Rekomendasi Novel Remaja Lokal Bertema Mental Illness

Menurut data Pew Research Center, 7 dari 10 remaja berusia 13-17 tahun di Amerika Serikat mengalami kecemasan dan depresi. Gangguan mental tersebut sudah menjadi perhatian sejak lama di sana—terbukti dengan banyaknya novel remaja bertema kesehatan mental (mental health) dan gangguan mental (mental illness) yang terbit.

Challenger Deep karya Neal Shusterman bercerita tentang Caden Bosch yang sedang terombang-ambing di dalam sebuah kapal selam. Ternyata kapal selam itu adalah halusinasi Caden sendiri yang membuatnya masuk rumah sakit khusus. Di sana, bocah laki-laki itu bertemu dengan remaja-remaja sebayanya yang juga mengalami gangguan mental.

The Astonishing Color of After karya Emily X.R. Pan menonjolkan Leigh Chen Sanders yang mengalami kecemasan setelah meninggalnya sang ibu akibat bunuh diri. Ia pergi ke kampung halaman leluhurnya di Taiwan untuk bertemu dengan sosok asli sang ibu.

Baca juga:

Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan 7 dari 50 remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Memang rasionya lebih sedikit ketimbang di Amerika Serikat. Hanya saja, ini bukan berarti masalah kesehatan mental ditelantarkan begitu saja. Ditambah lagi persepsi kesehatan mental di Indonesia masih dipandang sebelah mata dan terasingkan.

Pada Maret 2019, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihanto menyebutkan bahwa persoalan kesehatan jiwa perlu lebih difokuskan. Menurut Anung, kesehatan jiwa sama halnya dengan kesehatan fisik yang mana bila ditangani dengan serius akan mengancam kehidupan seseorang.

Berbeda dengan Amerika Serikat yang sudah memiliki banyak referensi bacaan remaja soal mental illness, bacaan di Indonesia tentang tema yang sama masih bisa dihitung jari. Namun, bukan berarti tidak ada. Berikut lima rekomendasi novel remaja tentang mental illness yang perlu kamu baca.

1. Insecure

Insecure karya Seplia

Seplia mengambil tema yang jarang dibicarakan tapi sering terjadi di remaja pada novel Insecure. Seorang gadis bernama Zee menjadi korban kekerasan domestik yang dilakukan oleh sang ibu. Lalu, hadir seorang remaja laki-laki bernama Sam yang terkenal badung tapi juga memiliki masalah dengan ayahnya. Bagaimana kedua remaja itu bertahan dengan kondisi mereka?

2. Dan Hujan Pun Berhenti

Dan Hujan Pun Berhenti karya Farida Susanty

Farida Susanty sudah memikirkan kesehatan mental sejak 2007 saat buku ini terbit pertama kali. Novel yang mendapat penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Penulis Muda Berbakat 2007 ini menceritakan Leo yang mengalami kekerasan domestik oleh orang tuanya. Hidupnya semakin kelam saat ia kehilangan sosok perempuan yang amat berarti baginya, Iris. Apakah Leo bisa melalui semuanya?

3. A untuk Amanda

A untuk Amanda karya Annisa Ihsani

Annisa Ihsani menciptakan sebuah kisah tentang Amanda yang mengalami depresi. Penyebabnya hanya satu: ia mendapatkan satu nilai bukan A dan itu menghancurkan hidup Amanda. Ia tidak pernah tidak mendapat A dan sang ibu sungguh murka mengetahui Amanda tidak mendapat nilai sempurna walaupun hanya satu kali. Sejak dini, kesempurnaan sudah menjadi atribut yang harus dipakai oleh Amanda. Namun, apakah kesempurnaan itu yang Amanda inginkan?

4. Hikikomori-chan

Hikikomori-chan karya Ghyna Amanda

Ghyna Amanda menulis karya yang lantas menjadi juara pertama dari sebuah kompetisi bertajuk Young Adult Realistic Novel oleh penerbit Ice Cube. Dan karya itu adalah Hikikomori-Chan. Istilah tersebut merujuk pada fenomena remaja di Jepang yang kerap menarik diri dari kehidupan sosial. Di buku ini, Raisa mengurung diri di kamarnya sejak ditinggal sang ibu empat tahun lalu. Apakah Raisa akan keluar dari kamarnya?

5. Persona

Persona karya Fakhrisina Amalia

Fakhrisina Amalia menghadirkan Persona sebagai novel remaja tentang mental illness yang perlu dibaca. Kepekatan buku ini diwujudkan pada tokoh utama yang bernama Azura. Ia kerap menyayat tangannya demi kedamaian dirinya sampai ada orang lain yang datang dan menyelamatkannya. Hanya saja, saat Azura benar-benar sudah nyaman dengan si penyelamat, laki-laki itu pergi tanpa kabar. Apakah Azura akan baik-baik saja?


Lima novel di atas hanya sebagian dari beberapa novel tentang kesehatan dan gangguan mental karya anak bangsa yang sudah terbit di Indonesia. Kamu punya rekomendasi novel remaja bertema mental illness lain?


Referensi: Kompas.com, Tirto.id