Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

(REVIEW BUKU) The Memory Police, Merasakan Pedihnya Kehilangan Kenangan

(REVIEW BUKU) The Memory Police, Merasakan Pedihnya Kehilangan Kenangan

Kenangan merupakan hal yang esensial bagi manusia. Kenangan dapat membuat kita mengingat berbagai macam peristiwa dalam ingatan.

Namun, apa jadinya jika manusia kehilangan ingatan, bahkan akan hal-hal sederhana?

Bagaimana rasanya jika kamu tidak dapat mengingat boneka? Semerbak wangi parfum? Atau seperti apa benda yang disebut mainan?

Benda-benda tersebut masih ada wujudnya, akan tetapi ingatan akan benda itu perlahan memudar, beserta kenangan yang menyertainya.

Hal inilah yang menjadi cerita utama dalam The Memory Police karya Yoko Ogawa, yang mungkin merupakan ketakutan terbesar manusia, yaitu kehilangan kenangan.

Sejak tahun 1988, Yoko Ogawa berhasil melahirkan puluhan karya tulis, dan telah memenangkan setiap penghargaan utama sastra Jepang.

Bahkan, salah satu novelnya, The Professor and his Beloved Equation, telah diadaptasi menjadi sebuah film.

review
Yoko Ogawa, Penulis The Memory Police (sumber: NPR.org)

The Memory Police bercerita mengenai para penduduk di suatu pulau tak bernama, di mana mereka lambat laun kehilangan kenangan pada hal-hal sederhana.

Tetapi ada beberapa orang di pulau itu yang tidak lupa, entah mengapa. Mereka berusaha bersembunyi, atau membaur dengan orang-orang yang lupa.

Namun, entah bagaimana caranya, Polisi Kenangan tetap bisa mencium gelagat orang-orang yang tidak lupa, dan tugas Polisi Kenangan adalah memburu mereka.

Polisi Kenangan bertugas memastikan agar kenangan yang hilang, tetap hilang selamanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Polisi Kenangan sering melakukan hal-hal buruk pada penduduk pulau itu.

Mulai dari pendobrakan rumah secara paksa hingga menculik orang-orang untuk diinterogasi.

Kisah dimulai saat seorang novelis, yaitu tokoh ‘Aku’ mengetahui bahwa editornya terancam Polisi Kenangan, yaitu R, karena dia merupakan salah satu orang yang tidak bisa lupa.

Novelis tersebut berupaya keras agar dapat menyelamatkan sang editor. Dengan bantuan dari tokoh si lelaki tua, bersama-sama mereka berusaha menyembunyikan R dari kejaran Polisi Kenangan.

Apakah usaha mereka berhasil?


Baca juga: Rekomendasi Novel Distopia Terbaik


Kamu tidak salah baca kok, atau menganggap tulisan di atas typo. Memang, beberapa tokoh dalam buku ini tidak bernama.

Membaca The Memory Police akan mengingatkanmu pada cerita novel distopia sejenis, seperti 1984 karya George Orwell.

Di mana penduduk di suatu tempat, merasa tertekan dan gelisah karena pengawasan ketat dari negara, atau dalam buku ini, pengawasan ketat dari Polisi Kenangan yang bertindak represif.

The Memory Police akan membuatmu menghargai kenangan sebelum hal tersebut menghilang, baik itu kenangan pada sebuah benda, atau sosok orang yang tersayang.

Terkadang, kita sebagai manusia harus mengalami sebuah kehilangan terlebih dahulu, sebelum mengerti betapa pentingnya arti sebuah kehadiran.

Dengan merasakan kehilangan, kita dapat belajar untuk menerima dan mensyukuri apa yang masih dimiliki.

Selain itu, The Memory Police dapat memberimu petunjuk, apa yang sebaiknya kita lakukan pada kenangan kita?

Lebih baik menyimpannya dengan erat, meski kenangan itu buruk. Atau melupakan kenangan itu, meski kenangan tersebut indah?


Baca juga: Rekomendasi Novel Jepang Terjemahan yang Seru Abis!


Jika kamu rindu akan bacaan novel fiksi distopia terbaru, dan juga ingin merasakan sensasi cerita yang menegangkan, buku ini menjadi pilihan tepat yang dapat kamu baca.

Temukan The Memory Police karya Yoko Ogawa, hanya di Gramedia.com!

review
Beli bukunya di sini


Photo header by: Bukku Shopee


Albin Sayyid Agnar

Content Writer

Enter your email below to join our newsletter