Semesta Zombie di Indonesia: Deretan Kisah Wabah yang Melanda Sebelum Kemunculan Abadi Nan Jaya!

Grameds, sadar nggak sadar, bahasan soal zombie lagi rame banget nih diomongin di timeline. Yup, setelah Abadi Nan Jaya dari Netflix viral karena menampilkan serangan mayat hidup di Jawa Tengah, warganet langsung ramai membahasnya. 🧪🧟‍♀️

Zombie di Indonesia kedengarannya memang absurd, tapi entah kenapa kisah tentangnya tetap jadi hal yang menarik buat diangkat jadi premis cerita.

Ya, gimana nggak? Indonesia punya semua elemen yang dibutuhkan untuk mengemas kisah dengan genre horor. Mulai dari hutan angker, ritual mistis, dan rasa penasaran yang sering muncul justru saat ada larangan.

Jadi, kalau tiba-tiba mayat hidup berkeliaran di jalanan kota, itu bukan hal yang terlampau sulit untuk dibayangkan. 🏙🧟‍♂️

Menariknya, Abadi Nan Jaya bukan satu-satunya yang membawa kisah zombie ke tanah air. Sebelumnya, sudah ada beberapa film dan serial yang lebih dulu menghadirkan teror versi lokal.

Seperti apa kisah zombie lokal pernah dikemas? Mari kita bahas dalam artikel ini! 🩸


Kisah Zombie Lokal Indonesia

Sebelum Abadi Nan Jaya tayang, pernah ada beberapa kisah dengan tema zombie yang juga mengambil latar di Indonesia. Ada yang serius lagi menegangkan; ada pula yang absurd, tapi tetap menghibur. Beberapa di antaranya dikemas dalam judul-judul berikut ini!

Zeta

Pertama, ada Zeta. Film yang disutradarai oleh Amanda Iswan ini menawarkan sensasi horor penuh adrenalin lewat kisah klasik wabah zombie yang dikemas dengan nuansa lokal yang menegangkan.

Ceritanya berpusat pada Deon (Jeff Smith), seorang siswa yang tanpa sengaja menyaksikan awal mula penyebaran virus mematikan di sekolahnya, saat temannya menggigit suster hingga berubah menjadi makhluk kanibal.

Kekacauan pun meluas ke seluruh kota, menciptakan atmosfer mencekam yang terus menanjak dari satu adegan ke adegan lain.

Dalam kepanikan yang semakin meluas, Deon berusaha mencapai apartemen untuk menyelamatkan ibunya, Isma (Cut Mini), sementara sang ayah, Richard (Willem Bevers), seorang ilmuwan di pangkalan militer, menemukan bahwa wabah ini disebabkan oleh evolusi amoeba parasit bernama Naegleria-ross zeta. Parasit itu membuat manusia kehilangan kesadaran dan berubah menjadi pemangsa yang tak mengenal rasa sakit. Dengan bantuan geng pemburu zombie, Blue River, mereka harus melawan serangan brutal yang tak berhenti.

Cerita ini menarik untuk disaksikan. Soalnya, film ini tidak hanya menyajikan aksi serangan zombie dengan efek visual yang intens, tetapi juga menyoroti sisi emosional hubungan keluarga di tengah kehancuran dunia. Dengan kehadiran aktor-aktor kuat seperti Joshua Pandelaki, Edo Borne, Revaldo Vivaldi, dan Natasha Gott, film ini menghadirkan perpaduan antara ketegangan, drama, dan perjuangan bertahan hidup dalam situasi sulit, bahkan hampir mustahil.


Baca juga: Ketika Upaya Awet Muda Justru Jadi Petaka, Abadi Nan Jaya Segera Rilis di Netflix Indonesia!


Zona Merah

Selanjutnya ada Zona Merah. Kehadirannya tampil sebagai serial action-thriller Indonesia yang mengangkat cerita tentang wabah mayit hidup yang mulai merebak di Rimbalaya, Jawa Tengah. Serial 8 episode garapan Sutradara Sidharta Tata ini menceritakan Maya (Aghniny Haque), seorang pekerja di pabrik kayu, yang berjuang keras untuk menghidupi adiknya, Adi (Devano Danendra), setelah kepergian kedua orang tua mereka.

Di sisi lain, seorang jurnalis bernama Risang (Andri Mashadi) tengah menyelidiki kasus korupsi yang melibatkan Bupati Zaenal (Lukman Sardi) di Rimbalaya. Namun, tiba-tiba Adi menghilang dan kemudian ditemukan di pusat rehabilitasi milik Zaenal, tempat yang menjadi awal dari serangkaian peristiwa aneh.

Sementara itu, Ella (Maria Theodore), seorang gadis dari Jakarta yang hendak mengunjungi neneknya, secara tak sengaja terlibat dalam insiden tragis.

Nasib mempertemukan Maya, Risang, Adi, dan Ella dalam satu jalur, menjerat mereka dalam pusaran konflik politik kotor dan perebutan kekuasaan. Pada saat yang sama, mereka dihadapkan pada ancaman serangan mayit yang muncul secara misterius dan semakin bertambah.

Dengan waktu yang semakin mendesak, mereka berusaha menyelamatkan orang-orang terkasih dan keluar dari Rimbalaya sebelum kota tersebut benar-benar berubah menjadi zona merah yang sepenuhnya terisolasi.


Reuni Z

Disutradarai oleh Soleh Solihun dan Monty Tiwa, Reuni Z membawa pendekatan segar terhadap genre zombie dengan balutan komedi dan nostalgia masa SMA. Ceritanya mengikuti sekelompok alumni angkatan 97 SMA Zenith yang berkumpul untuk reuni dan mengenang masa lalu penuh tawa, serta kenakalan remaja. Namun, momen hangat itu berubah menjadi mimpi buruk ketika satu per satu peserta reuni mendadak berubah menjadi zombie. Hal itu tampak memicu kekacauan yang tak terduga.

Dengan gaya khas Monty Tiwa yang jenaka dan ritme komedi yang pas dari Soleh Solihun, film ini memadukan horor berdarah dengan humor situasional yang segar. Di tengah suasana panik, para karakter harus menemukan cara bertahan hidup sambil tetap mempertahankan ego dan tingkah konyol khas teman lama yang saling mengenal luar dalam.

Reuni Z menarik karena menggabungkan dua elemen yang jarang disatukan, tawa dan ketakutan. Tampilan kisahnya, tidak hanya menawarkan adegan aksi penuh darah, tapi juga refleksi ringan tentang persahabatan, waktu yang berlalu, dan bagaimana masa lalu bisa hidup kembali dalam arti yang paling literal. Film ini jadi pilihan tepat bagi penonton yang ingin menikmati kisah zombie dengan sentuhan humor khas Indonesia.

Baca Artikel Lainnya di Sini!


Ada Zombie di Jakarta!

“Hidup atau mati, mempertaruhkan nyawa sekali lagi.”

Temukan di Sini!

Dhafian dan Lavanya berhasil keluar sebagai pemenang Game 404—permainan survival yang membuat mereka harus bertahan hidup dari serangan zombie di sekolah. Namun, beberapa hari setelahnya, mereka dihubungi oleh Daniel, Anila, dan Erlangga—peserta yang kalah dan seharusnya sudah tak bernyawa, bahwa mereka bertiga berhasil kabur dari arena permainan, tapi sayangnya Dewa tak selamat.

Di tengah kabar itu, sebuah pengumuman live stream dari akun bernama 404 tiba-tiba viral. Konon, siapa pun yang menontonnya akan berubah menjadi zombie. Banyak orang penasaran, tapi Dhafian dan Lavanya yang merasa janggal berusaha keras memperingatkan melalui media sosial. Sayangnya, peringatan mereka tak digubris. Dan esoknya, keadaan kota Jakarta mendadak dipenuhi oleh zombie.

Kali ini, pengulangan waktu tak mungkin terjadi. Mereka harus bertahan dengan satu nyawa. Akankah kali ini mereka semua selamat?


Pre-Order Ada Zombie di Jakarta!

