Mengenal Istilah Teori Penghubung Jodoh Lewat Buku Terbaru Tessia “Red String Theory”

“Ketika takdir hanya memberi waktu yang sangat lama untuk menunggu, tanpa pernah diberi kesempatan untuk memiliki.”
Grameds, kamu percaya nggak kalau jodoh itu sudah digariskan jauh sebelum kita lahir? 🧵👩❤️👨
Kalau kamu percaya, pasti kamu pernah mendengar istilah Red String of Fate atau teori benang merah, yang berasal dari mitologi Tiongkok dan Jepang. Teori ini menyatakan bahwa dua orang yang ditakdirkan untuk bersama akan terhubung oleh benang merah tak kasatmata, dan meski terpisah jarak atau waktu, mereka pasti akan dipertemukan pada akhirnya.
Belakangan ini, teori benang merah kembali ramai dibicarakan di media sosial. Fenomena yang dikenal sebagai red string theory ini membuat banyak orang bernostalgia, mengenang kembali momen-momen bersama pasangan, sambil mencoba menebak apakah pertemuan tersebut memang bagian dari takdir yang diikat oleh benang merah.
Nah, kali ini kita akan membahas buku terbaru karya Tessia yang berjudul Red String Theory. Dalam buku ini, Tessia mengangkat fenomena unik tersebut dalam bentuk cerita novel yang seru dan menyentuh hati. Yuk, simak artikel berikut!😉
Apa itu Teori Penghubung Jodoh atau Red String Theory?

Red string theory atau teori benang merah sudah ada sejak zaman dahulu. Konsep ini berasal dari cerita rakyat Tiongkok tentang kisah cinta yang romantis dan takdir yang tak bisa dihindari. Nggak cuma populer di Tiongkok, red string theory juga dikenal luas di Jepang.
Dalam budaya Jepang, konsep ini dikenal dengan istilah “Akai Ito”, yang berarti benang merah. Orang Jepang percaya bahwa hubungan antar manusia sudah ditakdirkan oleh para dewa melalui seutas benang merah tak kasatmata yang mengikat jari kelingking mereka.
Tahu nggak, Grameds? Dalam mitos tersebut, dua orang yang ditakdirkan untuk bersama akan selalu terhubung oleh benang merah ini, meskipun mereka terpisah jarak, waktu, bahkan keadaan.
Red string theory menyatakan bahwa dua jiwa yang telah ditentukan untuk bersatu akan menjalani kisah yang penuh kejutan. Walaupun berpisah atau tersesat di tengah jalan, benang takdir ini akan membawa mereka kembali bertemu, karena benang tersebut dipercaya tidak bisa putus. Ia mungkin meregang, kusut, atau terlilit… tapi tak akan pernah hilang.
Namun, yang perlu Grameds tahu, teori ini tidak selalu merujuk pada hubungan romantis saja. Dalam makna yang lebih luas, red string theory juga menggambarkan ikatan takdir yang kuat antara teman sejati, keluarga, hingga rekan kerja yang membawa perubahan besar dalam hidup.
Bisa dibilang, red string theory melambangkan hubungan yang penting dan bermakna dalam hidup seseorang—baik itu cinta sejati, persahabatan, atau takdir hidup.
Meski bukan teori ilmiah yang bisa dibuktikan secara nyata, konsep ini tetap hidup sebagai kiasan spiritual dan filosofi yang menyentuh hati. Tak heran jika banyak karya seni, film, dan sastra terinspirasi dari ide ini—termasuk novel terbaru karya Tessia berjudul Red String Theory, yang akan kita bahas lebih dalam setelah ini.
Sinopsis Buku Red String Theory Karya Tessia
Enam belas tahun… Bagi sebagian orang, enam belas tahun mungkin hanya sebuah perjalanan singkat dalam hidup.
Namun, bagi Amos, itu adalah seluruh hidupnya untuk Iliana. Mencintai dalam diam, memberi segalanya, meski tak pernah memiliki kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Dan pada malam itu, bukan hanya waktu yang berhenti. Mimpinya untuk selalu menemani Iliana, tumbuh bersama hingga tua, juga berakhir.
Enam belas tahun mencintai dalam diam, Amos belajar bahwa terkadang, cinta terbesar adalah yang tak pernah sempat terucap.
Kisah Cinta Yang Tak Pernah Terungkap
Orang bilang, cinta pertama itu sulit dilupakan—termasuk cinta pertama yang terpendam dalam diam. Amos telah mencintai Iliana selama lebih dari enam belas tahun tanpa pernah berani mengungkapkan perasaannya.
Enam belas tahun bukan waktu yang singkat, apalagi ketika seluruh perasaan Amos hanya bisa disimpan dalam diam. Ia memilih untuk tetap ada, mencintai dari kejauhan, dan berharap suatu hari semesta akan memberinya kesempatan untuk bersama Iliana.
Cerita Amos dan Iliana penuh dengan kejadian dan pertemuan yang tidak disengaja—momen-momen kecil yang tampak biasa, tetapi ternyata menyimpan makna besar.
Kisah ini menggambarkan bagaimana jodoh bisa datang dari mana saja. Kadang dari masa lalu. Kadang dari seseorang yang telah lama kita kenal, yang bahkan tidak kita sadari.
Melalui buku Red String Theory, kalian akan diajak untuk merenung: mungkinkah seseorang yang dulu sempat hadir adalah takdirmu yang belum selesai?
Novel Tessia ini menggambarkan harapan, kehilangan, dan juga “benang merah” yang tak pernah benar-benar putus, meskipun sempat renggang dan kendur.
Baca Juga: How to Kill Your Husband: Judulnya Menggigit, Ceritanya Menggelitik!
Rekomendasi Novel Tessia Lainnya
Selain Red String Theory, kamu juga wajib cek deretan novel Tessia lainnya yang bisa kamu temukan di Gramedia.com! Cek daftarnya di bawah ini:
1. Anggap Saja ini Rumahmu
Pernah nggak sih kamu duduk sendirian di kafe atau restoran, lalu tiba-tiba mendengar lagu "Selamat Ulang Tahun" lengkap dengan kue cantik dan tepuk tangan meriah?
Suasana itu terasa hangat dan menyenangkan, tapi di saat yang sama, aku merasa kesepian. Apalagi saat orang lain merayakan tahun baru bersama sahabatnya, sementara aku malah tertidur sendiri sambil melihat postingan mereka di media sosial.
Buku ini mengangkat tema kesepian yang tersembunyi di balik senyuman, perayaan yang tak pernah dinanti, dan rasa hampa yang datang setiap kali ulang tahun tiba. Tentang perasaan yang sering diabaikan, suara hati yang takut terdengar, serta arti senyuman dan keberanian untuk mengakui perasaan yang sesungguhnya.
2. 100 Things I Wish I Could Talk to My Parents
“Jika diberi kebebasan untuk mengungkapkan apa pun ke orangtua, apa yang akan kamu katakan?”
Saat beranjak dewasa, sering kali kita lebih memilih memendam perasaan dan pikiran dari orang tua—entah karena gengsi, rasa takut, atau tidak ingin mengecewakan.
Buku ini mengangkat pergulatan batin seorang anak yang ingin jujur kepada orang tuanya, namun terhalang oleh ketakutan dan kekhawatiran akan penolakan. Di dalamnya, dibahas makna rumah sebagai tempat pulang, realita keluarga yang kadang tak bisa jadi tempat berbagi keluh kesah, serta deretan kata yang tak pernah sempat diucapkan.
3. Bu, Anakmu Ini Tidak Baik-Baik Saja
“Bu, banyak hal yang ingin kukatakan kepadamu… Tapi semuanya hanya tersangkut di tenggorokan.”
Setiap kali mencoba jujur tentang isi hati—tentang pertemanan yang tak baik-baik saja, tentang tuntutan yang melelahkan, dan tentang keinginan untuk menyerah—kata-kata itu selalu tertahan.
Buku ini menyuarakan perasaan yang selama ini terpendam: tentang anak yang terlalu takut untuk bicara dan terlalu lelah untuk terus didengar. Melalui tulisan yang menyentuh, kamu akan diajak menyelami hati yang penuh luka, perjuangan, dan betapa beratnya memikul beban hidup sendirian.
4. Di Tanah Berhala
Setiap orang punya masa lalu—namun bagi Satyendra Wijaya, masa lalunya bukan hanya kelam, tapi juga penuh darah. Sejak kecil, Satya merasa hidupnya terus dibayangi oleh sesuatu yang tak kasat mata.
Sampai akhirnya, perjalanan study tour ke Bali berubah menjadi mimpi buruk ketika ia dan teman-temannya tiba di desa misterius bernama Kerti Swara. Di sana, satu per satu temannya mulai menghilang, dan kemunculan sosok menyeramkan bernama Si Merah menuntun Satya pada rahasia kelam yang disembunyikan keluarganya selama ini.
Novel ini memadukan horor, misteri, dan drama keluarga dalam sebuah kisah mencekam yang akan membawa pembaca menyelami teror, kutukan, dan warisan masa lalu yang tak bisa dihindari.
5. Fantasteen: Kutukan
Tiara, Tasya, Jack, dan Rex mendapat tugas membuat dan memainkan sebuah drama. Setelah melalui banyak perdebatan, akhirnya mereka berhasil menyelesaikan naskahnya. Namun, secara tak sengaja, Jack merusak rencana yang telah mereka susun.
Saat kepanikan melanda, muncul seorang pria misterius yang menawarkan naskah baru—dan tanpa pikir panjang, mereka langsung menerimanya. Sejak drama itu dipentaskan, kejadian aneh mulai bermunculan, persis seperti yang tertulis dalam cerita. Jack, yang memerankan tokoh yang mati, mulai mengalami hal-hal mencurigakan.
Akankah teman-temannya membiarkan Jack menghadapi kutukan itu sendirian?
Novel ini memadukan unsur fantasi, misteri, dan supranatural, membawa pembaca masuk ke dunia gelap penuh teka-teki dan keajaiban.
🌟 Psst! Kamu pasti juga masih penasaran dengan kelanjutan kisah Amos dan Iliana, bukan?
Akankah Amos berani menyatakan perasaannya? Dan apakah yang terjadi pada Iliana akan mengubah segalanya?
📘 Temukan jawabannya di novel Red String Theory karya Tessia.
💥 Dapatkan dengan harga spesial hanya dari 25 Mei – 31 Mei 2025 di Gramedia.com.
🎁 Cek juga penawaran spesial lainnya yang sayang banget kalau dilewatkan!
Temukan Semua Promo Spesial di Sini!
Penulis: Yulian Dwi Nugroho