Agama Islam

Memahami Takdir Muallaq: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya

takdir mualaq
Written by Yufi Cantika

Takdir muallaq – Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Dalam praktiknya sebagai manusia ada banyak hal menarik yang bisa Grameds pelajari dari kehidupan manusia itu sendiri. Di antara puluhan juta dan miliaran orang di planet ini, ada banyak kepribadian yang berbeda. Termasuk jalan hidup mereka atau alur hidup mereka di bumi ini yang kemudian kita kenal dengan takdir.

Beberapa orang tidak dapat menerima takdir yang diberikan Tuhan kepada mereka. Ada orang-orang yang menjalani semua takdir yang Tuhan berikan untuk membuat hidupnya lebih bermakna, menggairahkan, dan positif. Pada prinsipnya, tidak semua takdir tidak dapat diubah. Dalam Islam, takdir dibagi menjadi dua bentuk.

Yakni takdir yang tidak dapat dihindari seperti kelahiran atau kematian manusia (mubram) dan takdir yang dapat diubah atau muallaq. Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah yang terdapat pada daun bidadari seperti hari tua, makanan, kesehatan, jodoh dikutip dari Raul Mahfuz. Percaya pada takdir adalah salah satu rukun iman.

Muslim juga harus percaya pada takdir. Pernahkah Grameds mendengar istilah takdir muallaq dalam Islam? Kita tahu bahwa takdir ini bisa berubah sepanjang hidup. Simak artikel di bawah ini untuk pemahaman penuh dan contoh nasib atau takdir muallaq lebih luas lagi.

Pengertian Takdir Muallaq

takdir mualaq

Sumber: Pixabay

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, takdir mengacu pada ketentuan atau kehendak Allah SWT. Menurut ajaran Islam, ini mencakup segala sesuatu yang ada dan terjadi di bumi. Seperti yang sudah tertuang dalam surat Al An’am ayat 96 berikut ini:

فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ

Artinya “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui” (Al An’am: 96).

Takdir sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua, dengan Muallak dan Mubram. Takdir Muallaq adalah takdir Tuhan yang masih bisa diubah oleh manusia. Jalan tersebut terdiri dari berjuang dan berjuang untuk jalan yang diridhoi Allah menurut hukum Islam. Dalilnya ada dalam surat Ar Rad ayat 11 berikut ini:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Artinya “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Ar Rad:11).

Berdasarkan surat ayat-ayat Al-Qur’an, seseorang harus percaya bahwa seseorang dapat memperoleh takdir apapun jika dia dengan tulus berjuang atau memperjuangkan takdir itu, meskipun itu tidak mutlak.

Namun, kita harus memahami bahwa kita memiliki peran yang harus diubah, tetapi hasil akhirnya tetaplah kuasa Tuhan. Takdir Mubram adalah takdir mutlak yang tidak pernah bisa diubah, meliputi Kelahiran, Kematian, Pernikahan, dan Lainnya

1. Pengertian Menurut Bahasa

Takdir Muallaq juga dapat diartikan secara bahasa sebagai upaya mengubah takdir melalui kerja keras, ketekunan dan doa yang khusyuk. Dengan kata lain, manusia masih bisa mengintervensi dan mengubah takdir yang diberikan Tuhan sesuai dengan keinginannya, yang masih bisa berubah sesuai dengan usaha dan usaha seseorang.

Dalam hal ini manusia diberi kesempatan untuk menentukan takdirnya sendiri. Termasuk bagaimana mereka perlu meraihnya. Takdir muallaq menunjukan kasih sayang Allah SWT kepada umatnya untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Dalam hal ini tentu harus tetap diridhoi dan ada di jalan Allah dan tidak menentang larangannya.

2. Pengertian Menurut Istilah

Pengertian istilah kata takdir muallaq adalah ketentuan Allah yang masih dapat berubah sesuai dengan usaha dan ikhtiar yang diusahakan oleh orang tersebut. Istilah ini adalah kebalikan dari takdir mubram yang berarti tidak bisa diubah sama sekali dengan upaya manusia.

