Yolk: Kisah Dua Saudari, Rahasia, dan Hidup yang Tak Selalu Berjalan Mulus
Grameds, sadar atau tidak, hidup tuh sering menghadirkan hal-hal yang bikin kita jadi bingung sendiri. Kayak penyakit yang datang tanpa aba-aba, hubungan keluarga yang serba rumit, tuntutan buat selalu terlihat berhasil, sampai rasa bersalah yang menyelinap muncul di malam hari dan bikin kita susah tidur.
Banyak orang akhirnya memilih menjauh, sekadar mencari ruang bernapas dari segala yang terasa terlalu berat. 😤
Mary H.K. Choi menangkap seluruh kekusutan itu dalam Yolk, sebuah novel yang emosional, getir, tapi tetap menghadirkan hangatnya pelukan kecil di sela-selanya. Dengan penulisan yang jujur dan berlapis humor tipis, Choi mengajak kita menyelami perjalanan dua perempuan muda yang masih terus belajar menerima diri sendiri.
Kisahnya menyorot dua saudari yang dulu akrab, lalu tumbuh dan berpisah arah. Saat hidup menampar mereka begitu keras, keduanya dipaksa duduk kembali di meja yang sama dan menatap retakan lama yang tak pernah benar-benar pulih.
Sudah penasaran dengan perjalanan emosi yang mereka jalani? Yuk, kita bahas bersama dalam artikel ini! 🌼
Sinopsis Yolk
“Namun, ketika maut sudah menunggu di depan pintu, siapa lagi yang bisa kau andalkan selain saudara sedarahmu sendiri?”
June Baek dan Jayne Baek adalah dua saudari yang tumbuh dalam keluarga imigran Korea-Amerika. Dulu mereka saling menopang, tapi hidup membawa mereka ke arah berbeda. June hidup stabil. Ia memiliki pekerjaan tetap, apartemen bagus, dan topeng kedewasaan yang terlihat sempurna dari luar. Sementara Jayne, adiknya, berada di sisi berlawanan. Ia merupakan mahasiswi desain fashion, kondisi keuangannya kacau, hubungan cinta compang-camping, dan memiliki segudang rasa insecure yang ia simpan rapat-rapat.
Hubungan mereka merenggang, hingga suatu hari June didiagnosis kanker. Kabar itu tiba-tiba menarik Jayne kembali ke orbit sang kakak. Ia mendampingi June sambil membawa banyak emosi yang belum selesai—iri hati, kekaguman, sekaligus rasa sayang yang entah luntur atau hanya tertimbun.
Seiring waktu, keduanya harus menghadapi trauma, kebohongan yang pernah mereka buat, serta kondisi fisik dan mental yang merosot. Namun, perlahan-lahan, pertemuan yang awalnya canggung mulai berubah menjadi proses penyembuhan, meski jalannya penuh benturan dan air mata.
Masalah yang Kerap Kita Hindari
Yolk terasa begitu hidup karena menyentuh masalah-masalah yang sering kita hindari. Melintasi penyakit, tubuh, kesehatan mental, dan tekanan hidup di kota besar. Lewat sudut pandang Jayne, novel ini memperlihatkan bagaimana seseorang mencoba bertahan ketika rasa cemas, rasa sepi, dan hubungan yang tidak sehat terus menumpuk menjadi beban.
Choi juga mengangkat isu identitas budaya dan perjalanan menjadi anak imigran. Ada rasa terjebak di antara dua dunia. Antara ingin merangkul budaya orang tua, tapi juga ingin bebas mengikuti budaya tempat tinggal. Konflik serupa ini kerap menjadi pemicu munculnya jarak antar generasi, khususnya dalam keluarga Asia. Melalui Yolk, Choi mampu meramunya secara dekat dan manusiawi.
Di balik kerumitan itu, cerita ini memberi ruang bagi empati. Hubungan kakak-beradik yang retak bisa kembali tumbuh ketika keduanya mau membuka hati. Ada banyak adegan yang menggambarkan bagaimana cinta kadang tampil dengan cara yang tidak muluk-muluk. Ia bisa hadir dalam bentuk menemani ke dokter, memasak makanan, atau sekadar diam menikmati momen bersama.
Biografi Mary H.K. Choi
Mary H.K. Choi lahir di Seoul, tumbuh besar di Hong Kong, lalu pindah ke Texas saat remaja. Perjalanan hidupnya yang penuh perpindahan ini sangat memengaruhi karya-karyanya. Ia menempuh pendidikan di University of Texas sebelum akhirnya membangun karier di dunia tulis-menulis.
Sebelum menjadi novelis, Mary bekerja sebagai jurnalis, editor, dan penulis artikel untuk berbagai media besar. Ia juga pernah terjun ke dunia komik dan menulis untuk penerbit besar di industri tersebut. Gaya tulisannya terkenal tajam, jujur, dan penuh kepekaan terhadap isu identitas dan kesehatan mental.
Novel-novelnya, seperti Emergency Contact (2018) dan Permanent Record (2019), sering menyentuh kehidupan anak muda urban yang hidup di lingkungan multikultural. Choi konsisten menyajikan karakter kompleks yang bergulat dengan diri sendiri, keluarga, dan dunia yang menuntut banyak hal sekaligus.
Dapatkan dengan Lebih Hemat!
Buat kamu yang penasaran dengan hangatnya kisah dalam Yolk secara lebih dalam, kamu bisa banget buat dapetin bukunya di Gramedia sekarang juga!
Ada potongan harga 20% yang bisa kamu nikmati selama periode 2 sampai 10 Desember 2025! Artinya, kamu berkesempatan buat menyerap keseluruhan ceritanya dengan harga yang lebih hemat!
So, tunggu apa lagi? Jangan sampai kelewatan ya!
Rekomendasi Buku Literatur Asia Lainnya!
Selain Yolk, Gramin juga udah nyiapin deretan buku Literatur Asia yang bakal seru banget buat kamu jelajahi!
1. We Do Not Part – Han Kang
Suatu pagi pada musim dingin, Kyeongha menerima pesan mendesak dari temannya—Inseon, untuk mengunjunginya di sebuah rumah sakit di Seoul. Inseon terluka dalam sebuah kecelakaan, dan memohon kepada Kyeongha untuk kembali ke Pulau Jeju, tempat tinggalnya, untuk menyelamatkan hewan kesayangannya—seekor burung putih bernama Ahma.
Badai salju menghantam pulau tersebut saat Kyeongha tiba. Dia harus mencapai rumah Inseon dengan cara apa pun, tetapi angin dingin dan badai salju memperlambatnya begitu malam tiba. Dia bertanya-tanya apakah dia akan tiba tepat waktu untuk menyelamatkan hewan tersebut atau bahkan mampu bertahan dari hawa dingin yang menyelimuti tiap langkahnya. Tersesat dalam badai salju, jalan berliku-liku penuh kegelapan telah menunggunya tanpa terduga.
Mengaburkan batas antara mimpi dan kenyataan, We Do Not Part dengan kuat menerangi babak yang terlupakan dalam sejarah Korea. Terkubur selama beberapa dekade dan membawa suara-suara yang hilang pada masa lalu demi menyelamatkannya agar tak terlupakan. Novel ini merupakan kisah cinta mendalam dalam menghadapi kekerasan yang tak mampu dikatakan dan sebuah perayaan kehidupan, betapa pun rapuhnya.
2. Hari Ini Aku Datang Kembali ke Toko Buku Kobayashi – Tetsuya Kawakami
Oomori Rika adalah seorang karyawan baru di sebuah perusahaan distribusi yang menghubungkan antara toko buku dan penerbit. Rika harus pindah dari tempat tinggalnya di Tokyo ke Osaka, tempat ia bekerja. Menjadi karyawan baru di tempat yang baru membuat Rika tidak percaya diri. Ia mengalami kesulitan di hari-hari pertama pekerjaannya sampai kemudian ia dipertemukan dengan Yumiko Kobayashi.
Yumiko Kobayashi adalah pemilik Toko Buku Kobayashi, sebuah toko buku kecil berusia 70 tahun yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan Tachibana, Amagasaki. Yumiko mewarisi toko buku itu dari orangtuanya sejak 40 tahun yang lalu. Setiap kali mengunjungi Toko Buku Kobayashi, Rika merasa senang dengan keramahan Yumiko. Rika selalu antusias mendengarkan cerita-cerita yang dibagikan Yumiko. Saat merasa gundah, Rika akan datang kembali ke Toko Buku Kobayashi. Kehidupan Rika yang tidak percaya diri, setelah mendengarkan delapan cerita di Toko Buku Kobayashi, berubah seketika.
Hari Ini Aku Datang Kembali ke Toko Buku Kobayashi adalah sebuah buku tentang cerita-cerita yang terjadi di Toko Buku Kobayashi, yang dapat memberikan keberanian pada orang-orang yang tidak percaya diri. Kata Yumiko, “Tidak apa-apa seperti sekarang ini, kelemahan bisa menjadi hal yang spesial.”
3. Fang Si-chi's First Love Paradise -- Lin Yi-Han
Apakah semua guru adalah sosok yang bisa dipercaya? Fang Si-Chi dan Liu Yi-Ting, dua sahabat yang berbagi mimpi dan kecintaan terhadap buku, selalu mengagumi Guru Lee-guru yang mereka anggap bijaksana. Namun, dibalik sikapnya yang ramah, tersembunyi kegelapan yang mengubah hidup mereka selamanya.
Terjebak dalam pengalaman traumatis yang tak pernah diajarkan di sekolah atau buku manapun, Si-Chi berusaha bertahan dengan caranya sendiri. Ketika kebenaran terasa terlalu pahit untuk diterima, ia mulai meyakinkan diri bahwa neraka yang ia alami adalah "'surga cinta pertama".
Sebuah kisah tentang persahabatan, ketidakberdayaan, dan perjuangan mencari kebenaran di dunia yang tidak selalu berpihak kepada korban.
4. Twelve Pairs of Women's Heels – Kim Yi-eun
“Terkadang sepatu hak tinggi menjadi alat untuk memecah batas.”
Solaz adalah ruang yang terpisah dari dunia luar. Tempat itu dipenuhi sepatu-sepatu hak tinggi yang nyaris tidak mungkin ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan kesan yang agak tidak nyata.
Para pelanggan datang membawa cerita mereka masing-masing. Ada yang memilih sepatu demi cinta, ada yang melakukannya demi perpisahan, dan ada pula yang terjebak dalam kekacauan batin.
Pemilik Solaz, Yoon Chan-kyung, menyebut dirinya “sommelier sepatu”. Dengan membaca kondisi psikologis pelanggannya, ia akan merekomendasikan sepatu yang paling cocok untuk mereka. Namun, lebih daripada itu, nyatanya ia membantu pelanggannya memperbarui diri mereka dalam momen-momen paling menentukan dalam hidup.
5. Tangerine Green – Cho Nam-joo
Ada empat sahabat yang bergabung dalam klub film di SMP Shin Yeong Jin. So-ran, yang sering merasa tersisih dan tidak percaya diri; Da-yun, yang disukai orang tapi kesepian; Hae-in, yang mengalami kesulitan setelah keluarganya jatuh miskin; dan Eun-ji, yang pernah mengalami trauma masa kecil. Ketika keempat sahabat itu berlibur ke Pulau Jeju pada akhir tahun kedua SMP, mereka mengucapkan janji impulsif yang mungkin akan mengubah masa depan mereka. Janji yang sangat sederhana, tetapi juga janji yang diucapkan dengan niat dan tujuan yang sama sekali berbeda dalam hati masing-masing. Novel ini bercerita tentang kisah dan latar belakang keempat sahabat itu, tentang masa lalu mereka, keluarga mereka, jalan pikiran mereka, dan persahabatan mereka. Terutama sekali, novel ini akan mengajak kita berpikir kembali tentang arti persahabatan.
Malam itu begitu pekat dan hitam sampai langit dan laut tidak bisa dibedakan. Kebingungan mereka sepekat malam itu. Mereka tidak yakin pada perasaan satu sama lain, bahkan tidak yakin pada perasaan mereka sendiri.
In the end…
Yolk menghadirkan perjalanan emosional yang dekat dengan realita. Hubungan keluarga yang sulit, identitas yang goyah, tubuh yang terasa seperti musuh sendiri, dan ketakutan kehilangan orang yang kita sayangi. Semua itu dibalut dengan dialog cerdas, dinamika kakak-beradik yang intens, dan humor getir yang membuatnya makin hidup. 🎢💥
Jika kamu mencari bacaan yang menyentuh isu-isu personal namun tetap terasa ringan berkat gaya penulisan yang renyah, Yolk memberikan pengalaman itu. Novel ini mungkin membuatmu tertawa, kesal, terharu, atau bahkan mengingat seseorang yang pernah menjauh tapi tetap kamu sayangi.
Singkatnya, Yolk adalah kisah tentang hati yang remuk, tubuh yang rapuh, cinta keluarga yang rumit, dan harapan yang selalu punya jalan pulang, bahkan di tengah kekacauan hidup kota besar. 🏙🎭
Baca juga: Mengenal Inner Child: Luka Lama, Suara Pelan yang Masih Kita Bawa Hingga Hari Ini
✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️
Temukan Di Sini!
Baca Artikel Lainnya di Sini!
Dapatkan Promonya Di Sini!
Temukan Di Sini!
Temukan Di Sini!
Temukan Di Sini!
Temukan Di Sini!
Temukan Di Sini!
Temukan Semua Promo Spesial di Sini!