(Sinopsis Buku) Going Offline karya Desi Anwar

Jurnalis senior Desi Anwar kembali menerbitkan buku terbaru. Tepat pada tahun baru 2020 ia merilis Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi. Buku ini berisi tulisan-tulisan yang memudahkan kita dalam menemukan jantung kehidupan kita sendiri.

Di era teknologi cepat, kita dituntut untuk mendapatkan informasi secara kilat melalui gadget. Banyak aktivitas yang kita lakukan dengan gadget. Kita akan merasa tertinggal bila sehari atau bahkan sejam tidak bersama dengan gadget kita sendiri.

Melalui Going Offline, Desi Anwar mengundang pembaca untuk menaruh gadget yang dimiliki. Kegiatan tersebut tidak dalam waktu yang lama tapi rutin. Terdengar sulit tapi bisa dilatih sedikit demi sedikit.

Desi Anwar menawarkan kegiatan-kegiatan lain yang bisa dilakukan tanpa menggunakan gadget. Sesimpel bercakap-cakap dengan orang lain, membaca buku fisik, atau jalan-jalan di sekitar rumah dan mengamati alam.

Buku ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berjudul “Mengapresiasi Hidup dan Kehidupan”. Salah satu yang dijabarkan Desi pada bagian ini adalah tentang memaksimalkan panca indera yang dimiliki juga aktivitas jalan kaki yang bisa menjadi terapi.

Bagian kedua buku ini berjudul “Seni Kehidupan”. FOMO (fear of missing out) masuk ke dalam bagian ini. Desi mendefinisikan FOMO dengan takut terkucilkan. Hal tersebut terjadi ketika biasanya kita tidak online dan ketinggalan berita atau hal-hal yang sedang tren.

Tertarik hal lain yang dibahas Desi untuk bisa berlatih offline dari gadget? Dapatkan bukunya di Gramedia.com!

Going Offline karya Desi Anwar

Sinopsis buku Going Offline karya Desi Anwar

Melalui media sosial dan realitas virtual, kehidupan online membuat kita terus terhubung dan selalu aktif. Ponsel cerdas kita adalah benda pertama yang kita raih saat bangun tidur dan yang terakhir kita letakkan sebelum tidur. Layar kecil di tangan kita itu memberikan kenyamanan, persahabatan, dan rangsangan yang membuat kita terus-menerus tertarik dan bersemangat serta mengalihkan perhatian kita dari dunia nyata. Bersamanya, kita jarang merasa bosan atau punya waktu untuk hanya duduk diam dan melamun.

Meskipun memberi kita banyak manfaat, tidak seharusnya kehidupan online menghilangkan kita dari kesenangan hidup di sini saat ini dan berinteraksi dengan dunia fisik. Seharusnya, kehidupan online tidak membuat kita lupa bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang nyata dan menghargai keindahan lingkungan kita, serta tidak membuat kita tersesat dalam gangguan terus-menerus.

Buku ini mengundang kita untuk meletakkan gadget sesekali dan menemukan kembali kesenangan sederhana menghabiskan waktu secara offline. Waktu di mana kita dapat terhubung dengan hal-hal indah di sekitar kita—bukan dengan teks, video, emoji, tetapi dengan mata, telinga, sentuhan, perasaan, imajinasi, dan semua indra kita.

Going Offline adalah undangan untuk melakukan perjalanan yang membawa kita ke jantung kehidupan nyata itu sendiri—untuk menemukan dunia di luar dan bahkan untuk menemukan dunia di dalam, ke jantung tempat jati diri kita berada.


Baca juga: