Proses Pendewasaan dan Yang Tak Terkatakan Tentang Menjadi Dewasa

Proses Pendewasaan dan Yang Tak Terkatakan Tentang Menjadi Dewasa

Waktu kecil dulu, kamu mungkin pernah ngebayangin serunya berada dalam kehidupan orang dewasa. Bebas dari kungkungan orang tua, nggak perlu masuk sekolah tiap hari, dan bisa bergerak ke mana aja sesuka hati. 😅

Tapi, menjadi dewasa kadang nggak seseru yang dibayangkan. Ada tanggung jawab yang datang silih berganti, ada harapan yang pelan-pelan berubah jadi beban, dan ada momen di mana kamu harus mulai menata hidup sendiri.

Kalau dipikir-pikir, jadi dewasa itu mirip banget kayak naik wahana baru di taman bermain. Awalnya excited, tapi begitu jalan, ternyata muternya kenceng banget, bikin deg-degan. 🎢😓

Begitu juga dengan proses pendewasaan yang nggak selalu mulus. Meski begitu, perjalanan itu tuh biasanya penuh dengan pelajaran yang bikin kita tumbuh.

Nah, berikut beberapa tanda-tanda yang biasanya dialami banyak orang saat mulai menapaki dunia orang dewasa. Yuk, lihat apakah kamu lagi ada di salah satunya! 🙈


Proses Pendewasaan yang Dialami Banyak Orang

Ini dia yang biasanya dialami oleh mereka yang berada dalam fase pendewasaan!

1. Denial terhadap Keadaan yang Berbeda dengan Ekspektasi

Di kepala kita, masa dewasa sering digambarkan keren. Punya kebebasan, bisa ambil keputusan sendiri, dan jalan hidup sesuai kemauan. Tapi kenyataannya, fase ini justru sering diwarnai rasa kaget dan nggak siap. Kamu mulai sadar bahwa tanggung jawab makin besar, orangtua mulai menua, dan beberapa hal nggak bisa lagi kamu andalkan pada orang lain.

Reaksi pertama banyak orang? Denial! Nggak mau terima kenyataan kalau dunia berubah begitu cepat. Tapi justru dari sini, kamu mulai belajar buat menerima. Acceptance. Bahwa hidup bukan tentang memaksa semua sesuai keinginan, tapi tentang beradaptasi dengan perubahan yang datang dan kadang tanpa aba-aba.

2. Mempertanyakan Ulang Keputusan yang Diambil

Pernah nggak sih, kamu tiba-tiba kepikiran, “Kenapa dulu aku begitu, ya?” atau “Kenapa dulu aku milih itu, ya?” Tenang, kamu nggak sendirian kok, Grameds! Fase ini normal banget dialami waktu kita mulai tumbuh dewasa. Setiap keputusan terasa punya beban, karena konsekuensinya makin nyata dan sering juga berdampak ke orang lain.

Semakin dewasa, kamu jadi lebih hati-hati sebelum melangkah. Bukan karena takut, tapi karena sadar, kalau semua pilihan itu ada harganya. Menariknya, rasa ragu ini justru jadi bukti kamu lagi berkembang. Kamu mulai belajar mempertimbangkan lebih banyak sisi sebelum ambil langkah berikutnya.

3. Jadi Lebih Mengetahui Apa yang Kamu Inginkan

Salah satu tanda paling terasa dari proses pendewasaan adalah ketika kamu mulai tahu apa yang sebenarnya kamu mau. Kalau dulu kamu gampang terbawa arus opini orang lain, sekarang kamu mulai lebih teguh sama keputusan sendiri. Kamu tahu apa yang kamu kejar, dan yang paling penting, kamu tahu alasan di balik setiap keinginanmu.

Tapi, di sisi lain, kesadaran ini kadang datang bareng rasa sepi. Karena begitu kamu tahu arahmu, nggak semua orang akan berjalan di jalur yang sama. Tapi it’s okay! Justru di titik ini kamu belajar berdiri sendiri, mengenal nilai diri, dan menyadari kalau sendiri itu nggak melulu soal kesepian; tapi ruang buat fokus tumbuh.

4. Makin Tegas dengan Boundaries

Dulu, kamu mungkin masih sering bilang “iya” demi jaga perasaan orang lain, meski hati kecilmu bilang “nggak”. Tapi seiring bertambahnya usia, kamu mulai bisa bilang kalimat penolakkan itu dengan tenang. Kamu tahu kapan harus membuka diri; juga menyadari kapan mesti menjaga jarak demi ketenanganmu sendiri.

Boundaries ini bukan bentuk egois, tapi tanda kamu belajar menghargai diri sendiri. Kamu tahu, energi dan waktu nggak bisa dibagi ke semua orang. Jadi, kamu pilih prioritas, dan itu sah-sah aja. Faktanya, semakin kamu tegas dengan batasmu, semakin sehat juga hubunganmu dengan orang lain.


Baca juga: Menerka Pendewasaan & Menemukan Jalan Pulang bersama Ayah, Ini Arahnya Ke mana Ya?


5. Jadi Tahu Apa yang Mesti Diubah

Nggak semua bagian dari diri kita perlu dipertahankan. Kadang, dewasa berarti sadar bahwa ada hal-hal dalam diri yang perlu disesuaikan biar hidup bisa terus jalan. Entah itu pola pikir yang udah nggak relevan, kebiasaan lama yang bikin stuck, atau cara kita memperlakukan diri sendiri.

Keinginan untuk berubah ini juga biasanya muncul bukan dari tekanan, melainkan kepedulian---terutama pada diri sendiri. Kamu nggak mau terjebak di kesalahan yang sama, karena sekarang kamu tahu: berkembang itu bukan tentang jadi orang baru, tapi versi yang lebih baik dari dirimu yang dulu.

6. Pemahaman tentang Diri Sendiri Lebih Meningkat

Makin ke sini, kamu makin paham siapa dirimu sebenarnya. Kamu tahu apa yang bikin kamu semangat, apa yang bikin kamu stres, dan gimana caranya bangkit lagi kalau jatuh. Kamu juga mulai bisa menerima kekuranganmu tanpa drama—karena kamu tahu, itu semua bagian dari dirimu juga.

Bagian terbaiknya? Kamu berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Fokusmu bukan lagi “aku harus seperti mereka”, tapi “aku mau lebih baik dari kemarin”. Di titik ini, kamu sadar kalau pendewasaan bukan soal jadi sempurna, tapi soal belajar mencintai dirimu apa adanya.

7. Lebih Merindukan Damai, Ketimbang Menuntut Orang Lain

Dulu, kamu mungkin sering mikir “kenapa orang lain nggak bisa berubah?”. Tapi seiring waktu, kamu sadar bahwa yang bisa kamu ubah cuma dirimu sendiri. Kamu mulai lebih tenang, nggak terlalu berekspektasi tinggi pada orang lain, dan belajar menerima bahwa nggak semua hal bisa berjalan sesuai rencana.

Sekarang, kamu lebih menghargai kedamaian. Kamu tetap berusaha, tapi nggak lagi terobsesi sama hasil. Kamu tahu kapan harus gas, kapan harus istirahat. Dan tanpa sadar, kamu mulai menikmati hidup dengan cara yang lebih sederhana dan tulus. Karena pada akhirnya, peace of mind itu hadiah paling berharga dari proses pendewasaan.

kumpulanBaca Artikel Lainnya di Sini!


Yang Tak Terkatakan tentang Menuju Dewasa

yangTemukan di Sini!

Hidup tidak memiliki buku panduan. Kita semua dituntut menjadi dewasa tanpa pernah dibekali apa-apa. Yang Tak Terkatakan Tentang Menuju Dewasa merupakan medium Okki Sutanto membagikan cerita tentang banyak hal, termasuk ketika ia terapung dalam badai, mengambang terbawa ombak, hilang arah dalam kebingungan; atau bahkan tersesat dalam labirin yang berlapis dan senantiasa berubah

Cerita-cerita di dalamnya datang dari kumpulan tulisan Okki melewati beragam fase kehidupan. Mulai dari selepas kuliah, hingga menjadi ia yang kita kenal di media sosialnya saat ini. Harapannya, buku ini hadir sebagai catatan perjalanan dari seorang penyintas untuk merangkul orang-orang yang merasa sejiwa, bukan karena ia Si Paling Tahu dan merasa bisa membuat manual kehidupan untuk orang lain.

Pada tiap kisah dicantumkan tanggal tulisan, dengan tujuan agar pembaca mendapat konteks serta latar waktu ketika tulisan itu dibuat. Beberapa di antaranya masih terbilang baru, tentu, karena hingga hari ini pun ia masih menjalani proses pendewasaan.