Kalau kamu penasaran dengan kisah wabah zombie yang terjadi di Jakarta, kamu bisa segera melakukan pre-order bukunya di Gramedia!

Dengan harga Rp99.000 kamu berkesempatan melumat habis kisahnya dan mendapatkan bonus bookmark dan sticker pack untuk setiap pembelian bukunya.

Dapatkan Promonya di Sini!

Periode promo ini hanya berlangsung selama 28 Oktober - 3 November 2025 aja Grameds. So, jangan sampai nggak kebagian ya!


Baca Kisah Zombie Lainnya di Sini!

Nah, kalau tema tentang zombie adalah hal yang kamu sukai, kamu bisa banget buat melumat kisah lainnya lewat jaringan buku yang tertera di bawah ini!

Zombie Aedes – Satria Satire

Temukan di Sini!

Suatu wabah misterius melanda seisi dunia, termasuk Indonesia. Wabah ini diduga dibawa oleh nyamuk-nyamuk mutan berukuran besar. Orang-orang yang sakit bergelimpangan di banyak tempat hingga ditetapkanlah Status Darurat Negara. Lalu satu keanehan pun terjadi, mereka yang terkapar kini malah bangkit, menjelma menjadi makhluk ganas. Mereka memangsa manusia.

Beberapa yang masih bertahan hidup, bertaruh nyawa mengawal seorang profesor yang tahu cara membuat antivirus. Misi penyelamatan membuat mereka berpencar dan mendapati kalau Istana Merdeka dan Keraton Yogyakarta kini tak lagi sama seperti dulu. Apa pun yang terjadi, mereka berharap bisa berkumpul di Monas, tempat mereka berusaha membangun kembali peradaban.


Z is for Zombie – Adam-Troy Castro

Temukan di Sini!

“A is for Apocalypse,
B is for Buried,
C is for Cannibalistic”

Begitulah cara Adam-Troy Castro membuka pintu ke dunia apokaliptik penuh tawa dan teror lewat Z is for Zombie. Buku ini menghadirkan panduan A sampai Z yang menggambarkan kehancuran dunia dengan gaya yang kocak, cerdas, dan menyeramkan. Setiap huruf membawa pembaca semakin dalam ke kekacauan, seolah alfabet berubah jadi peta menuju akhir zaman.

Dilengkapi ilustrasi yang memukau dan narasi bergaya panduan bertahan hidup, buku ini mengajakmu membentuk kelompok penyintas seadanya, menutup rapat pintu dan jendela, lalu bersiap menghadapi gelombang zombie lapar daging manusia. Ada nada lucu sekaligus tegang di setiap kalimatnya. Sebuah perpaduan antara petunjuk bertahan hidup dan satire tentang kepanikan manusia di ambang kehancuran.

Dengan tagline yang menggema, “The war has begun!”, Z is for Zombie terasa seperti surat cinta bagi para penggemar horor dengan selera humor gelap. Castro mengemas ketegangan dengan kreativitas dan gaya bercerita yang ringan, menjadikannya bacaan seru yang bikin senyum sekaligus ngeri di waktu yang sama.


Jailbait Zombie – Mario Acevedo

“There's undead and then there's . . . living dead!”

Temukan di Sini!

Mario Acevedo membawa kita ke dunia Felix Gomez, seorang detektif pribadi yang juga vampir. Setelah bertahun-tahun berurusan dengan alien genit dan nimfomania, Felix mengira dirinya sudah kebal terhadap segala macam keanehan. Tapi ternyata, ia salah besar. Sebab kali ini, musuhnya bukan makhluk cerdas, melainkan gerombolan zombie busuk yang haus daging manusia.

Sebagai makhluk undead, Felix tahu vampir setidaknya masih bisa berpikir jernih dan berbicara sopan. Zombie? Jelas beda kelas. Mereka hanya tahu menghancurkan, menggigit, dan meninggalkan bau busuk kematian di mana-mana. Ketika pasukan zombie mulai menyerbu, Felix tak punya banyak waktu. Ia harus menemukan cara menghentikan mereka sebelum dunia benar-benar tenggelam dalam kekacauan.

Satu-satunya harapan Felix datang dari seorang remaja cenayang yang cerewet dan terlalu berani untuk ukuran usianya. Namun, ada satu syarat yang rumit. Ia hanya mau membantu jika Felix menjadikannya abadi. Dari sinilah pertarungan antara vampir dan zombie dimulai. Tersaji dengan penuh darah, humor gelap, dan ketegangan yang berjalan beriringan. Acevedo memadukan horor dan satire dengan gaya cepat dan tajam, menjadikan Jailbait Zombie kisah supernatural yang segar dan menggigit.


The Zombie Chasers – John Kloepfer

Temukan di Sini!

Zack Clarke hanya ingin menikmati malam santai bersama teman-temannya, sampai dunia tiba-tiba dipenuhi zombie yang lapar otak. Dalam The Zombie Chasers, John Kloepfer menulis petualangan kocak dan menegangkan tiga remaja yang harus menghadapi kiamat zombie bersenjata dengan keberanian dan kenekatan belaka.

Zack, Rice, dan Madison terpaksa mengandalkan insting remaja mereka untuk bertahan hidup dari serangan tetangga setengah mati, keluarga yang berubah jadi monster, hingga perjalanan menyelamatkan dunia yang penuh kekacauan. Dialog jenaka dan situasi absurd membuat setiap halaman terasa seperti perpaduan antara Goosebumps dan Zombieland.

Dengan gaya penceritaan ringan namun penuh aksi, The Zombie Chasers menjadi bacaan seru bagi pembaca muda maupun dewasa yang ingin merasakan petualangan zombie dari sudut pandang yang segar, lucu, dan penuh kejutan.


Zombie – Joyce Carol Oates

Temukan di Sini!

Dalam tangan Joyce Carol Oates, kisah tentang monster berubah menjadi potret kelam tentang sisi tergelap manusia. Zombie memperkenalkan Quentin P, seorang pria muda yang tampak biasa di luar, tapi menyimpan obsesi mengerikan di dalam dirinya. Ia bukan mayat hidup seperti dalam kisah zombie konvensional, melainkan manusia yang kehilangan kemanusiaannya sendiri.

Lewat gaya narasi yang intim dan menakutkan, Oates membawa pembaca masuk ke dalam pikiran Quentin. Ia digambarkan sebagai seorang pembunuh berantai dengan logika yang dingin dan mengerikan. Dengan nada klinis dan jujur, buku ini sanggup membuat pembaca bergidik dengan betapa realistisnya kegelapan yang digambarkan.

Zombie adalah eksplorasi jenius tentang kegilaan, penyimpangan, dan kehampaan moral. Karya ini menunjukkan bagaimana batas antara manusia dan monster bisa lenyap begitu saja ketika empati mati—dan itulah bentuk zombie yang paling nyata di dunia kita.


Yup,

Kisah zombie lokal selalu punya daya tarik tersendiri. Ia jadi semacam penyegar di tengah lautan horor Indonesia yang kerap berputar dalam nama-nama lama yang familiar. Tak jauh dari kuntilanak, pocong, genderuwo, dan kerabatnya yang lain. 👻🎬

Rasanya mirip seperti nonton Reza Rahadian di film baru. Well, aktingnya selalu bagus, tapi kita juga pengen lihat sesuatu yang berbeda.

Nah, di sinilah Ada Zombie di Jakarta tampil sebagai penyegar, dengan bumbu yang menarik. Premisnya menguliti wabah zombie yang muncul lantaran sebuah larangan menonton live streaming yang justru tak diindahkan. Ini tentu sangat melokal dan berdasarkan habit orang Indonesia memang: semakin dilarang, malah makin dilakukan. Ya, kan? 😅

Kalau kamu ingin tahu sejauh mana kekacauan itu berlangsung, sebaiknya tidak perlu menunggu lama. Segera dapatkan selagi promonya masih berlaku! 🦾😻

Dapatkan Promonya di Sini!


Baca juga: Caught Stealing: Ketika Titipan Kucing Berujung Kekacauan Besar di Film Terbaru Darren Aronofsky!


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial lainnya dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!