Geografi

Sejarah Gunung Semeru Meletus Sejak Tahun 1818 Hingga 2022

Pixabay.com/astama81

Sejarah gunung Semeru – Bagi pecinta petualangan dan alam bebas, Gunung Semeru mempunyai daya tarik tersendiri. Keindahan yang ditawarkan oleh gunung ini sulit untuk ditolak. Bahkan banyak juga adventurer dari luas negeri yang kepincut daya tarik Semeru.

Namun, bukan berarti Semeru merupakan Gunung yang siap menyambut kedatangan pelancong kapan saja dengan ramah. Sebab, gunung yang berada di Provinsi Jawa Timur ini masih aktif mengeluarkan lava panasnya.

Lalu, bagaimana sejarah letusan gunung Semeru? Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahuinya, tapi untuk kamu yang belum mengetahuinya, bisa simak ulasan ini, ya.

Gunung Semeru, Pesona Indah Dambaan Ribuan Orang

Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur dan memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini menjadi bagian dari Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (KTN BTS). Di sini terdapat ekosistem montana, sub-montana dan juga sub-alpin lengkap dengan pohon-pohon besar berusia ratusan tahun.

Puncak Gunung Semeru , dikenal dengan nama Mahameru. Di puncak Mahameru ini terdapat Jonggring Saloko, sebuah kawah yang menganga lebar. Daya tarik kawah ini dan fakta bahwa Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, ribuan pendaki datang ke sini setiap tahun.

Jika melihat catatan sejarah, Semeru pertama kali dipuncaki oleh seorang ahli geologi dari Belanda, G. F. Clingnett pada tahun 1838. Saat itu, Clignett sangat mengagumi Semeru hingga menyebutnya sebagai surga ilmu pengetahuan.

Setelah itu, satu per satu pelancong dari luar negeri datang ke Semeru setiap tahun hingga saat ini. Mereka punya tujuan yang berbeda-beda. Ada yang ingin menginjakkan kaki di puncaknya, menghabiskan waktu di kawasan kaki gunung, atau menyaksikan pemandangan indah di Ranu Kumbolo.

Ingin mengajarkan si kecil seputar gunung berapi? Temukan fakta-fakta lain tentang Gunung berapi dalam buku Seri Ensiklopedia Cilik : Gunung Berapi yang ditulis oleh Groupe Fleurus. Buku ini akan menjawab rasa penasaran anak-anak tentang apa itu gunung berapi, jenis-jenisnya, di mana saja gunung berapi berada, dan mengapa gunung berapi meletus.

button rahmad jpg

Sejarah Gunung Semeru Meletus

Pixabay.com/dwiprasetya10

Berbicara tentang Gunung Semeru, tentu tak bisa dilepaskan dari peristiwa erupsinya. Bahkan, sejak zaman penjajahan Belanda, aktivitas gunung ini sudah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kolonial saat itu.

Tidak ada catatan pasti kapan pertama kali gunung semeru meletus. Namun menurut catatan ahli vulkanologi Belanda, Maur Neumann van Padang, Semeru sudah aktif mengeluarkan lava panas dari awal abad ke-19. Tepatnya tahun 1818.

Setelah sempat “tidur” selama 11 tahun, Semeru aktif lagi pada tahun 1829 hingga 20 tahun kemudian. Selanjutnya, tidur kembali selama 8 tahun. Catatan siklus aktif selama 7 hingga 28 tahun dan “tidur” selama 6 sampai 28 tahun ini masih berulang hingga saat ini.

Letusan pada 1900-an

1909

Dari banyaknya letusan yang terjadi sepanjang awal abad-ke 19, salah satu yang paling membekas adalah letusan pada 29-30 Agustus 1909. Kala itu, erupsi Semeru menjadi bencana alam yang memporak-porandakan desa-desa di sekitar kaki gunung dan daerah lain di Jawa Timur.

Saat itu, letusan Gunung Semeru menyebabkan 208 orang meninggal dunia, merusak 38 desa, dan memusnahkan 600 hingga 800 hektar lahan pertanian. Selain itu, puluhan ribu penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Para pengungsi itu meninggalkan segalanya, mulai dari harta benda, sumber penghidupan, hingga keluarganya.

Letusan ini juga membuat Hindia Belanda berduka. Jutaan orang dari pribumi, Arab, China. Belanda, dan etnis lainnya bersatu, melupakan sejenak permusuhan diantara mereka. Mereka kemudian mendirikan komisi sementara yang bertugas menyalurkan bantuan kepada korban yang terdampak. Letusan maha dahsyat itu kemudian dikenang dengan nama De Ramp te Lumadjang atau Bencana Lumajang.