Dirajut dalam bentuk refleksi dan esai ringan khas tulisan Okki Sutanto, buku ini bisa jadi teman perjalanan menuju dewasa yang kerap terasa sepi dan tak berujung. Termasuk sebagai pengingat bahwa ada banyak perspektif dalam hidup. Karena pada nyatanya, We’re on the same voyage, just with different boats. And the least we can do is support one another.


Kenalan Juga Sama Penulisnya, Yuk!

Okki Sutanto adalah seorang penulis, pengusaha, dan creator yang sejumlah karya serta pemikirannya pernah dimuat di media nasional. Beberapa waktu terakhir namanya kian dikenal karena penggalan tulisannya di media sosial—khususnya Instagram—kerap mencuri perhatian.

Di luar itu, Okki juga sering mengajar dan berbagi pemikiran soal penulisan, kreativitas, dan berpikir kritis. Karya dan aktivitas Okki bisa kamu temukan secara lengkap melalui blog pribadinya atau melalui instagram @okkisutanto.

Jangan lupa mampir ya, Grameds!


Dengar Bisikan Tentang Pendewasaan Melalui Pre-Order!

Yup, buat kamu yang tertarik untuk membaca sajian kisah Yang Tak Terkatakan Tentang Menuju Dewasa, kamu bisa mendengarkan bisikannya lewat Pre-Order di Gramedia! 😍

Dengan harga Rp135.000, kamu berkesempatan untuk mendengarkan bisikan soal pendewasaan beserta bonus, berupa tanda tangan penulis dan stiker untuk setiap pembelian bukunya!

promoDapatkan Promonya di Sini!

Penawaran ini hanya berlangsung selama tanggal 3–12 November 2025 aja ya. So, jangan sampai ketinggalan!


Jangan Tersesat di Jalan Menuju Dewasa, Temani Langkahmu dengan Bacaan!

Jalan menuju dewasa adalah jalan yang tak teraba. Terkadang datang bisikan setan yang merayumu supaya memilih jalan yang lebih instan. Nah, biar kamu nggak terhindar, sebaiknya temani perjalananmu itu dengan bacaan di bawah ini!

Limitless – Nadhira Afifa

yangTemukan di Sini!

Bayangin udah nyusun rencana hidup sedetail mungkin, tapi tiba-tiba semuanya ambruk karena satu kegagalan kecil. Itulah yang dialami Nadhira Afifa, ketika ia harus menelan kenyataan tidak lulus salah satu modul kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rasa percaya dirinya runtuh, membuatnya menutup diri dari dunia luar. Tapi dari masa-masa terendah itulah, ia mulai belajar banyak hal tentang makna berjuang, hingga akhirnya berhasil bangkit dan melangkah menuju babak baru dalam hidupnya, berkuliah di Harvard University.

Namun, perjalanan Nadhira di sana tidak otomatis berjalan mulus. Hidup di negeri asing membuatnya harus beradaptasi dengan ritme baru. Ia mesti menyeimbangkan peran sebagai anak, istri, dan pelajar ambisius di tengah ribuan mahasiswa dari seluruh dunia. Melalui kisahnya, pembaca diajak menyelami arti jatuh-bangun, mengenali potensi diri, dan menemukan keberanian untuk terus maju bahkan setelah gagal berkali-kali.


How to Love Better – Yung Pueblo

yangTemukan di Sini!

Sering kali kita jatuh cinta tanpa tahu cara mencintai dengan sehat. Di usia muda, cinta terasa menggebu, tapi kedewasaan emosional belum sepenuhnya terbentuk. Yung Pueblo melalui How to Love Better menuntun pembaca untuk memahami cinta dari sudut yang lebih matang, bahwa hubungan yang kuat bukan tentang mencari pasangan sempurna, melainkan tentang bertumbuh bersama dalam keberanian dan kesadaran diri.

Melalui refleksi dan kalimat-kalimat yang menenangkan, buku ini jadi semacam kompas bagi siapa pun yang ingin membangun hubungan yang lebih jujur dan dewasa. Di sini, cinta tak lagi tentang tuntutan, tapi tentang memahami emosi, sembuh dari luka, dan terus belajar menjadi versi terbaik diri sendiri di sisi orang lain.


Start With Why – Simon Sinek

yangTemukan di Sini!

Pernah merasa kerja kerasmu nggak membawa makna yang jelas? Dalam Start With Why, Simon Sinek mengajak kita untuk menggali satu pertanyaan paling mendasar: mengapa kita melakukan sesuatu? Lewat konsep Golden Circle, Sinek menjelaskan bagaimana para pemimpin dan organisasi hebat seperti Martin Luther King Jr., Steve Jobs, hingga Wright Brothers memulai dari “mengapa” sebelum berpikir soal “bagaimana” atau “apa”.

Buku ini menyoroti pola berpikir yang menginspirasi, membantu pembaca memahami bahwa kekuatan terbesar seseorang atau organisasi ada pada tujuan yang mereka yakini. Dengan gaya penceritaan yang penuh contoh nyata, Start With Why mendorong kita untuk menemukan makna terdalam dari setiap langkah agar bisa menggerakkan diri sendiri dan orang lain dengan lebih otentik.


The Strength in Our Scars – Bianca Sparacino

yangTemukan di Sini!

Setiap luka punya cerita, dan setiap cerita menyimpan kekuatan yang tumbuh perlahan di balik rasa sakit. Dalam The Strength in Our Scars, Bianca Sparacino menyajikan kata-kata yang lembut dan relatable. Narasinya hadir seperti pelukan dari seorang sahabat yang tahu rasanya patah. Ia menulis tentang kehilangan, kekecewaan, dan proses kembali percaya pada diri sendiri setelah dunia terasa runtuh.

Buku ini menjadi ruang aman bagi siapa pun yang sedang berjuang untuk pulih. Di setiap halamannya, pembaca diajak menemukan kedamaian, kekuatan, dan keyakinan bahwa luka bukan akhir dari segalanya. Ada harapan yang tumbuh dari sana. Pelan, tapi pasti.


Kitab Lima Unsur - Miyamoto Musashi

yangTemukan di Sini!

Kitab Lima Unsur adalah mahakarya paling mencerahkan tentang seni bela diri pedang dalam sejarah Jepang, bahkan dalam sejarah dunia. Buku ini ditulis bukan hanya untuk para ahli ilmu pedang, tetapi juga buat siapa saja yang ingin mengaplikasikan prinsip-prinsip abadi lima unsur ke dalam kehidupan mereka. Cara penulisannya sangat sederhana, mudah dicerna, dan detail.

Dengan membaca dan memahami betul-betul isi buku ini, serta berlatih sesuai dengan petunjuk mengenai prinsip-prinsip yang diciptakan Musashi—yang ia namai “Jalan Strategi”—kita akan menjelma sebagai ahli ilmu pedang yang pilih tanding. Lebih dari itu, kita juga akan menjalani hidup sebagaimana pendekar pedang menjalani hidupnya yang bersahaja, bertumpu pada spiritualitas, dan memperlakukan orang lain secara adil, benar, dan tepat.


Pada Akhirnya,

Setelah melewati banyak hal, kamu mulai belajar berdamai dengan semua yang terjadi. Rasa syukur tumbuh pelan-pelan. Sebab kamu berhasil bertahan sejauh ini, walau sempat goyah di tengah jalan. Setiap keputusan, setiap ragu, dan setiap kegagalan ternyata punya perannya sendiri dalam membentuk dirimu hari ini. Kamu pun mulai memahami bahwa proses tumbuh selalu menghadirkan warna yang berbeda bagi setiap orang—ada yang cepat, ada yang perlahan, dan semuanya sah untuk dijalani.

Pendewasaan sering kali terasa berat. Ada hari-hari di mana kamu kehilangan arah, atau momen ketika kamu harus melepaskan sesuatu yang dulu begitu kamu yakini. Tetapi, di tengah semua ketidakpastian itu, kamu tetap memilih untuk melangkah. Dari situlah kedewasaan perlahan lahir, melalui celah keberanian menghadapi hari-hari yang tidak selalu kamu mengerti, tapi tetap kamu jalani dengan sepenuh hati.

Seperti yang ditulis Okki Sutanto dalam Yang Tak Terkatakan Tentang Menjadi Dewasa, setiap orang sedang terapung di lautan kehidupannya masing-masing. Ada yang berjuang menenangkan badai, ada pula yang baru belajar membaca arah angin. Namun, kita semua sedang berlayar di samudra yang sama. Setiap pengalaman, sekecil apa pun, membantu kita memahami makna menjadi manusia yang terus tumbuh. 🌊✨

promoDapatkan Promonya di Sini!


Baca juga: Mengapa Kita Sering Salah Paham: Pelajaran Tentang Hubungan dari Eric Barker


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial lainnya dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter