaduan yang seimbang antara teori behavioristik dan teori belajar kognitif yang berdasar pada teori pemrosesan informasi. Suyono dan Hariyanto (2011, hlm. 92) menjelaskan bahwa model pengelolaan informasi adalah model dalam teori belajar yang berupaya menjelaskan tentang kerja memori manusia yang meliputi tiga macam sistem penyimpanan kata, yaitu:

1. Memori Sensori atau Sensory Memory

Sensory Memory merupakan suatu sistem mengingat stimulus secara cepat. Sehingga bisa berlangsung analisis persepsi, disini proses berlangsung selama 3 hingga 5 detik, masukan utamanya dari penglihatan suara.

2. Memori Kerja atau Working Memory

Working memory adalah memori jangka pendek yang bisa menyimpan 5 hingga 9 informasi dalam waktu sekitar 15 sampai 20 detik. Sehingga cukup waktu untuk pengolahan informasi. Dalam hal itu, informasi yang diberi kode dan juga persepsi setiap individu akan menentukan apa yang disimpan dalam memori kerja.

3. Memori Jangka Panjang atau Long Term Memory

Memori jangka panjang ini berfungsi untuk menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama. Informasi yang tersimpan di dalam bisa dalam bentuk verbal ataupun visual.

Fase-fase Belajar Menurut Gagne

Bertitik tolak dari model belajarnya, yakni model pemrosesan informasi, Gagne menjelaskan delapan fase yang ada di dalam satu tindakan belajar atau learning fact. Fase-fase tersebut adalah kejadian kejadian eksternal yang bisa distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase akan dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Berikut ini adalah beberapa fase belajar menurut Gagne, antara lain:

1. Fase Motivasi

Fase motivasi ini merupakan pemberian harapan kepada peserta didik bahwa dengan belajar, mereka akan memperoleh reward atau hadiah. Reward disini adalah bahwa pelajaran yang dipelajari bisa memenuhi keingintahuan mereka mengenai suatu pokok bahasan. Pemberian motivasi tersebut akan memungkinkan peserta didik untuk berusaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pemberian motivasi ini bisa dilakukan secara intrinsik atau ekstrinsik.

2. Fase Pengenalan

Peserta didik harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional apabila belajar akan terjadi. Misalnya saja, siswa memperhatikan aspek-aspek yang relevan mengenai apa yang dikatakan guru ataupun mengenai gagasan-gagasan utama dalam buku. Perhatian dapat diperoleh dengan cara memintanya secara langsung ataupun mengungkapkan fakta-fakta menarik dari materi yang akan menarik perhatian peserta didik.

Setelah perhatian tersebut diperoleh, maka proses berikutnya adalah untuk menentukan keluaran dari “daftar sensori” kegiatan mental yang diadopsi oleh peserta didik. Sehingga kita bisa menentukan aspek stimulus eksternal yang diterima oleh peserta didik. Itu artinya, serangkaian stimulus-stimulus yang diterima peserta didik, adalah tanggapan yang selektif. Dengan begitu, bentuk stimulus eksternal harus berbeda-beda. Dengan stimulus eksternal yang berbeda-beda tersebut, peserta didik harus memperhatikan adanya unsur-unsur yang penting dan juga relevan. Sehingga sangat membantu kegiatan belajar berikutnya.

3. Fase Perolehan

Jika siswa memperhatikan informasi yang relevan, mereka sudah siap menerima pelajaran. Informasi yang disajikan ini tidak langsung disimpan dalam memori. Informasi tersebut diubah menjadi bentuk yang bermakna yang kaitkan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori siswa. Suatu informasi bisa diubah oleh siswa menjadi bermakna. Sehingga bisa dihubungkan dengan informasi yang sudah ada dalam ingatannya. Dimana informasi yang tertinggal sementara dalam ingatan jangka pendek akan mengalami transformasi ke dalam bentuk yang sudah siap disimpan. Proses itu disebut dengan pengkodean.

4. Fase Retensi

Informasi baru yang didapatkan harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal ini bisa terjadi melalui pengulangan kembali, elaborasi, praktik, dan lainnya.

5. Fase Pemanggilan

Fase yang satu ini adalah kemampuan mengungkap keluar informasi yang sudah dimiliki dan disimpan di dalam ingatan. Proses menggali ingatan tersebut bisa dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Dalam proses tersebut, mungkin peserta didik akan kehilangan kontak atau hubungan dengan informasi yang ada di dalam ingatan jangka panjang. Dalam kondisi tersebut, para pengajar harus memberikan stimulus eksternal atau memberikan teknik khusus untuk bisa mengeluarkan informasi yang tersimpan di dalam ingatan. Misalnya saja, memberikan informasi yang relevan, lalu meminta siswa untuk mencari kaitannya.

6. Fase Generalisasi

Umumnya informasi tersebut akan kurang nilainya apabila tidak bisa diterapkan di luar konteks dimana informasi tersebut dipelajari. Sehingga, generalisasi atau transfer informasi di kondisi-kondisi baru adalah fase kritis dalam belajar. Transfer tersebut bisa ditolong dengan menyuruh para siswa menggunakan informasi yang sudah diperoleh ke dalam kondisi yang berbeda dengan situasi saat informasi tersebut diperoleh. Jadi, dalam fase generalisasi ini, para siswa bisa belajar untuk memanfaatkan informasi yang sudah diperoleh ke dalam permasalahan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Fase Penampilan

Para siswa harus menunjukkan bahwa mereka sudah belajar sesuatu melalui penampilan yang terlihat. Misalnya saja setelah mempelajari operasi bentuk aljabar, para siswa bisa menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku sejenis dalam aljabar.

8. Fase Umpan Balik

Para siswa harus mendapatkan umpan balik mengenai penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka sudah ataupun belum mengerti mengenai apa yang diajarkan. Umpan balik ini bisa memberikan reinforcement pada mereka untuk penampilan yang berhasil.

Prinsip Pembelajaran Gagne

Berdasarkan fase belajar yang sudah mereka susun, dalam buku Principle of Instructional Design mengemukakan 9 prinsip yang bisa dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Prinsip itu disebut Instructional Events yakni sebagai berikut:

1. Gaining Attention (Memperoleh Perhatian)
2. Informing the Learner of The Objective (Menginformasikan kepada Peserta Didik tentang Tujuan Pembelajaran)
3. Stimulating Recall of Prerequisite Learning Capabilities (Merangsang/Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari)
4. Presenting the Stimulus Material (Menyajikan Materi Pembelajaran)
5. Providing Learning Guidance (Memberikan Bimbingan Belajar)
6. Eliciting the Performance (Memunculkan Kinerja)
7. Providing Feedback About Performance Correctness (Memberikan informasi kepada peserta didik tentang kebenaran kinerja mereka.
8. Assessing the Performance (Menilai Kinerja)
9. Enhancing Retention and Transfer (Meningkatkan Retensi dan Transfer)

Menurut Gagne, belajar tidak termasuk kegiatan yang terjadi secara ilmiah, namun hanya akan terjadi dengan adanya kondisi tertentu, yakni kondisi internal dan juga kondisi eksternal. Dimana kondisi internal, antara lain yang menyangkut kesiapan siswa dan apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Sementara kondisi eksternal adalah situasi belajar dan penyajian stimulus yang secara sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar. Setiap jenis hasil belajar tersebut di atas membutuhkan kondisi tertentu yang perlu diatur dan dikontrol.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma