Review Buku The School for Good and Evil, Sedang Tayang di Netflix!

Serial best seller The School for Good and Evil dialihwahanakan menjadi film oleh Netflix dan mulai tayang di tanggal 19 Oktober 2022. Film ini disambut baik oleh para penggemar serial tersebut, begitu pula oleh mereka yang belum pernah membaca serial ini sebelumnya. Kedua peran utama dalam cerita ini dibintangi oleh Sophia Anna Caruso sebagai Sophie dan Sofia Wylie sebagai Agatha. Aktor-aktor besar juga turut berperan dalam film ini, seperti Michelle Yeoh, Charlize Theron, Kerry Washington, dan Kit Young, yang juga turut membintangi adaptasi serial Shadow and Bone.

Sumber: Netflix

The School for Good and Evil merupakan serial fantasi yang terdiri dari enam judul, ditulis oleh Soman Chainani. Buku pertamanya dari serial ini, terbit pada tahun 2013, sudah terjual sebanyak 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan dalam 30 bahasa. Empat buku pertama dari The School for Good and Evil juga telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer. Dunia dalam kisah The School for Good and Evil disebut-sebut sebagai versi fairy tale dari Harry Potter.

Sinopsis Buku The School for Good and Evil

Sejak 200 tahun lalu, sepasang anak diculik setiap empat tahun sekali, lalu menghilang entah ke mana. Terkadang dua anak laki-laki, giliran berikutnya dua anak perempuan, atau sepasang anak laki-laki dan perempuan. Pilihan dua anak yang diculik ini sekilas terlihat random, sampai mereka akhirnya memperhatikan bahwa salah satu dari dua anak yang diculik pasti merupakan anak baik yang didambakan oleh para orang tua dan satunya lagi adalah anak yang nakal dan cenderung dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.

Baca Bukunya di Sini!

Tahun ini, sepasang sahabat, Sophie dan Agatha, mendapat giliran mereka. Mereka mengetahui bahwa kepergian anak-anak yang diculik tersebut adalah ke sebuah tempat yang disebut Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Di tempat tersebut, para siswa dididik untuk menjadi tokoh dalam dongeng–baik menjadi protagonis, maupun antagonis. Sophie yang berparas cantik, selalu bersikap manis dan lemah lembut, sangat percaya diri bahwa dirinya akan dimasukkan ke dalam Sekolah Kebaikan dan menjadi putri di negeri dongeng, seperti Cinderella dan Rapunzel. Sementara, Agatha dengan sikapnya yang masam dan selalu membenci orang, bersama kucingnya yang nakal, dipercaya akan menjadi calon siswa berikutnya di Sekolah Kejahatan dan menjadi penyihir.

Secara tak terduga, posisi mereka terbalik dari dugaan masing-masing. Sophie terdampar di Sekolah Kejahatan, sementara Agatha ditempatkan di Sekolah Kebaikan. Kemarahan Sophie ketika menyadari 'kesalahan' ini menjadikannya begitu berambisi untuk meyakinkan bahwa penempatannya adalah kesalahan yang harus segera diperbaiki. Sebisa mungkin ia mencari cara untuk membuktikan bahwa ia pantas menjadi seorang putri sejati. Ia berusaha menaklukkan hati Tedros, putra Raja Arthur, yang menjadi kapten kelas di Sekolah Kebaikan.

Ambisi dan rasa dengki di hati Sophie akhirnya mengubahnya menjadi sosok penyihir. Persahabatannya dengan Agatha, yang lambat laun berubah menjadi putri yang baik hati, terancam hancur karena amarahnya yang berapi-api. Sosok yang akhirnya muncul dari kedua sahabat tersebut akhirnya menciptakan keraguan, benarkah penempatan mereka masing-masing merupakan kesalahan, atau justru terjadi untuk mengungkapkan jati diri Sophie dan Agatha? Apakah persahabatan mereka akan hancur karena ini?

Review Buku The School for Good and Evil

Sebagai buku fantasi untuk middle grade atau remaja, The School for Good and Evil menawarkan petualangan yang seru dan menegangkan. Selain itu, hubungan para tokoh dengan tokoh-tokoh dongeng yang fenomenal juga membuat kisah ini jadi terkesan familiar. Kemampuan sihir yang ditunjukkan oleh para guru dan siswa juga membuat cerita ini jadi semakin menarik. Sistem di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan dijelaskan dengan narasi yang mudah dipahami dan mudah dibayangkan. Buku ini benar-benar menghadirkan vibes negeri dongeng yang ciamik dan indah!

Selain itu, dinamika hubungan Sophie dan Agatha juga membuat buku ini tambah menarik. Kedua sahabat itu mengalami ujian yang berat ketika merasa keduanya berada di tempat yang salah. Keinginan mereka yang berbeda sebagai solusi dari masalah yang mereka hadapi menambah rumit hubungan mereka. Agatha merasa solusi dari kekacauan yang mereka hadapi adalah pulang ke Gavaldon, sementara Sophie merasa mereka perlu bertukar tempat.

Sumber: voi.id

Sophie yang selama ini selalu dilihat sebagai gadis yang manis dan baik, ternyata menyimpan sisi kelam dalam sifatnya yang menjadi mengerikan ketika didorong emosi dan rasa iri. Agatha yang selama ini terlihat selalu bersikap sinis terhadap orang ternyata memiliki ketulusan, terutama untuk orang-orang yang sangat ia pedulikan. Perkembangan karakter kedua sahabat ini sungguh menarik untuk diikuti. Bagaimana mereka menghadapi beragam emosi yang memicu sifat-sifat tersembunyi dalam diri mereka, kemudian sifat tersebut memengaruhi persahabatan mereka yang terjalin sangat erat.

