Sampai Titik Terakhirmu: Saat Cinta Bertahan di Dunia yang Tak Lagi Sama

Sampai Titik Terakhirmu: Saat Cinta Bertahan di Dunia yang Tak Lagi Sama
"Ku tak ingin cepat berlalu, waktu yang kupunya denganmu. Kita berdansa dan tertawa, gandeng tangan. Semoga bergema sampai selamanya,"

Kira-kira, kamu familiar nggak dengan kutipan tersebut?

Penggalan lirik itu berasal dari sebuah lagu karya Nadhif Basalamah yang berjudul Bergema Sampai Selamanya. Sebuah lagu yang mengisahkan tentang harapan seseorang untuk menjalin hubungan cinta dengan kekasihnya, hingga maut memisahkan mereka. 💕💑

Rasa-rasanya, buat setiap pasangan yang melandaskan hubungannya dengan cinta, perasaan kayak begitu tuh pasti pernah terbersit juga di kepala. Iya nggak sih, Grameds?

Nah, persoalan mengenai ketabahan cinta hingga maut memisahkan ini juga jadi tema yang diangkat ke layar lebar oleh Sutradara Dinna Jasanti melalui film terbarunya yang akan segera tayang, yaitu Sampai Titik Terakhirmu!

Ngomongin sampai titik terakhir, kayaknya nggak afdol juga dong kalau kamu nggak baca artikel ini sampai akhir!? Yuk, langsung aja kita omongin hal menarik soal cerita cinta yang akan dibahas dalam filmnya nanti! 🦾🎬


Sinopsis Sampai Titik Terakhirmu

Film ini menceritakan tentang kisah cinta yang hangat, jujur, dan memiliki akar yang kuat dari kebersamaan serta perjuangan. Kisah ini dimulai dengan Albi Dwizky seorang perantau pendiam yang tak berani bermimpi muluk-muluk. Hidupnya kemudian berubah selepas pertemuannya dengan perempuan bernama Shella dalam kejadian yang tak disengaja. Dari sana, benih cinta mereka kelak tumbuh.

Keduanya menjalani hubungan romansa yang penuh rasa. Kebanyakan, adalah manis dan segar. Namun, kisah bahagia mereka mesti diuji tatkala Shella didiagnosis menderita kanker ovarium.

Di singkatnya waktu yang tersisa, Albi memilih untuk tetap bertahan di sisinya, menemani setiap detik perjuangan Shella melawan penyakitnya.


Bersama, Menuju Titik Akhir Adalah Perjuangan!

Perjuangan itu nampaknya mesti lebih dikerahkan. Kondisi Shella semakin memburuk dengan ditemukannya tumor yang tumbuh di ususnya. Kondisi yang memaksanya mesti mendekam dan berjalan dengan kursi roda. Tak hanya itu, tiap helai rambut Shella pun mulai rontok. Bahkan, memaksanya untuk mencukur bagian tubuh itu hingga habis.

Meski begitu, Albi tetap menunjukkan ketabahannya, sekaligus menunjukkan bahwa cinta tulusnya terhadap Shella adalah nyata. Ia memutuskan menikahi belahan jiwanya itu dalam sebuah acara sederhana. Pernikahan, yang naasnya hanya berumur singkat. Sebab, 2 pekan setelah keduanya mengikat janji suci, Sang Istri mesti mengembuskan nafas terakhirnya.

Albi, dengan cinta yang mendekam dalam dadanya, membuat kepergian Shella hanya serupa perpindahan belaka. Kekasihnya, hanya berpindah alam, tapi sesungguhnya, ia tak pernah benar-benar pergi dari dirinya.

Ia tetap datang berziarah ke makam Shella, sebagai tanda bukti kesetiaan dan ketulusan cinta yang menyala, bahkan Sampai Titik Terakhir.


Ternyata, Diangkat dari Kisah Nyata!

Kisah dalam Sampai Titik Terakhirmu terinspirasi dari perjalanan cinta dua konten kreator yang sempat viral di TikTok, Albi dan Shella. Hubungan mereka mencuri perhatian banyak orang karena ketulusannya. Sebuah cinta yang sederhana, tapi terasa dalam dan nyata.

Pasangan ini menikah pada 14 Agustus 2024 dalam momen penuh haru, sebelum Shella berpulang dua minggu kemudian, tepat pada 29 Agustus. Meski singkat, kisah mereka meninggalkan pesan kuat tentang kesetiaan dan keberanian untuk tetap mencintai, bahkan di tengah kehilangan.

Kini, perjalanan cinta Albi dan Shella dihidupkan kembali lewat akting Arbani Yasiz dan Mawar de Jongh. Sebuah kisah yang nggak cuma bikin haru, tapi juga mengingatkan kalau cinta sejati itu masih ada!


Dari Sutradara Dinna Jasanti

Nama Dinna Jasanti dikenal sebagai salah satu sutradara dan produser tanah air yang konsisten menghadirkan karya-karya berkualitas. Lulusan University of Technology Sydney ini meraih gelar Bachelor of Arts di bidang Komunikasi (Media, Seni, dan Produksi) pada 2005. Saat menempuh studi, ia juga memperkaya pengalamannya lewat magang di Australian Chinese Radio dan Hillsong Church, Sydney.

Perjalanan karier Dinna dimulai dari dunia film independen. Ia aktif memproduksi dan menyutradarai sejumlah film pendek serta video musik, sebelum akhirnya meraih pengakuan lewat film Kidnap yang memenangkan penghargaan di Festival Film Pelajar Indonesia dan Pilihan Pemirsa. Karya lainnya, Paper Cranes, juga mengantarkan Dinna pada Penghargaan Apresiasi Khusus di Festival Film Internasional Bali.

Sejak itu, kiprahnya di industri film terus berkembang. Dinna terlibat dalam berbagai judul populer seperti Negeri 5 Menara (2012), Marsha (2013), dan Serigala Terakhir (2022). Ia juga berada di balik sejumlah proyek yang dekat dengan penonton muda, seperti The Sexy Doctor is Mine (2022), Dating Queen (2022), Pertaruhan the Series 2 (2023), My Nerd Girl (2022), hingga Dua Hati Biru (2024).


Bila Sampai Titik Terakhirmu Ada Dalam Bacaan

Maka kisahnya akan bernafas lagi lewat deretan buku berikut ini, yang sama-sama berbicara tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk bertahan di tengah luka.  📚

Silent Fight: Memoar di Antara Langit dan Lupus – Ginna Leviana Elda

sampaiTemukan di Sini!

Lewat Silent Fight, Ginna Leviana Elda menuliskan perjalanan batinnya menghadapi lupus dengan cara yang lembut, jujur, dan menyentuh. Buku ini mengisahkan tentang kehilangan, kesunyian, dan harapan yang tumbuh perlahan di tengah rasa sakit. Ia membuka sisi-sisi hidup yang jarang terlihat. Perihal tubuh yang terus berjuang, jiwa yang mencoba bertahan, dan cinta yang menemukan bentuknya dalam ketabahan.

Lebih dari sekadar kisah tentang penyakit, Silent Fight adalah cerita tentang manusia yang memilih berdamai dengan keadaan. Tentang seseorang yang, di balik sunyi dan keletihan, tetap berusaha hidup sepenuh hati. Ginna mengajak pembaca menelusuri perjalanan menuju penerimaan, ketika luka tidak lagi menjadi akhir; melainkan pintu menuju kekuatan baru untuk mencintai diri sendiri dan dunia di sekitarnya.


Five Feet Apart – Rachael Lippincott, Mikki Daughtry, dan Tobias Iaconis

sampaiTemukan di Sini!

Five Feet Apart adalah novel yang menghadirkan kisah cinta remaja penuh haru, ditulis oleh Rachael Lippincott bersama Mikki Daughtry dan Tobias Iaconis. Ceritanya sederhana tapi menyentuh. Perihal dua orang bisa begitu dekat secara hati, tapi harus tetap menjaga jarak secara fisik.

Tokoh utamanya, Stella Grant, adalah gadis yang terbiasa ingin mengendalikan segala hal dalam hidupnya. Sayangnya, ada satu hal yang tak bisa ia atur, yaitu penyakit fibrosis kistik yang membuatnya harus bolak-balik rumah sakit. Untuk bertahan hidup, Stella wajib menjaga jarak lima kaki dari siapa pun yang bisa menularkan infeksi, termasuk dari orang yang mungkin membuat hatinya bergetar.

Di sisi lain, ada Will Newman, seorang pasien yang justru muak dengan aturan medis. Yang dia inginkan hanya keluar dari rumah sakit dan menikmati hidup tanpa batas. Masalahnya, Will adalah orang yang paling berisiko bagi Stella. Jika keduanya terlalu dekat, bukan hanya transplantasi Stella yang terancam, tapi juga nyawa mereka berdua. Jarak lima kaki pun menjadi pagar tak kasat mata, sekaligus cambuk menyakitkan yang memisahkan cinta yang tumbuh di antara mereka.


Untukmu, Yang (Tak Sempat) Kumiliki – Coretan Lena

“Darimu, aku tersadarkan bahwa ternyata mencintai banyak sekali bentuknya, salah satunya adalah merelakan. Dan aku memilih untuk merelakanmu, anggap saja itu adalah cara terakhirku untuk mencintaimu.”

sampaiTemukan di Sini!

Untukmu, Yang (Tak Sempat) Kumiliki karya Coretan Lena adalah sebuah buku yang bicara tentang cinta dalam bentuk paling sunyi. Mengangkat hal tentang mencintai tanpa harus memiliki, ia mengajarkan bahwa rasa bisa tetap tulus, meski tak pernah sampai pada genggaman. Bahwa terkadang, cinta tak melulu soal kebersamaan, lebih dari itu, ada keberanian untuk tetap merasa, meski tahu akhirnya tak bersama.

Lewat kata-kata yang jujur, penulis menghadirkan kisah tentang harapan yang pernah tumbuh, angan yang sempat terbayang, hingga penantian yang diam-diam dilakukan. Namun pada akhirnya, ada kesadaran bahwa tidak semua cinta ditakdirkan untuk tinggal. Ada rasa yang harus disimpan rapi, bukan untuk diwujudkan, melainkan untuk dipahami dan dijaga dalam hati.


All The Bright Places – Jennifer Niven

sampaiTemukan di Sini!

All the Bright Places bercerita tentang dua jiwa muda yang saling menemukan di titik paling rapuh dalam hidup mereka. Theodore Finch hidup dalam bayang-bayang kematian yang terus memanggilnya, sementara Violet Markey berusaha bertahan setelah kehilangan kakaknya. Keduanya bertemu di tempat yang tak terduga—langkan menara lonceng sekolah—dan dari sana, hubungan mereka tumbuh perlahan, seperti cahaya kecil yang berani menembus gelap.

Melalui perjalanan mereka menjelajahi sudut-sudut istimewa di Indiana, Violet dan Finch belajar tentang arti hidup dari sudut yang berbeda. Finch, dengan keanehannya yang hangat, membantu Violet menemukan kembali keberanian untuk hidup di masa kini. Sebaliknya, Violet menjadi jangkar bagi Finch, seseorang yang membuatnya merasa diterima dan bebas menjadi dirinya sendiri. Namun, seiring Violet mulai pulih dan melihat dunia dengan mata baru, Finch justru semakin terperangkap dalam labirin pikirannya sendiri.

Novel ini menghadirkan keseimbangan yang indah antara kisah cinta dan perjuangan menghadapi kesehatan mental. Ia mengingatkan bahwa luka batin sering kali tersembunyi di balik tawa dan keramahan seseorang. Melalui perjalanan Finch dan Violet, pembaca diajak memahami bahwa kehadiran bisa menjadi bentuk cinta yang paling tulus. Malah terkadang, cahaya yang paling terang datang dari mereka yang paling berjuang melawan gelap di dalam diri.


Limited Time – Baek Eun-Byeol

sampaiTemukan di Sini!

"Aku akan mati saat Natal nanti."
“Yun-seo adalah temanku sejak kelas 1 SD, artinya kami sudah berteman selama delapan tahun. Dulu, kami adalah tetangga yang menjadi akrab karena berada di kelas yang sama. Kami sangat mengenal satu sama lain mulai dari hobi, keluarga, kebiasaan, dan sebagainya.”
“Malam itu, ketika jalanan dipenuhi salju yang sangat putih, Yun-seo mengirimkan pesan untukku. Pesan terakhir karena keesokan harinya, dia telah tiada. Kepergian Yun-seo menyurutkan semangat hidupku sampai sehabis-habisnya. Aku tak peduli lagi pada orang lain, pun pada hidupku kini dan di masa depan. Apa aku harus ikut menyusul Yun-seo?”

Limited Time adalah novel remaja Korea yang menyoroti duka, kehilangan, dan cara seseorang menavigasi rasa bersalah di usia muda. Ditulis dari sudut pandang yang jujur dan rapuh, kisah ini menyingkap betapa beratnya beban yang kadang dipikul diam-diam oleh anak muda, juga bagaimana satu kehilangan bisa mengubah pandangan seseorang tentang hidup, cinta, dan arti bertahan.


Pada akhirnya,

Sampai Titik Terakhirmu menghadirkan kisah tentang cinta yang bertahan melampaui waktu. Tentang seseorang yang tetap setia pada rasa, meski alamnya sudah tak lagi sama. Di setiap tawa, kehilangan, dan kenangan yang tersisa, film ini mengajarkan bahwa cinta tulus selalu menemukan caranya untuk tetap hidup, meski dalam wujud yang berbeda. 🎥💕

Buat kamu yang sedang belajar merelakan, yang masih percaya pada kekuatan cinta yang nyata, atau yang sekadar ingin merasakan lagi hangatnya perasaan manusia, film ini bisa jadi tempat untuk menenangkan diri sejenak.

Jadi gimana, sudah siap buat menyaksikan roller coaster perjuangan cinta Albi dan Shella di bioskop? Sampai Titik Terakhirmu akan tayang mulai 13 November 2025. Jangan lupa juga buat siapin tissue di saku bajumu ya! 🧣


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial lainnya dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter