Revitalisasi Perpustakaan sebagai Solusi Meningkatkan Minat Literasi Siswa

Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital yang diselenggarakan pada hari Kamis, 26 Januari 2023 lalu merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai perpustakaan digital. Selain itu, di tempat ini, institusi pendidikan bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya dalam mengembangkan minat baca melalui platform digital.

Tentunya literasi digital masih menjadi konsep yang perlu dikenalkan kepada tenaga dan peserta didik di sekolah. Tim ePerpus by Gramedia Digital berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Kadis Pendidikan Jakarta Timur, Pak Yanto Parto Wiyono, terkait dengan urgensi literasi digital di dunia pendidikan.

Pak Yanto menyebutkan bahwa tidak bisa dipungkiri, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat literasi rendah secara peringkat global. Namun, hal ini tidak menjadikan dunia pendidikan terpuruk, justru harus menjadikan ini sebagai motivasi untuk terus melakukan perubahan. Salah satu program dari Dinas Pendidikan Jakarta Timur adalah Program Revitalisasi Perusahaan.

"Kami ingin agar perpustakaan tidak sekadar menjadi gudang buku, tapi juga menjadi tempat mencari ilmu, belajar bersama, atau sekadar berdiskusi," ujar Pak Yanto. Cara merevitalisasi perpustakaan di sekolah ini misalnya dengan membuat bangunannya bagus dan menarik. Tentunya tempat yang nyaman menjadikan siswa juga betah berlama-lama di perpustakaan. Selain itu, penyediaan buku yang sesuai dengan jenjang sekolahnya juga merupakan salah satu bagian dari revitalisasi perpustakaan. Buku-buku yang disediakan di perpustakaan SMA tentunya berbeda dengan perpustakaan SMP, SD, dan PAUD.

Minat literasi siswa ini tentunya perlu didampingi oleh pihak-pihak yang memiliki peran penting, misalnya guru, sebagai sosok yang mendampingi siswa di sekolah; kepala sekolah, sebagai fasilitator; dan orang tua, yang senantiasa bersama putra-putrinya.

Perpustakaan digital memiliki urgensi yang sangat tinggi di sekolah. Salah satu masalah yang disebutkan oleh Pak Yanto yaitu keterbatasan ruang di sekolah. Tak sedikit sekolah yang menyediakan 'ruangan sisa' sebagai ruang perpustakaan. Tentunya ini berpengaruh pada kenyamanan siswa ketika membaca. Perpustakaan digital akan menjadi solusi yang baik bagi tenaga dan peserta didik, untuk terus melakukan kegiatan literasi tanpa terbatas dengan ruangan. "Dengan perpustakaan digital, siswa dapat membaca di halaman sekolah atau di pojok-pojok baca yang bisa disediakan," ucap Pak Yanto.

Pak Yanto juga menyebutkan bahwa kemajuan teknologi membuat semua orang mau tak mau membutuhkan gawai. Mengingat dampak dari gawai dan internet yang beragam, baik positif maupun negatif, perpustakaan digital dapat menjadi salah satu hal yang memberikan dampak baik bagi siswa. Isu mengenai distraksi dari gawai, yang bisa menyebabkan kecanduan bagi beberapa pengguna, juga menjadi tantangan dalam aktivitas literasi digital. Namun, Pak Yanto menyebutkan bahwa dilema ini bukannya tidak mungkin ditangani. Beliau berharap bahwa orang tua dan tenaga pendidik dapat terus mengedukasi anak mengenai penggunaan gawai yang bermanfaat.

Menciptakan ekosistem literasi yang baik, khususnya literasi digital, memang tak lepas dari tantangan-tantangan. "Guru dan siswa hidup di zaman yang berbeda. Misalnya, siswa sekarang lebih mahir bermain gadget, jadi tenaga pendidik juga harus ditingkatkan kompetensinya," Pak Yanto memberi contoh. Selain itu, mindset guru atau orang tua yang sering kali memandang seorang anak yang terus-terusan bermain gawai sebagai suatu hal yang negatif juga perlu diluruskan.

Pak Yanto berkata, "Di zaman ini, (tidak menutup kemungkinan) bahwa anak terus-terusan menggunakan gadget sedang membaca atau menonton tayangan edukatif. Pandangan kita terhadap anak-anak ini perlu diperbaiki (menjadi lebih positif), meskipun tentu tidak mengesampingkan monitor atau pembinaan terhadap anak."

Upaya dari pemerintah dan masyarakat sekolah yang harus dijalankan selaras adalah komitmen bersama dari semua pihak untuk menggunakan gawai dengan baik dan positif. Pak Yanto berharap siswa mau bekerja sama untuk tidak menggunakan gawai untuk hal lain ketika waktunya melakukan literasi. Selain itu, Pak Yanto juga mengimbau kepada para guru untuk terus berinovasi dengan teknologi. "Misalnya, peserta didik ditantang untuk menggunakan gadget sebagai sarana pengembangan keterampilan, misalnya lewat kompetisi-kompetisi inovatif untuk memancing kreativitas dan bakat siswa," harap Pak Yanto.

Terakhir, Pak Yanto selaku Kadis Pendidikan Jakarta Timur, berharap agar upaya-upaya dari Dinas Pendidikan dan sekolah, seperti revitalisasi perpustakaan dan pengadaan perpustakaan digital, dapat berlangsung dengan baik, dan memberi dampak baik bagi minat literasi di Indonesia.

E-Perpus Gramedia, Berikan Layanan Pembuatan Perpustakaan Digital

E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.

Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.

Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.

Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-upload e-books internal dalam perpustakaan digital.

Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.


Sumber gambar header: Dok. by Gramedia Digital