Uniknya, cerita ini juga menggugah pemikiran yang baru dalam kisah-kisah dongeng yang selama ini kita dengar. Kita jadi mempertimbangkan ulang makna baik dan jahat yang sesungguhnya. Pada akhirnya, kita akan memahami bahwa dunia ini tidak dapat dipisahkan menjadi hitam putih, karena akan selalu ada sisi abu dalam setiap orang. Banyak pula sindiran terhadap kisah-kisah dongeng yang terlalu muluk membandingkan kejahatan dan kebaikan.

Para putri dan pangeran dalam dongeng sebagai tokoh protagonis selalu digambarkan sebagai mereka yang cantik dan tampan, selalu tersenyum, gemar menolong, dan lain-lain. Berkebalikan dengan tokoh-tokoh antagonis, yang digambarkan sebagai sosok-sosok jelek dan jorok. Dalam cerita ini, kita disadarkan bahwa tak selamanya penampilan mencerminkan sifat asli dari orang tersebut– oleh karena itu, kita tak boleh berasumsi.

Selanjutnya, dalam kisah perjalanan Sophie dan Agatha di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan, kamu akan menemukan banyak plot twist dalam cerita yang tidak kamu sangka-sangka. Siap-siap menemukan rahasia dalam sekolah magis yang legendaris ini, ya!

Untuk kamu yang ingin membaca buku The School for Good and Evil, segera dapatkan bukunya dengan penawaran terbaik dari Gramedia.com! Selain dapat bukunya, kamu juga akan mendapatkan postcard ekslusif dengan persediaan terbatas. Yuk, check out sebelum kehabisan, yaa!

Dapatkan Bukunya SEKARANG!

Buku Lain dari Serial The School for Good and Evil

Jika kamu sudah membaca buku pertama dari serial The School for Good and Evil, segera koleksi buku selanjutnya untuk mengikuti petualangan Sophie dan Agatha, serta teman-teman mereka di Sekolah Kejahatan dan Kebaikan!

The School for Good and Evil: Dunia Tanpa Pangeran

Baca Bukunya di Sini!

Sophie dan Agatha sudah berhasil pulang ke Gavaldon. Namun ternyata, kehidupan setelah pulang tidak seindah yang mereka harapkan. Awalnya mereka memang dielu-elukan layaknya pahlawan, tetapi kemudian mereka kembali menjalani kehidupan yang membosankan.

Agatha diam-diam berharap seandainya dia memilih untuk bersama pangerannya, alih-alih kembali pulang bersama Sophie. Tak disangka, permohonan rahasia Agatha membuka kembali gerbang menuju Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Sophie dan Agatha kembali ke dunia ajaib yang kini telah jauh berbeda dengan yang dulu mereka kenal. Tidak ada lagi Sekolah Kebaikan dan Sekolah Kejahatan, yang ada Sekolah Perempuan dan Sekolah Laki-laki. Para penyihir berteman dengan para putri, para penjahat berteman dengan para pangeran. Sophie dan Agatha menjadi pahlawan di Sekolah Perempuan. Sebaliknya, mereka menjadi target pembalasan dendam para murid laki-laki.

Nyawa Sophie serta Agatha menjadi taruhan dalam Uji Dongeng. Dekan baru sekolah membuat segalanya semakin rumit. Batasan antara sahabat sejati, cinta sejati, dan musuh sejati menjadi kabur. Musuh utama mereka tersembunyi di balik topeng orang-orang terdekat mereka.

The School for Good and Evil: Akhir Bahagia Selamanya

Baca Bukunya di Sini!

Sophie tertegun melihat Sang Guru berlutut meminangnya. Ia bimbang. Di satu sisi, Sophie menginginkan impian tentang cinta sejatinya terwujud. DI satu sisi, ia menginginkan kembali sahabatnya, Agatha. Sophie tak menampik tatkala rasa cemburu menyerangnya jika memikirkan Agatha dan Tedros di Galvadon sedang tertawa bahagia. Dan, ia pun masih merasa sakit hati karena Agatha lebih memilih Tedros daripada memercayainya.

Sementara di Galvadon, Agatha dan Tedros justru semakin banyak bertengkar dan makin menjauh. Mereka pun harus hidup sembunyi-sembunyi di rumahnya di bawah perlindungan ibunya. Mereka pun menyadari, hal yang menyatukan mereka adalah Sophie. Mereka harus kembali ke sekolah dan meneylamatkan Sophie. Tak mudah bagi Agatha dan Tedros untuk menyelamatkan Sophie. Ternyata, banyak hal yang di luar dugaan terjadi di sana. Banyak yang berubah. Sekolah bukanlah sekolah yang dulu lagi.  Tak mudah juga bagi mereka untuk meyakinkan Sophie agar tidak menerima pinangan Sang Guru dan menghancurkan cincin pemberiannya. Karena, satu-satunya cara untuk menghabisi Sang Guru hanya dengan menghancurkan cincin itu. Dan hanya Sophie-lah yang bisa menghancurkannya.

The School for Good and Evil: Petualangan Meraih Kejayaan

Baca Bukunya di Sini!

Tunggu apa lagi, Grameds? Segera koleksi bukunya dan ikuti petualangan Sophie dan Agatha di The School for Good and Evil!

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber gambar header: thevoice.space

Penulis: Puteri C. Anasta