(REVIEW BUKU) Convenience Store Woman, Melawan Stigma Menjadi Wanita 'Normal'

Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang. (hal. 82)

Apakah kamu pernah merasa menjadi sosok yang dianggap berbeda dengan masyarakat pada umumnya?

Meski kamu merasa biasa saja, nyaman, dan tidak ada yang salah dengan dirimu, namun masyarakat berkata lain.

Itulah topik besar yang disajikan Sayaka Murata dalam buku terbarunya, Convenience Store Woman atau dalam versi terjemahan bahasa Indonesia-nya, Gadis Minimarket.

Buku ini merupakan karya ke-10 dari Sayaka Murata sekaligus karya pertamanya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Versi bahasa Inggrisnya langsung laris manis diserbu ketika rilis pada 2018 lalu.

Pada tahun 2016, novel ini berhasil memenangkan Akutagawa Prize yang bergengsi, dan telah terjual lebih dari 600 ribu kopi di Jepang.

Penulis Convenience Store Woman, Sayaka Murata (sumber: The New Yorker)

Menceritakan sosok wanita berusia 36 tahun bernama Keiko Furukura, yang telah bekerja di sebuah konbini (minimarket) selama hampir setengah usianya, yaitu 18 tahun.

Orang-orang di sekitarnya bingung dengan Keiko. Kok bisa ya, dia menjadi pegawai paruh waktu sepanjang hidupnya, dan tidak memilih untuk mencari pekerjaan lainnya yang lebih mapan.

Bahkan, ia sama sekali tidak berpikir untuk mencari pasangan, menikah, dan memiliki anak. Ini yang membuat Keiko merasa dikucilkan dan dianggap berbeda oleh masyarakat.

Memang, Keiko sejak kecil sudah terlihat ‘berbeda’ dan ‘aneh’, ternyata hal ini berlanjut hingga ia dewasa. Mulai keluarga hingga temannya, sangat cemas dengan keadaan Keiko yang seperti itu.

Semakin bertambah usia, tekanan untuk menjadi manusia ‘normal’, seperti mencari pekerjaan mapan, mencari pasangan, dan menikah pun semakin besar.

Padahal, Keiko nyaman-nyaman saja dengan kondisinya sekarang, namun masyarakat berkata lain.

Kehidupan menuntut Keiko menjadi normal, meski ia tidak mengerti seperti apa “normal” itu.

Ia pun mencoba segala cara, agar ia bisa diterima menjadi layaknya ‘orang normal’ seutuhnya, dengan mencoba melakukan hal-hal di luar zona nyamannya.

Memang, kehidupan seperti apa yang akan menanti Keiko di luar zona nyamannya? Akankah ia berhasil melangkah untuk memenuhi tuntutan hidup ‘normal’ tersebut?


Baca juga: Siap-Siap! Novel Terjemahan Convenience Store Woman Rilis 3 Agustus 2020


Convenience Store Woman sangat menarik untuk dibaca, karena cerita di dalamnya membahas permasalahan yang relate dengan kehidupan.

Salah satunya mengenai bagaimana masyarakat di sekitar kita, terkadang terlalu ikut campur mengenai jalan hidup seseorang.

Dalam buku ini, Keiko paham mengenai apa saja yang dapat membuatnya nyaman tanpa memerdulikan apa yang dikatakan orang lain, Keiko pun sangat konsisten dengan prinsipnya.

Padahal, Keiko sudah bertindak sesuai apa yang nyaman baginya, tidak merugikan orang lain, namun orang lainlah yang berusaha keras untuk mengubah Keiko.

Convenience Store Woman juga mengungkap fakta menarik mengenai Jepang yang sedang menghadapi kekurangan tenaga kerja yang kritis.

Pembaca juga dapat mengetahui kehidupan yang dinamis dari seorang pegawai minimarket selama 24 jam.

Kita mungkin sering menjadi pelanggan minimarket, tetapi apakah kita pernah berpikir tentang bagaimana rasanya bekerja di sana?

Sayaka Murata (sumber: The New Yorker)

Novel ini juga menggambarkan masalah sosial masyarakat Jepang yang hanya berpusat pada status pekerjaan, menemukan pasangan, dan mendapat momongan.

Mereka menganggap hal tersebut merupakan satu-satunya cara menuju kesuksesan bersosial.

Ini menjadi topik utama cerita, di mana masyarakat menganggap Keiko aneh, karena tidak memenuhi standar orang Jepang pada umumnya.

Seperti judulnya, kasih sayang Keiko terhadap pekerjaannya sebagai pegawai minimarket juga tergambar jelas.

Dedikasinya sangat tinggi sehingga tanpa pekerjaannya, ia merasa kehilangan motivasi dan hidupnya tidak memiliki arti.

Di minimarket, Keiko seperti terlahir kembali, dengan identitas baru, normal baru versi dirinya, yaitu seorang pegawai minimarket.


Baca juga: Rekomendasi Novel Jepang Terjemahan yang Seru Abis!


Novel ini memiliki tebal 164 halaman, dan bisa dibaca hanya dalam sekali duduk.

Ditambah cerita yang benar-benar page turner, rasanya sekali baca, ingin melanjutkan terus.

Convenience Store Woman bisa menjadi pilihan bagi kalian yang ingin bacaan novel yang ringan dengan cerita unik.

Karena, selain relate dengan kehidupan kita, cerita mengenai kisah cinta antara manusia dengan pekerjaannya yang melawan stigma masyarakat, bukanlah plot cerita yang sering kita temui.

Beli bukunya di Gramedia.com!


Photo header by: Trip Fiction