3. Pengertian Menurut Ahli

Pengertian takdir muallaq juga dikemukakan oleh para ahli, terutama ahli agama dan sesuai dengan Al-Quran dan hadist seperti berikut ini:

a. Berdasarkan QS. Menurut Ar-Ra`d 11

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Artinya:

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

b. Buku Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Karakter

Takdir Muallaq artinya adalah perintah. Tempat di mana orang masih memiliki peran dan peluang untuk mengubah nasibnya sendiri. Percaya pada takdir adalah salah satu rukun iman. Muslim juga harus percaya pada takdir. Ada dua jenis takdir dalam Islam: takdir Mubram dan takdir Muallaq.

Takdir Muallaq dapat diubah melalui ikhtiar yang manusia lakukan seperti dengan berdoa, Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman:

لاَ يَرُدُّ القَضَاءَ شَىءٌ إلاّ الدُّعَاءُ (رواه الترمذي)

“Tidak ada sesuatu yang dapat menolak Qadha kecuali doa” (HR. at-Tirmidzi).

Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (البقرة: ) 186)

“Dan jika hamba-hamba-ku bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat (bukan dalam pengertian jarak), Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memohon dikabulkan doa kepada-Ku dan beriman kepada-Ku, semoga mereka mendapatkan petunjuk” (QS. al-Baqarah: 186).

Artinya, orang yang berdoa tidak sia-sia. Dia pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga kebajikan. Dosa-dosanya diampuni, permintaannya dikabulkan, dan disimpan untuk masa depan. Ketiga kebajikan ini sangat berharga baginya. Sedangkan takdir Mubram adalah ketentuan Tuhan, itu pasti terjadi dan tidak bisa diubah.

Takdir ini hanya dalam sepengetahuan Tuhan dan tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT. Contoh dari takdir Mubram adalah Mati dalam Kafir (asy-Syaqawah) dan Mati dalam Iman (as-Saadah), dan ketentuan untuk kedua kasus ini tetap tidak berubah. Seorang laki-laki yang telah ditetapkan Allah untuk mati dalam keadaan beriman, itulah yang terjadi padanya, tidak pernah berubah.

Contoh Takdir Muallaq

Jika beberapa takdir tidak dapat diubah sesuka hati, beberapa takdir dapat diubah oleh motif batin seseorang. Berikut adalah contoh takdir muallaq yang bisa Grameds pahami agar semakin memotivasi diri untuk memperbaiki takdir yang kamu rasa sangat sulit dan bermasalah:

1. Orang Miskin Menjadi Kaya

takdir mualaq

Sumber: Pixabay

Pertama, karena orang miskin memiliki dorongan batin untuk menjadi kaya. Orang tersebut kemudian menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang benar. Misalnya, kerja keras, kerja cerdas, kerja keras siang malam, jalankan bisnis, dan hemat uang.

2. Dari Bodoh ke Pintar

Dalam contoh lain, beberapa orang bodoh, gagal secara akademis. Jadi mereka selalu beroperasi dan ada di peringkat bawah. Namun, dengan motivasi batin untuk mendapatkan nilai bagus, dia benar-benar belajar dan mengambil kelas di sana-sini. Jadi sangat mungkin untuk mendapatkan nilai terbaik dari awal.

3. Ketidakmampuan Menjadi Terampil

Termasuk orang yang sama sekali tidak mampu karena menyadari keterbatasannya. Kemudian orang tersebut ingin menjadi orang yang memiliki kemampuan khusus. Misalnya, kamu ingin menjadi penulis. Tentu saja, ada banyak contoh lain dari nasib seorang yang memiliki keterbatasan selain yang disebutkan di atas.

Singkatnya, takdir Muallaq adalah takdir yang dapat diubah oleh kehendak, keinginan, dan usaha setiap individu. Jadi, meskipun tidak memiliki keterampilan sekalipun jika kita menyadarinya dan memahami bagaimana mengatasinya, maka hal tertentu bisa kita kuasai dengan berlatih dan belajar.

4. Kesehatan Sendiri

takdir mualaq

Sumber: Pixabay

Kematian adalah keharusan mutlak, tetapi jalan menuju kematian umumnya berada dalam kendali kita. Jika tubuh sehat, atas kehendak Allah SWT, kita akan menderita pada saat kematian. Inisiatif kesehatan termasuk mengatur pola makan, berolahraga, dan menjaga kebersihan adalah salah satu ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk kesehatan diri kita sendiri.

5. Peraturan Keuangan

Allah telah mengatur agar umat Islam memberikan bagian terbaik untuk semua orang. Hanya saja Anda tidak bisa mendapatkannya tanpa usaha yang maksimal. Misalnya, Tuhan ingin Anda menjadi seorang jutawan, tetapi Anda menyerah tanpa berusaha untuk mewujudkannya.

6. Sifat Manusia yang Bijaksana

Kebijaksanaan adalah kualitas yang dapat diperoleh dengan waktu dan usaha. Ini bukan sekedar menyerah untuk menerima takdir atau menyerah pada arus kehidupan. Kamu harus mencoba belajar dari kesalahan dan memiliki pola pikir yang baik. Selain itu, kemampuan untuk jujur ​​pada diri sendiri dan orang lain juga memegang peranan penting.

Perbedaan takdir Muallaq dan Takdir Mubram

takdir mualaq

Sumber: Pixabay

Soal takdir, tahukah Grameds tentang perbedaan istilah takdir mubram dan takdir muallaq? Tempat dimana takdir bisa dirubah dengan doa, sedangkan ada juga nasib lain tidak dapat ditantang oleh kita. Namun, dalam membahas perbedaan nasib Mubram dan Muallaq, ada yang berpendapat bahwa takdir Allah yang tidak dapat diganggu gugat dapat diminimalisir.

والدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان إلى يوم القيامة. والدعاء ينفع في القضاء المبرم والقضاء المعلق. أما الثانى فلا استحالة في رفع ما علق رفعه منه على الدعاء ولا في نزول ما علق نزوله منه على الدعاء

Artinya:

“Doa bermanfaat pada apa yang datang dan apa yang belum datang (dari langit). Bala akan datang dan bertemu dengan doa. Keduanya (bala dan doa) senantiasa ‘berperang’ hingga hari kiamat. Doa bermanfaat pada qadha mubram dan qadha muallaq. Perihal yang kedua (qadha muallaq), maka tidak mustahil menghilangkan apa (putusan) yang penghilangannya digantungkan pada doa dan tidak mustahil mendatangkan apa (putusan) yang penghidupannya digantungkan pada doa,” (Melihat Syekh M Ibrahim Al-Bajuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 91).

Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, Syekh M Ibrahim Al-Fatih mualaf di Baijuri, Tuhfatul Siswa ala Jauharatut Tauhid mengungkapkan bahwa setiap doa atau permohonan yang kita panjatkan dapat ‘mengubah’ kuasa yang telah Allah SWT tetapkan untuk kita. Padahal, tidak seperti takdir Muallaq, takdir Mubram tidak bisa diubah dengan doa.

Namun, diyakini dengan terus berdoa, kita dapat meminimalkan dampak bencana yang ditimbulkan oleh nasib Mubram, kita harus percaya bahwa itu adalah episode terbaik yang diberikan Allah kepada kita.

