The Housemaid: Ketika Rahasia di Rumah Mewah Tak Lagi Bisa Disembunyikan
Discover what lies behind the closed door.
Grameds, rumah seringkali dianggap sebagai tempat paling aman. Tetapi, bagaimana kalau di balik pintu tertutup itulah rahasia paling gelap tersimpan rapat-rapat? 🏚💁♀️
Relasi yang terlihat rapi, senyum yang tampak tulus di awal, dan rutinitas harian yang seolah berjalan normal bisa menjadi lapisan tipis yang menutupi sesuatu yang lebih rumit. Ketika detail kecil mulai terasa janggal, rasa nyaman pun perlahan berubah menjadi kecurigaan.
“Have yourself a merry little crisis,” demikian kutipan yang muncul di bio Instagram The Housemaid. Sebuah kalimat yang merangkum nuansa film ini, sebagai thriller psikologis yang membangun ketegangan secara pelan, melalui situasi-situasi sederhana yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam ruang domestik.
Tayang di Indonesia pada 31 Desember 2025, The Housemaid hadir sebagai pilihan segar di akhir tahun. Diadaptasi dari novel laris karya Freida McFadden dan dibintangi Sydney Sweeney, film ini mengajak penonton masuk ke rumah mewah yang tampak sempurna, sampai satu per satu rahasianya mulai terkuak.
Lantas, rahasia macam apakah yang akan hadir dalam The Housemaid? Mengapa film ini begitu dinantikan, terutama oleh pembaca novelnya? Mari kita bahas lebih jauh!
Awal Mula The Housemaid
Cerita The Housemaid berpusat pada Millie Calloway, seorang perempuan muda yang baru keluar dari penjara dan berusaha menata ulang hidupnya. Kesempatan itu datang ketika ia diterima bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman keluarga Winchester, sebuah rumah besar milik pasangan kaya yang dari luar tampak sempurna.
Nina Winchester, sang istri, dikenal memiliki sikap yang sulit ditebak. Emosinya kerap berubah-ubah, membuat Millie sering berada dalam posisi serba salah. Di sisi lain, Andrew Winchester justru tampil sebagai sosok yang tenang, ramah, dan penuh perhatian. Perlahan, Millie mulai merasa bahwa Andrew adalah satu-satunya orang yang bisa ia percayai di rumah tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, Millie menyadari ada banyak hal ganjil yang tak bisa dijelaskan secara logis. Dari pintu-pintu yang selalu terkunci, loteng yang tak boleh diakses, hingga aturan-aturan kecil yang terasa seperti hukuman terselubung. Ketegangan pun meningkat ketika rahasia keluarga Winchester mulai terkuak, mengubah persepsi Millie tentang rumah megah yang selama ini ia tinggali.
Adaptasi dari Novel Laris Freida McFadden
The Housemaid merupakan adaptasi dari novel thriller psikologis karya Freida McFadden yang terbit pada 2022 dan berhasil menarik perhatian pembaca global.
Seperti novelnya, film ini menghadirkan potret rumah tangga yang terlihat rapi di permukaan, tetapi menyimpan lapisan manipulasi, kekerasan emosional, dan trauma yang terpendam.
Dalam versi film, beberapa penyesuaian dilakukan untuk memperkuat dampak visual dan emosional. Salah satu perbedaan yang cukup terasa terletak pada bagian akhir cerita. Jika novel memilih pendekatan yang lebih subtil, film menghadirkan penutup yang lebih tegas dan intens, memberi ruang bagi ledakan emosi yang lebih langsung dirasakan penonton.
Tambahan epilog dalam film juga memperluas makna cerita secara keseluruhan. Perubahan-perubahan ini menunjukkan bahwa adaptasi tidak harus melulu persis dengan sumber aslinya. Dalam kasus The Housemaid, keberanian untuk menafsir ulang justru memperkaya pengalaman menonton tanpa menghilangkan esensi cerita aslinya.
