Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

Quotes Penggugah Jiwa dari Buku Segi Tiga, Sapardi Djoko Damono

Quotes Penggugah Jiwa dari Buku Segi Tiga, Sapardi Djoko Damono

Bicara tentang sastra dan puisi, tidak lengkap rasanya jika tidak menyebut nama Sapardi Djoko Damono atau yang sering disapa dengan sebutan Eyang.

Ia merupakan salah satu sastrawan dan penyair ternama Tanah Air. Banyak karyanya yang mungkin kamu kenal, seperti Hujan Bulan Juni, Yang Fana Adalah Waktu, Sepasang Sepatu Tua, dan masih banyak lagi karya-karya populer lainnya.

Usia senja tidak menyurutkan semangat Eyang untuk terus berkarya.

Setelah merilis buku kolaborasi antar generasi bersama Rintik Sedu berjudul Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang, di bulan Maret 2020 lalu Sapardi kembali merilis buku terbarunya berjudul Segi Tiga.


Baca juga: (AUTHOR'S INTERVIEW) Cerita Rintik Sedu tentang Buku Puisi Pertamanya


Segi Tiga bercerita tentang betapa ganas dan ruwetnya cinta pertama.

Sapardi Djoko Damono tidak hanya menceritakan bagaimana rumitnya hubungan di antara tokoh-tokoh novel, namun konflik di antara tokoh-tokoh novel dan juru dongeng yang misterius juga tertulis dalam buku ini.

quotes

Penasaran seperti apa isi bukunya? Agar semakin memancing rasa penasaranmu, berikut kami berikan kutipan-kutipan quotes penggugah hati yang disadur dari buku Segi Tiga karya Sapadi Djoko Damono.

Perihal Kehidupan

Di zaman sekarang ini kan apa-apa bisa terjadi, begitu malah kata mereka. Kadang bisa dipahami, tapi lebih sering tidak bisa, dan memang tidak usah dipahami. Untuk apa? (hal. 38-39)
Konon alam raya tercipta karena ada yang menari, karena ada yang dengan tertib mampu mengatur langkah, karena ada MahaZat. (hal. 221)

Perihal Janji

Bahwa janji yang mungkin diucapkan tidak akan pernah ditepati sebab yang disebut besok itu tidak ada dan tidak pernah ada dan suara langkah kaki itu tetap seperti itu selama-lamanya sebab itu hanya berupa janji. (hal. 47)

Baca juga: Sapardi Djoko Damono dan 5 Karya Terbaiknya untuk Literasi Indonesia


Perihal Kenangan

Pancaindera tidak mengenal dan sama sekali tidak percaya pada ritus penghapusan ingatan. Kita tidak memiliki apa-apa sama sekali kecuali yang mengikuti kita sampai ke seberang cakrawala, dan itu tidak lain yang ada dalam kenangan kita.
Yang membuat sarang dalam kenangan kita. Yang bertelur di dalam kenangan kita. Yang beranak pinak dalam kenangan kita. Yang justru bisa menghidupkan kita hanya kalau kita bijaksana merawatnya dan sungguh-sungguh dan tekun memeliharanya. (hal. 182-183)

Perihal Cinta

Kita akan terpisah semakin jauh namun tetap bersama-sama menghela dan menghembuskan napas. Kamu ada dalam helaan napasku, aku terdengar dalam embusan napasmu. (hal. 310)
Mau apa kita? Ia juga pernah bilang bisa menyatukan aku dan kamu dalam setiap denyut jantungnya. Aku percaya. Kau tentu juga. Kalau jantungnya berdenyut, jantungku dan jantungmu juga berdenyut dalam irama dan ketukan yang sama. (hal. 312)

Setelah melihat beberapa kutipan quotes di atas, apakah sudah tergambar bagaimana isi cerita dari novel ini?

Makin penasaran? Kamu bisa menjawab rasa penasaranmu dengan membaca lengkap novel ini, yang sudah tersedia di Gramedia.com dan Gramedia Digital untuk versi e-book-nya.

Beli Bukunya Sekarang >>


Sumber foto header: Kompas.com


Albin Sayyid Agnar

Content Writer

Enter your email below to join our newsletter