وأما الأول فالدعاء وإن لم يرفعه لكن الله تعالى ينزل لطفه بالداعى كما إذا قضى عليه قضاء مبرما بأن ينزل عليه صخرة فإذا دعا الله تعالى حصل له اللطف بأن تصير الصخرة متفتتة كالرمل وتنزل عليه

Artinya:

“Adapun pada perihal pertama (qadha mubram), meskipun (peran) doa tidak dapat menghilangkan bala, tetapi Allah mendatangkan kelembutan-Nya untuk mereka yang berdoa. Misalnya, ketika Allah menentukan qadha mubram kepada seseorang, yaitu kecelakaan berupa tertimpa batu besar, ketika seseorang berdoa kepada Allah, maka kelembutan Allah datang kepadanya, yaitu batu besar yang jatuh menimpanya menjadi remuk berkeping-keping sehingga dirasakan olehnya sebagai butiran pasir saja yang jatuh menimpanya,” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Bajuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 91).

Jangan berspekulasi tentang “ini atau tidak” yang pada akhirnya mengarah pada sifat suudzon kepada Allah. Di sisi lain, nasib para petobat datang dalam bentuk sukacita dan kesuksesan, berkat doa dan usaha kita. Iman harus selalu dikuatkan. Jangan biarkan rasa bangga tumbuh di hatimu, meski hanya sebutir benih.

Banyak orang putus asa ketika doa dan usaha mereka tidak sesuai harapan. Pertahankan doa dan upaya kamu karena hanya itu yang kita miliki sebagai hamba Allah. Allah tidak pernah meminta kita untuk sukses, karena Dia mencintai orang yang tidak pernah lelah dengan prosesnya. Jika Allah SWT telah mentakdirkan A, maka A akan tetap terjadi.

Namun, jika orang tersebut berdoa dan melakukan perbuatan baik, tingkat takdir turun sedikit. Misalnya, seseorang yang ditakdirkan oleh Allah tertimpa batu besar atas perbuatan baik dan doa yang telah dia lakukan, dia masih tertimpa batu. Perbedaannya adalah mereka hanya menabrak batu kecil, bukan batu besar.

Takdir muallaq adalah takdir yang bisa berubah sifatnya dengan usaha dan keikhlasan orang tersebut. Dengan disiplin dan ketekunan, seseorang bisa menjadi orang yang lebih baik. Jadi apa yang dilakukan adalah hasilnya.

Sedangkan, takdir mubram adalah suatu ketetapan dari Allah SWT yang sifatnya mutlak dan pasti berlaku serta manusia tidak diberikan peran untuk mewujudkan takdir tersebut.

Singkatnya, takdir mubram sudah pasti terjadi atau manusia tidak bisa menghindar lagi.
Semoga ikhtisar kecil tentang nasib Mubram dan muallaq ini akan memberi kamu harta karunia iman dan iman kepada Allah SWT.

Kewajiban Iman Terhadap Qadha dan Qadar

Perlu Grameds ketahui kewajiban iman kepada Qada dan Qadar telah disebutkan dalam sebuah hadits shahih.

Rasulullah SAW bersabda:

الإيْمَانُ أنْ تُؤْمِنَ باِللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرّهِ (رواه مسلم)

“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau percaya kepada Qadar Allah, yang baik maupun yang buruk”. (HR. Muslim).

Qada berarti penciptaan dan Qadar berarti takdir atau at-Tadbir. Dalam kaitannya dengan istilah Qadah, ini berarti bahwa ketentuan Allah bagi semua tunduk pada ilmu Allah (al-‘Ilm) dan kehendak Allah (al-Masyi’ah). Waktu yang ditentukan dan diinginkan olehnya untuk suatu kejadian.

Qadar, di sisi lain, berarti apapun yang terjadi pada makhluk hidup, atau apa pun yang disebut al-Makmur. Qadar mencakup segala sesuatu yang terjadi pada semua makhluk tersebut. Jahat dan baik, takwa dan jahat, iman dan kekafiran, ketaatan dan ketidaktaatan, dan lain-lain.

https://www.gramedia.com/products/takdir-allah-tak-pernah-salah?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Nah, itulah penjelasan tentang takdir muallaq yang perlu Grameds ketahui agar lebih memaknai hidup. Ada banyak cara untuk terus belajar agama, termasuk membaca referensi buku di Gramedia yang bisa kamu pilih di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Lala

Baca juga:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika