Rahasia Kopi Flores yang Jarang Diketahui Orang!

17 Jun 2025

Flores, Nusa Tenggara Timur, bukan cuma memanjakan mata lewat keindahan alamnya, tapi juga jadi surganya para penikmat kopi. Di balik pegunungan dan udara sejuknya, tersembunyi salah satu harta terbaik Indonesia: Kopi Arabika Flores Bajawa, atau biasa dikenal sebagai Kopi Bajawa. 🌱

Kopi ini nggak main-main, lho, Grameds! 🥶

Sudah punya grade ekspor, melanglang buana ke mancanegara, dan disukai oleh banyak pecinta kopi karena rasa dan aromanya yang khas.

Budidaya kopi di Bajawa, Kabupaten Ngada, telah berlangsung sejak masa kolonial Belanda, dan diwariskan turun-temurun hingga sekarang. Petani lokal menjaga tradisi ini dengan penuh dedikasi, menjadikannya bagian dari kehidupan dan warisan budaya masyarakat setempat.

Menariknya, sejak tahun 2013, Kopi Arabika Flores Bajawa mendapatkan perlindungan Indikasi Geografis (IG) — sertifikasi yang menunjukkan bahwa kualitas dan keunikan kopi ini hanya bisa ditemukan di wilayah Bajawa. Keren banget, kan? ☕️

Nah, untuk mengenal kopi Flores lebih jauh, yuk simak penjelasan selengkapnya! 😬👇

Cita Rasa Kopi Flores: Perpaduan Aroma & Rasa yang Sulit Dilupakan

Salah satu hal yang membuat Kopi Bajawa Flores begitu istimewa adalah cita rasanya yang unik dan kompleks. Saat kamu mencium aromanya, akan langsung terasa sentuhan nutty, floral, dan caramel yang memikat. Menariknya lagi, ada aroma khas tembakau segar yang memberi sentuhan kuat dan mendalam pada kopi ini — jenis aroma yang jarang sekali ditemukan di kopi daerah lain di Indonesia.

Nggak hanya dari aromanya, rasa kopi Flores juga punya ciri khas yang membedakannya. Ketika diseruput, lidah akan langsung menangkap rasa manis yang cukup dominan, berpadu dengan hazelnut dan karamel yang lembut. Inilah yang membuatnya cocok bagi kamu yang kurang menyukai rasa kopi yang terlalu pahit — kopi ini tetap kuat, tapi dengan aftertaste yang ramah di lidah.

Soal tingkat keasaman, kopi Flores termasuk dalam kategori medium acidity. Artinya, saat dikonsumsi dalam takaran normal, kopi ini tergolong aman untuk kamu yang punya masalah lambung, tapi tetap ingin menikmati kopi berkualitas. Kombinasi antara aroma, rasa, dan tingkat keasaman inilah yang menjadikan Kopi Flores Bajawa sebagai salah satu kopi Nusantara yang paling layak dicoba — baik oleh penikmat pemula maupun pecinta kopi sejati.

Fakta Unik Kopi Flores yang Bikin Kamu Makin Penasaran!

Waiting Sipping GIFfrom Waiting GIFs

Nah, setelah mengenal asal-usul dan cita rasanya, sekarang saatnya kamu tahu beberapa fakta unik tentang Kopi Flores, Grameds. Siap-siap makin jatuh cinta sama kopi satu ini, lho!

1. Tampil di Panggung Internasional Konferensi Tingkat Tinggi G20

Kopi Bajawa Flores nggak cuma dinikmati di rumah atau kedai kopi, lho, Grameds! Kopi khas NTT ini pernah tampil dalam acara bergengsi dunia, KTT G20 yang diadakan di Bali pada November 2022.

Gubernur NTT saat itu, Viktor Bungtilu Laiskodat, melalui koordinasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Dekranasda NTT, mendorong agar kopi Flores bisa diperkenalkan di forum internasional tersebut sebagai upaya mendukung UMKM lokal.

Hasilnya? Kopi Bajawa Flores berhasil jadi bagian dari jamuan untuk para pemimpin negara dan dijadikan souvenir eksklusif. Satu kantong kopi premium lengkap dengan kemasan khusus dan termos kayu bergambar Komodo jadi buah tangan istimewa bagi para delegasi dari seluruh dunia. Keren banget, kan?

2. Ditanam Langsung oleh Belanda

Sejak era 1920-an, penjajah Belanda mulai menanam kopi di Pulau Flores, khususnya di wilayah Manggarai Raya. Kemudian, pada tahun 1977, wilayah Bajawa, Kabupaten Ngada, juga mulai ditanami kopi arabika dengan bibit yang dibawa dari Jember, Jawa Timur.

Letak Bajawa yang berada di ketinggian sekitar 1.200–1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadikannya lokasi ideal untuk budidaya kopi. Pohon kopi biasanya ditanam berdampingan dengan tanaman yang lebih tinggi, terutama di area perbukitan.

Menariknya, sejak masa penjajahan hingga sekarang, petani di Bajawa tetap mempertahankan metode alami—tanpa pestisida kimia sintetis—dalam menanam kopi. Proses pengolahan bijinya pun masih menggunakan teknik tradisional giling basah (wet hulling) yang menjaga cita rasa khas kopi Flores tetap autentik.

3. Bisa Menjadi Berbagai Variasi Kopi

Kopi Bajawa Flores cocok dijadikan berbagai macam variasi seduhan, Grameds. Jika kamu menyukai kopi hitam dengan rasa kuat, kopi tubruk adalah pilihan klasik yang cocok dengan sensasi ampas kopi yang mengendap di dasar gelas.

Namun, kalau kamu lebih suka rasa yang manis atau bertekstur lembut, kopi ini juga nikmat disajikan dalam bentuk cappuccino, espresso, affogato, latte, hingga americano.

4. Petani Melakukan Pelatihan Sebelum Budidaya

Agar menghasilkan biji Kopi Bajawa Flores dengan kualitas terbaik, para petani mendapatkan pelatihan khusus, mulai dari budidaya dan perawatan tanaman hingga proses pasca panen.

Dalam pelatihan ini, petani diajarkan cara menjaga tanaman secara organik dan ramah lingkungan, tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia tambahan. Proses pengolahan pun dilakukan secara hati-hati oleh tenaga terlatih agar aroma dan rasa khas kopi Flores tetap terjaga, kuat, dan unik di setiap seduhannya.

5. Memiliki 2 Jenis Kopi yang Berbeda

Kopi Flores dikenal memiliki dua jenis utama, yaitu Arabika dan Robusta, namun Arabika jauh lebih populer karena karakter rasanya yang kaya, halus, dan kompleks. Dari sekian banyak jenis kopi Arabika yang tumbuh di sana, dua varietas yang paling menonjol adalah:

☕ Kopi Flores Bajawa

Tumbuh di ketinggian lebih dari 1.300 meter di atas permukaan laut, biji kopi Bajawa memiliki warna hijau keabu-abuan saat masih mentah. Cita rasanya dikenal manis, dengan tingkat keasaman seimbang, serta nuansa karamel, cokelat, hazelnut, dan herbal. Aromanya khas—perpaduan kacang-kacangan dan tembakau segar yang memberikan karakter mendalam pada tiap cangkir.

🍋 Kopi Flores Manggarai

Berbeda dari Bajawa, kopi ini berasal dari wilayah Manggarai dan dikenal memiliki ukuran biji yang lebih besar serta profil rasa yang lebih segar. Terdapat sentuhan lemon alami yang memberi kesan cerah dan unik, menjadikannya pilihan menarik bagi penikmat kopi yang ingin mencoba rasa yang lebih ringan dan berbeda.

Sinopsis Buku Mencari Kopi Flores

Pernah nggak sih, Grameds, saat menyeruput kopi tiba-tiba terlintas di pikiran: kopi seenak ini tumbuh di tanah seperti apa? Ditanam oleh siapa? Berbicara dalam bahasa apa?

Pertanyaan-pertanyaan sederhana itulah yang akhirnya membawa seorang traveller terbang ke Flores, demi menikmati kopi langsung bersama para petani di sana.

Kini, memang tak sulit menemukan kopi Flores di kafe-kafe kota besar, terutama jenis Arabika Bajawa. Namun, masih banyak yang belum tahu bahwa kopi Flores tak hanya berasal dari Bajawa, melainkan juga dari Manggarai dan Gunung Kelimutu di Ende — dua wilayah yang menyajikan rasa kopi yang tak kalah memikat.

Di Manggarai, bahkan masih tumbuh pohon-pohon kopi tua yang dianggap sakral, warisan nenek moyang yang dikenal sebagai kopi Juria. Kopi keramat ini dijaga secara turun-temurun dan disajikan sebagai cita rasa klasik yang dipercaya memiliki kekuatan magis.

Mencari Kopi Flores bukan sekadar kisah tentang pencarian kopi, petani, dan kebun. Buku ini menyuguhkan perjalanan yang menggugah tentang tanah yang indah — yang dipertahankan, meskipun terkadang harus ditinggalkan. Kisah tentang warisan budaya, alam, dan manusia yang hidup berdampingan dalam harmoni.

Ditulis oleh Beng Rahadian — komikus, ilustrator, dan sketcher yang telah menghasilkan banyak karya penting di dunia komik Indonesia. Karyanya seperti Tidur Panjang (2007) dan Enjah (2014) bahkan meraih Kosasih Award sebagai Komik Terbaik. Ia juga dikenal lewat kontribusi di berbagai media seperti Koran Tempo Minggu, Koran Sindo, komikjakarta, dan Majalah Kabare. Saat ini, Beng aktif mengajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Melalui Mencari Kopi Flores, Beng mengajak kita merasakan kopi tidak hanya lewat indera perasa, tetapi juga melalui cerita, ilustrasi, dan pengalaman nyata — hangat dan otentik dari tanah Flores.

Rekomendasi Buku Seputar Kopi: Dari Akar Sejarah hingga Rasa dan Filosofi

Kopi bukan sekadar minuman—ia adalah bagian dari sejarah, budaya, gaya hidup, bahkan filosofi hidup. Kalau kamu seorang penikmat kopi atau sedang ingin mengenal lebih dalam dunia perkopian, berikut tiga buku pilihan yang wajib masuk dalam list bacaanmu, Grameds!

1. Kopi, Aroma, Rasa, Cerita - Tempo

Buku ini membawa kamu menjelajahi perjalanan kopi dari masa ke masa. Lima belas tahun setelah Belanda menanam benih kopi arabika pertama di Jawa pada 1696, dunia dikejutkan oleh kiriman empat kuintal kopi asal Cianjur ke Amsterdam. Kiriman ini memecahkan harga pasar dan mengubah peta perdagangan global. Pada 1726, ribuan ton kopi Jawa membanjiri Eropa dan menggusur dominasi kopi Mocha dari Yaman. Dari sinilah istilah legendaris “Java Coffee” lahir.

Namun kejayaan itu tak abadi. Menjelang akhir abad ke-19, penyakit karat daun melanda dan hampir memusnahkan arabika Nusantara. Solusi datang dari Afrika—robusta yang lebih tahan penyakit, diperkenalkan oleh Soember Agoeng di Malang. Kini, robusta mendominasi 73% produksi kopi Indonesia.

Buku ini juga membahas fenomena kopi gelombang ketiga yang melanda Indonesia lima tahun terakhir. Dari tren manual brew hingga meledaknya permintaan kopi single origin, buku ini adalah catatan penting bagi siapa pun yang ingin memahami pergeseran budaya kopi di negeri ini.

2. Panduan Berkebun Kopi - Pudji R.

Tahukah kamu, lebih dari 90% produksi kopi Indonesia berasal dari perkebunan rakyat? Sayangnya, masih banyak petani yang belum menerapkan teknik budidaya dan pengolahan yang tepat, yang berdampak pada kualitas dan nilai jual biji kopi.

Buku ini menjadi panduan lengkap bagi kamu yang ingin mengenal kopi dari sisi teknis. Di dalamnya dibahas mulai dari pemilihan varietas unggul, cara membuat bibit bersertifikat, teknik budidaya dan pengendalian hama, hingga proses panen dan pascapanen. Buku ini juga memberikan panduan tentang bagaimana meningkatkan mutu biji kopi agar bernilai jual tinggi di pasar domestik maupun internasional.

Sangat cocok untuk petani, pelaku usaha, atau siapa pun yang tertarik menjelajahi kopi dari hulu ke hilir. 🌱

3. Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita & Prosa Satu - Dee Lestari

Kamu lebih suka menyeduh kopi sambil merenung soal hidup? Buku ini bisa jadi teman terbaikmu. Melalui 18 cerita pendek yang sarat makna, Dee Lestari menjadikan kopi sebagai simbol kehidupan, tentang cinta, patah hati, pencarian, dan harapan.

Salah satu ceritanya yang paling ikonik, “Filosofi Kopi”, bahkan telah diadaptasi ke layar lebar. Kisah-kisah dalam buku ini mengajak pembaca merenungi makna hidup melalui pahit-manis rasa kopi. Bahasanya puitis, reflektif, dan menggugah.

Ini bukan buku tentang kopi secara teknis, tapi tentang rasa, perasaan, dan filosofi di balik secangkir kopi. Cocok untuk kamu yang suka menikmati kopi dengan hati yang terbuka dan pikiran yang mengembara.

4. Rahasia Sukses Budidaya Kopi - Tim Karya Tani Mandiri

Kopi bukan hanya minuman favorit banyak orang, tapi juga menjadi salah satu komoditas unggulan yang menopang ekonomi Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, Indonesia memproduksi 774,60 ribu ton kopi — angka yang menunjukkan betapa besarnya potensi industri ini.

Peluang di sektor ini pun terbuka lebar, karena petani kopi bisa ditemukan hampir di seluruh penjuru Indonesia. Kopi tumbuh subur di berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua.

Dalam proses budidaya, ada dua metode utama untuk memperoleh benih kopi:

Pembiakan generatif, yaitu menyemai biji kopi.
Pembiakan vegetatif, seperti melalui stek, cangkok, atau kultur jaringan.

Buku Rahasia Sukses Budidaya Kopi hadir sebagai panduan lengkap bagi siapa saja yang ingin mendalami dunia budidaya kopi — baik pemula maupun pelaku usaha tani yang ingin meningkatkan hasil dan kualitas.

📖 Isi utama buku ini meliputi:

Jenis-jenis kopi unggul
Teknik pembibitan
Penyiapan lahan
Proses penanaman dan perawatan tanaman
Teknik panen dan pascapanen
Standar mutu kopi
Pengendalian hama dan penyakit

Dengan pendekatan yang praktis dan mudah dipahami, buku ini bisa jadi referensi andalan untuk membangun kebun kopi yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional.

5. A to Z Memulai dan Mengelola Usaha Kedai Kopi - Dani Hamdan & Andika Ajie Sastra

Bisnis kedai kopi berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tak heran, banyak pemilik kedai kopi sukses yang kini mulai melebarkan sayap usahanya melalui sistem waralaba. Pengalaman panjang dalam mengelola bisnis secara mandiri membuat mereka percaya diri untuk menjalin kemitraan dengan calon pebisnis baru.

Bagi kamu yang tertarik memulai usaha kedai kopi, ada dua pilihan utama:

Membangun brand sendiri dari nol.
Bergabung dengan jaringan waralaba yang sudah mapan.

Kunci sukses dari sistem waralaba terletak pada pemilihan mitra yang tepat—yakni yang memiliki rekam jejak solid, sistem operasional yang efektif, reputasi baik, dan jaringan usaha yang berkembang konsisten.

Buku ini hadir sebagai panduan lengkap dan praktis bagi kamu yang ingin menapaki dunia bisnis kopi. Ditulis oleh pelaku industri yang sudah berpengalaman, buku ini dikemas dengan bahasa ringan dan langsung bisa diaplikasikan, baik untuk pemula yang baru ingin membuka usaha maupun untuk barista yang ingin naik level jadi pengusaha.

🌱 Bonus Highlight: Buku "Mencari Kopi Flores" Pre-Order Sekarang!

Gimana, Grameds? Setelah mengenal lebih dekat cita rasa dan berbagai fakta unik dari Kopi Flores, makin penasaran kan dengan kisah di baliknya?

Kini, kamu bisa menikmati lebih dari sekadar secangkir kopi dengan membaca buku Mencari Kopi Flores karya Beng Rahadian. Buku ini akan membawamu menyelami kehidupan para petani kopi di Nusa Tenggara Timur dan merasakan hangatnya interaksi di kebun kopi yang dijaga dengan penuh cinta dan tradisi.

🎁 Ikuti Pre-Order eksklusif "Mencari Kopi Flores" hanya di Gramedia.com!
📅 Promo berlaku: 15–21 Juni 2025

Dapatkan:

Harga spesial
Tanda tangan penulis
Coaster edisi terbatas

Jangan sampai ketinggalan petualanganmu dalam mencari Kopi Flores.
☕️✈️ Karena setiap seruput, punya cerita.

Penulis: Yulian Dwi Nugroho