1941 – 1960

Dalam rentang waktu 19 tahun, mulai dari 1941 hingga 1960, Gunung Semeru meletus sebanyak 13 kali. Pada tahun 1941, letusan terjadi sejak 21 September hingga Februari 1942. Saat itu, letusan sampai ke lereng sebelah timur yang berada di ketinggian 1.400 mdpl hingga 1.775 mdpl.

Kemudian, Semeru sempat “tidur” selama 3 tahun hingga kemudian kembali mengeluarkan lava panas pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1956, 1957, 1958, 1959, hingga 1960.

1961 – 1970

Satu tahun berselang, tepatnya tahun 1961, Semeru mengeluarkan letusan tipe stromboli yang abunya mencapai ketinggian 3.009 meter di atas puncaknya. Bahan letusan tersebut sampai ke Recopo dan melewati hutan-hutan di sekitar hulu Besuk Sat dan Hulu Besuk Tompe.

5 Mei 1963, pukul 14.10, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas dan juga aliran lava yang mengalir hingga ke Curah Lengkong, Besuk Sumut, dan Kali Pancing. Letusan ini terus berlanjut hingga akhir bulan Juli. Empat tahun berselang, sekitar bulan September 1967, terjadi letusan dan pembentukan kubah lava di titik bekas letusan tahun 1963 yang ketinggiannya mencapai 54 meter di atas puncak mahameru.

 

Sejak saat  itu hingga tahun 1969, pertumbuhan kubah lava terus berlangsung. Hingga akhirnya pada tahun 1968, banjir lahar membuat 3 orang penduduk Desa Sumber Wungkil meninggal dunia.

Ketika terjadi bencana alam gunung meletus, sebaiknya kita mengetahui cara mengatasi dampaknya agar tidak memakan korban jiwa yang banyak. Nah, hal seperti itu, sebaiknya diajarkan kepada anak-anak. Salah satu buku panduan dalam menghadapi bencana alam gunung meletus yang baik adalah Seri Pendidikan Pengurangan Risiko, Bencana Gunung Meletus.

Buku ini seri pendidikan pengurangan resiko bencana gunung meletus ni menjawab semua permasalahan tersebut secara praktis dengan bahasa sederhana yang sederhana.

button rahmad jpg

1972 – 1980

Memasuki tahun 1972, Semeru masih mengeluarkan kubah lava yang ketinggiannya mencapai 3.744 mdpl. Sepanjang tahun ini, awan panas kadang-kadang terjadi dan melalui Kali Gidik hingga ke batas hutan. Kemudian pada akhir tahun 1972, Semeru terus meletus setiap 5 menit hingga 45 menit dengan tinggi asap yang mencapai 500 meter di atas bibir kawah, sementara pasir dan debunya terlontar hingga jarak 1 kilometer.

Selama bulan Agustus 1973, pembentukan kubah lava tidak pernah berhenti. Yang paling parah, letusan Semeru di tahun ini dapat mencapai 1.000 meter yang disertai dengan aliran lava yang mengarah ke Besut sat dan Besuk Kobokan.

Tanggal 1 desember 1977, terjadi guguran lava yang menghasilkan awan panas guguran yang berjarak hingga 10 kilometer di Besuk Kembar. Awan panas ini sebagian ada yang mengarah ke Besuk Kobokan, merusak sawah dan tegal seluas 110 hektar di Desa Sumberurip, 1 jembatan hancur terbakar, hutan pinus seluas 450 hektar hancur, dan menghanyutkan 2 rumah bilik.

1978, letusan masih terus terjadi dan mampu menghasilkan asap dengan ketinggian maksimal mencapai 800 meter di atas tepi kawahnya. Selain itu, terjadi guguran awan panas di Besuk Kembar sebanyak 3 kali di bulan Maret dan 15 kali di bulan Mei. Tahun 1980, letusan gunung semeru berlangsung selama setahun penuh. Selama itu pula terjadi guguran yang diselingi dengan awan panas ke Besuk kembar dan Besuk Kobokan.

1980 – 1990

Letusan periode 1980 hingga 1990 dimulai pada tahun 1981. Saat itu, terjadi letusan-letusan kecil yang menghasilkan aliran lava yang melewati tepi kawah hingga masuk ke Besuk Kembar serta membentuk lidah api. Tanggal 28 Maret 1981, di Besuk Kembar kembali terjadi guguran lidah lava yang diikuti dengan guguran awan panas pada ketinggian 1.400 mdpl dengan jarak maksimal 10 kilometer dari tepi kawah.

Selanjutnya, sepanjang tahun 1983 Semeru terus meletus dan menghasilkan guguran serta awan panas yang jarak luncur nya mampu mencapai jarak 3 kilometer. Sejak itu hingga tahun 1990, Semeru tidak pernah berhenti meletus sama sekali.

1992 – 1994

Selama rentang waktu 1992 hingga 1994, Gunung Semeru tercatat meletus sebanyak 3 kali. Pada 1992, terjadi letusan stromboli disertai dengan terbentuknya kubah dan lidah lava sepanjang 1,5 kilometer.

Kemudian pada bulan Februari 1994, terjadi 9 kali letusan asap putih tebal yang tingginya mencapai 500 meter, 34 kali guguran lava, dan peningkatan gempa tremor selama 7 hari. Tanggal 3 Februari 1994, Gunung Semeru mengeluarkan letusan dan suara dentuman yang disertai hujan abu juga awan panas guguran. Aliran awan panas guguran ini diperkirakan memiliki volume hingga 6,8 juta m3. Akibatnya, ada 9 orang korban yang hanyut oleh lahar.

Letusan pada 2000-an

Memasuki awal tahun 2002, terjadi peningkatan gempa vulkanik dangkal sebanyak 10 kali dan gempa vulkanik dalam sebanyak 57 kali. Selain itu, sepanjang tahun 2002, Semeru juga beberapa kali mengeluarkan lava pijar dan awan panas.

Akhir November 2002, terjadi guguran awan panas dengan jarak 5.000 meter hingga masuk ke bagian hulu Besuk bang. Setelah itu, awan panas kembali terjadi pada tanggal 13 Desember, 16 Desember, 25 Desember, 28 Desember, 29 Desember, hingga 30 Desember 2002 dengan jarak yang berbeda-beda. Mulai dari 2.000 meter sampai dengan 9.000 meter. Selain itu, mulai tanggal 23 Desember hingga 29 desember terjadi letusan sebanyak 31 kali.

Dua tahun berselang, pada tanggal 20 Januari 2004, kembali terjadi awan panas guguran dengan jarak 2.500 meter hingga masuk ke Besuk Bang. Pada tanggal 7 Oktober, terjadi awan panas dengan jarak luncur 1.000 meter.

Pada tahun 2005, awan panas guguran terjadi di tanggal 29 Desember yang jarak luncurnya mencapai 2.500 meter. Kemudian sejak tahun 2007 hingga 2008 Gunung Semeru cukup sering mengeluarkan guguran awan panas dengan jarak luncur yang bervariasi, mulai dari 500 meter, 1.000 meter, 1.500 meter, 2.000 meter. hingga 2.500 meter.

Puncaknya terjadi pada bulan Maret Tahun 2009. Saat itu energi letusan Gunung Semeru terdengar sampai ke Pos Pengamatan Gunung Api Semeru yang ada di Gunung Sawur dan beberapa desa. Lalu, pada bulan Agustus 2009, letusan cukup keras kembali terjadi dan menyemburkan material vulkanik setinggi 1.000 meter dari puncak Mahameru.

Apakah kamu termasuk orang  yang suka mendaki gunung? Nah, jika iya, maka kamu perlu mengetahui panduan dalam mendaki gunung. Hal ini perlu diketahui agar dapat mengurangi risiko hal-hal yang tak diinginkan. Buku Mari Mendaki Gunung dari Leuser Sampai Cartenz cocok dijadikan sebagai referensi, bagi kalian yang ingin mendaki gunung.

button rahmad jpg

Satu tahun kemudian, pada bulan November 2010, Semeru meletus disertai dengan 72 gempa guguran. Di tahun 2011, letusan Gunung Semeru terjadi pada bulan Maret. Lima tahun kemudian, Semeru memuntahkan lava pijar yang jaraknya mencapai hingga 2,5 kilometer.

Selanjutnya, pada 28 Agustus 2018, erupsi Gunung Semeru kembali terjadi dan menghasilkan abu setinggi 300 meter di atas puncak Mahameru dengan durasi selama 34 detik.

Di tahun 2019, tepatnya tanggal 26 Juni, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) yang berada di Bandung melaporkan terjadi tiga kali letusan berasap putih di Gunung Semeru.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada Desember 2021, Gunung Semeru kembali erupsi. Kali ini, erupsinya disertai dengan guguran awan panas dan lahar dingin yang menghancurkan ratusan bangunan, menimbulkan korban jiwa dan membunuh sejumlah hewan ternak warga.

Setelah erupsi selesai, terjadi banjir lahar dingin yang menghanyutkan mobil relawan. Menurut Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Erupsi Semeru, pada tanggal 25 Desember, 54 orang warga dinyatakan meninggal dunia dan 6 warga lainnya dinyatakan hilang.

Sementara itu, rumah yang rusak akibat erupsi Semeru jumlahnya mencapai 1.027 unit yang tersebar di beberapa desa. 505 unit diantaranya ada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, 522 sisanya ada di Desa Supiturang Kecamatan Pronojowo.

Tak hanya itu, kurang lebih ada 9.417 orang mengungsi di 402 titik. Saat itu, konsentrasi pengungsian terpusat di 3 Kecamatan, yaitu Pronojiwo (7 titik), Candipuro (22 titik) dan juga Pasirian (15 titik).

Erupsi Gunung Semeru yang terbaru terjadi pada tanggal 4 Desember tahun 2022 kemarin. Saat itu, tinggi kolam letusannya mencapai 1.500 meter di atas puncak mahameru.

Karakter Letusan Gunung Semeru

Aktivitas Gunung Semeru umumnya terjadi di kawah Jonggring Seloko yang berada di tenggara puncak mahameru. Karakter letusan Gunung Semeru secara umum merupakan tipe vulkanian dan juga strombolian yang terjadi sebanyak 3 hingga 4 kali dalam setiap jam.

Letusan tipe vulkanian identik dengan letusan yang eksplosif dan terkadang dapat menghancurkan kubah serta lidah lava yang sudah terbentuk sebelumnya. Biasanya letusan ini diikuti dengan aliran awan panas ke lembah-lembah yang posisinya lebih rendah dan mengarah ke tenggara atau ke hulu Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Kobokan. Sementara itu letusan tipe strombolian biasanya diikuti dengan proses terbentuknya kubah dan lidah lava yang baru.

Dampak Erupsi Gunung Semeru

Tentunya tidak ada yang menginginkan terjadinya bencana alam, namun kita juga tidak bisa mencegahnya apalagi letusan gunung berapi seperti Semeru. Akan tetapi, menurut sebuah riset, setiap tahun kurang lebih ada 47 juta ton material vulkanis dari letusan gunung berapi yang menutupi permukaan tanah. Jumlah ini kemudian meningkat hingga 500-600 juta ton pada tahun 2013 hingga 2019 ketika Gunung Kelud, Gunung Merapi, dan Gunung Sinabung meletus.

Di balik kerusakan yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi, ternyata ada hikmah yang menanti, yaitu jaminan kesuburan tanah di masa yang akan datang karena material padatan vulkanis. Menurut theconversation.com, pasir vulkanis dari Semeru mengandung unsur-unsur berupa 18% Kalsium Oksida, 3,6% Magnesium Oksida, 2,16% Potasium Oksida, dan juga 2,52% Fosfor Pentaoksida.

Keempat unsur ini mampu meningkatkan kesuburan tanah dan dapat berperan sebagai unsur hara penting yang diperlukan oleh tumbuhan. Secara umum, kadar kalsium di tanah Indonesia jumlah nya tidak terlalu tinggi, kecuali tanah dengan bahan induk batu kapur. Nah, kekurangan kalsium ini ternyata bisa diatasi dengan menambahkan 1 kilogram pasir vulkanis ke dalam tanah. Cara ini diketahui dapat meningkatkan kadar kalsium hingga 1.800 kali lipat!

Tak berhenti sampai di situ, pasir vulkanis hasil letusan gunung Semeru juga dapat menyumbang fosfor sebanyak 25 gram per 1 kilogramnya. Dengan demikian, unsur fosfor di dalam tanah dapat meningkat sebanyak 200 hingga 1.000 kali.

Saat ini tanah pertanian di Indonesia banyak yang kekurangan unsur fosfor sehingga petani harus menambahkan pupuk fosfor dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan kata lain, tanah yang tertutupi oleh pasir vulkanis dari letusan Gunung Semeru dapat meningkat kesuburannya.

Jadi, meskipun pada awalnya, abu vulkanik lebih banyak menimbulkan masalah, akan tetapi ketika dimanfaatkan dengan cara yang tepat, abu ini justru akan membuat tanah menjadi lebih subur.

Namun perlu diingat juga, proses ini tidak terjadi secara instan. Perlu beberapa tahun setelah letusan Gunung Semeru agar tanah pertanian di sekitarnya mendapatkan manfaat dari material vulkanis yang dikeluarkan saat letusan.

Demikian pembahasan seputar gunung Semeru. Jika ingin mencari buku tentang gunung berapi atau cara mendaki, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana

Sumber:

https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/533-g-semeru?start=1

https://www.bnpb.go.id/berita/sejarah-panjang-letusan-gunung-semeru-

https://theconversation.com/gunung-semeru-meletus-sejarah-erupsinya-dan-jaminan-kesuburan-tanah-untuk-masa-depan-173238

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5877972/peristiwa-pilu-erupsi-gunung-semeru-di-penghujung-tahun-2021

https://voi.id/memori/233441/letusan-gunung-semeru-1909-kaum-bumiputra-hingga-belanda-galang-dana-untuk-korban-bencana

https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/informasi-letusan/1251/show?signature=cfce43ceca16ac9d12ee77c71d2d9abf3a8a2a5efbe771917b8c8f9a96cd862f

Baca juga:

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris

Gramedia Literasi