Baca juga: Suka Duka Tawa: Ketika Panggung Komedi Menjadi Sarana Pelepas Trauma yang Tak Pernah Dibicarakan
Selain Sydney, Deretan Cast-nya juga Nggak Kalah Menarik!
Selain Sydney Sweeney, The Housemaid turut didukung jajaran pemeran yang tak kalah menarik.
Sydney Sweeney sebagai Millie Calloway
Amanda Seyfried sebagai Nina Winchester
Brandon Sklenar sebagai Andrew Winchester
Michelle Morrone sebagai Enzo Accardi
Perpaduan para pemain ini menjadi salah satu kekuatan utama film, terutama dalam membangun ketegangan yang perlahan namun konsisten hingga akhir.
Habis Menonton, Lanjutkan dengan Bacaan!
Nah, kalau The Housemaid meninggalkan kesan setelah ditonton, kamu bisa melanjutkan eksplorasi tema serupa lewat sejumlah bacaan yang mengangkat rahasia, tekanan psikologis, dan sisi gelap manusia. Ini dia list bacaannya, Grameds!
1. Teka-Teki Rumah Aneh – Uketsu
Segalanya bermula dari pesan seorang kenalan lama, Yanaoka-san, yang tengah bersiap menyambut kelahiran anak pertamanya. Ia dan istrinya memutuskan membeli rumah di Tokyo, berharap menemukan tempat tinggal yang nyaman dan tenang untuk memulai babak baru kehidupan keluarga mereka. Setelah pencarian panjang, mereka menemukan sebuah rumah dua lantai yang tampak sempurna di atas kertas.
Lingkungannya asri, dekat stasiun, dan bangunannya masih tergolong baru. Interiornya luas dan terang, memberikan kesan hangat sejak pandangan pertama. Namun, di balik kesan ideal tersebut, ada satu detail dalam tata letak rumah yang mengusik rasa nyaman. Sebuah kejanggalan yang sulit dijelaskan, tetapi terus mengusik pikiran.
Rasa penasaran itulah yang menjadi pintu masuk menuju serangkaian teka-teki yang semakin mengganggu. Dari denah ruangan hingga logika pembangunan rumah, setiap petunjuk mengarah pada kemungkinan yang lebih gelap dari dugaan awal. Buku ini mengajak pembaca menyelami misteri perlahan, menelusuri ketidakberesan kecil yang ternyata menyimpan rahasia besar.
2. Gadis yang Tersingkir (The Falling Girls) – Hayley Krischer
Shade dan Jadis adalah sahabat yang nyaris tak terpisahkan. Mereka berbagi segalanya, dari hal-hal sepele hingga rahasia terdalam, dan meyakini bahwa ikatan mereka akan bertahan selamanya. Keyakinan itu mulai goyah ketika Shade diam-diam bergabung dengan tim pemandu sorak, sebuah keputusan yang mengubah arah hidupnya, juga persahabatan mereka.
Bagi Shade, dunia pemandu sorak menawarkan disiplin dan struktur yang membuatnya merasa hidup. Ia menemukan tantangan yang memaksanya terus melampaui batas fisik dan mentalnya. Namun, langkah ini sekaligus menariknya masuk ke lingkaran eksklusif yang dikuasai trio Chloe—tiga gadis karismatik yang mengendalikan dinamika tim dengan pengaruh mereka.
Di balik senyum dan kekompakan, hubungan antaranggota tim dipenuhi kecemburuan, tekanan, dan konflik tersembunyi. Ketika persaingan dan emosi yang terpendam berujung pada kematian salah satu Chloe, Shade terjebak di pusaran rasa bersalah dan ketakutan. Dengan persahabatan yang retak dan kebenaran yang terdistorsi, ia bertekad mencari jawaban atas tragedi yang mengubah segalanya.
3. Sang Pelari (The Running Man) – Stephen King
Tahun 2025 menghadirkan dunia yang runtuh. Krisis ekonomi meluluhlantakkan Amerika, mengubahnya menjadi negara totaliter yang mengandalkan hiburan brutal sebagai alat kendali massa. Di tengah kekacauan itu, Ben Richards, seorang pria muda pengangguran, berjuang mempertahankan hidup keluarganya. Putrinya yang masih balita sakit parah, sementara akses medis menjadi kemewahan yang tak terjangkau.
Dalam sistem yang kejam, harapan hanya datang dari satu jalan ekstrem, melalui Network’s Games. Acara televisi milik pemerintah ini menjanjikan hadiah uang besar bagi para peserta, dengan risiko yang tak kalah besar. Bagi warga miskin seperti Ben, ikut serta berarti mempertaruhkan nyawa demi peluang bertahan hidup.
Ben terpilih tampil di acara paling populer, sebuah permainan kejar-kejaran mematikan yang melibatkan seluruh masyarakat sebagai pemburu. Kamera terus menyorot setiap langkahnya, menjadikan penderitaannya tontonan nasional. Di dunia yang menjadikan kekerasan sebagai hiburan, Ben harus berlari melawan sistem, melawan manusia lain, dan melawan waktu.
4. Angsa dan Kelelawar – Keigo Higashino
Dalam satu malam yang kelam, kehidupan Shiraishi Mirei dan Kuraki Kazuma berubah total. Ayah Mirei ditemukan tewas ditikam di dalam mobil, sementara ayah Kazuma mengaku sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Keduanya berasal dari sisi yang saling berseberangan—keluarga korban dan keluarga pelaku—seperti dua makhluk yang hidup di dunia berbeda.
Sebagai pengacara, Shiraishi Kensuke dikenal memiliki banyak relasi dan potensi musuh. Namun, bagi Mirei, ayahnya adalah sosok jujur yang menjalani profesinya dengan penuh integritas. Di sisi lain, Kazuma sulit menerima pengakuan ayahnya yang pendiam, terlebih ketika terungkap bahwa ini bukan kejahatan pertama yang dilakukan sang ayah.
Meski bukti tampak jelas, keraguan terus menghantui keduanya. Didorong oleh rasa kehilangan dan kebutuhan akan kebenaran, Mirei dan Kazuma memilih bekerja sama. Penyelidikan mereka membawa pada lapisan kenyataan yang jauh lebih rumit dan menyakitkan, menguji batas moral, kepercayaan, dan arti keadilan itu sendiri.
5. Good Girl, Bad Blood – Holly Jackson
Pip bukan lagi detektif. Dengan bantuan Ravi Singh, dia meluncurkan siniar true-crime tentang kasus pembunuhan yang mereka pecahkan bersama di tahun lalu. Siniar mereka viral, tapi Pip sudah berjanji pada keluarganya bahwa dia tidak akan jadi detektif lagi.
Sayangnya, janji itu terpaksa dilanggar. Seseorang yang dia kenal, menghilang. Tak seorang pun tahu di mana Jamie Reynolds berada setelah malam memorial untuk mengenang Andie Bell dan Sal Singh. Polisi masih bergeming, tak kunjung menyelidiki.
Kalau pihak berwajib tidak mau mencari Jamie, Pip yang akan melakukannya. Bisakah Pip menemukan Jamie sebelum sesuatu yang buruk menimpa lelaki itu?
Pada akhirnya…
The Housemaid barangkali akan menjadi pilihan menarik untuk menutup tahun, sekaligus menyambut awal tahun baru lewat cerita yang pelan-pelan membangun rasa tidak nyaman dan mengajak penonton berefleksi. 🗓️✨
Film ini menyuguhkan potret kelam tentang kekuasaan, trauma, dan usaha seseorang untuk merebut kembali kendali atas hidupnya.
Buat Grameds yang menyukai thriller psikologis dengan cerita yang dekat dengan realitas, The Housemaid sepertinya layak buat masuk jadi daftar tontonan kamu.
So, jangan lewatkan penayangannya di bioskop Indonesia mulai 31 Desember 2025 nanti! 🎥🍿
✨ Oya, jangan lupa cek promo spesial dari Gramedia agar pengalaman membaca kamu semakin hemat! ⤵️